JAKARTA (IndoTelko) — Google Cloud meluncurkan fitur deteksi dan intervensi ransomware berbasis kecerdasan buatan (AI) di layanan Google Drive for Desktop, guna memperkuat pertahanan siber bagi pengguna korporasi, lembaga publik, dan institusi pendidikan di Indonesia serta kawasan Asia Pasifik.
Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya ancaman serangan siber di kawasan, di mana 21% dari seluruh penyusupan yang diamati Mandiant pada 2024 merupakan ransomware, dengan kerugian rata-rata mencapai lebih dari US$5 juta per insiden.
Menurut Country Director Indonesia Google Cloud Fanly Tanto, fitur baru ini menghadirkan lapisan pertahanan tambahan yang mampu menghentikan ransomware bahkan setelah berhasil menembus sistem antivirus tradisional.
“Deteksi dan intervensi berbasis AI di Google Drive for Desktop mampu mengenali ciri khas serangan ransomware, yaitu upaya enkripsi massal file, lalu menghentikan sinkronisasi otomatis ke cloud untuk mencegah penyebaran,” ujar Fanly.
Ditambahkannya, pendekatan ini menciptakan semacam ‘balon pelindung’ digital yang menjaga file penting pengguna tetap aman dan dapat dipulihkan dengan mudah.
Fitur keamanan baru ini bekerja dengan model AI eksklusif yang dilatih menggunakan jutaan sampel ransomware nyata. Sistem akan menghentikan sinkronisasi file ketika terdeteksi aktivitas mencurigakan, kemudian menampilkan notifikasi di desktop dan email pengguna dengan panduan pemulihan data.
Berbeda dari solusi tradisional, pengguna dapat memulihkan file hanya dalam beberapa klik tanpa perlu perangkat lunak tambahan. Bagi administrator TI, Google menyediakan notifikasi di konsol Admin dan log audit detail di pusat keamanan (security center).
Mandiant, unit keamanan Google Cloud, melaporkan bahwa 89% organisasi di Asia Pasifik dan Jepang baru mengetahui adanya serangan ransomware setelah diberi tahu pihak luar, menunjukkan lemahnya deteksi internal di banyak perusahaan.
Fanly menegaskan bahwa pendekatan baru ini merupakan evolusi penting dalam strategi keamanan siber.
“Pertahanan antivirus masih penting, tetapi tidak lagi cukup. Ransomware kini sudah menjadi masalah bisnis, bukan sekadar isu TI. Dengan solusi berbasis AI, kami ingin membantu organisasi melindungi operasi kritikal seperti layanan kesehatan, manufaktur, hingga sektor publik dari serangan yang bisa melumpuhkan,” katanya.
Fitur AI Ransomware Detection and Intervention ini diluncurkan dalam versi open beta dan tersedia tanpa biaya tambahan di sebagian besar paket komersial Google Workspace.(ak)