telkomsel halo

Adopsi Ai dihadapkan kendala keamanan data, infrastruktur TI, etika dan talenta

06:13:00 | 07 Jun 2025
Adopsi Ai dihadapkan kendala keamanan data, infrastruktur TI, etika dan talenta
JAKARTA (IndoTelko) - Sebuah studi terbaru dari IBM menunjukkan kesiapan bisnis di Indonesia untuk mengadopsi kecerdasan buatan (atau Artificial Intelligence - AI), dengan 85% melaporkan keuntungan operasional yang signifikan dan 93% yakin dengan kemampuan mereka untuk menerapkan AI. Namun, kesiapsiagaan etika AI tertinggal — hanya 45% responden mengatakan mereka memahami cara menggunakan AI secara etis, dan hanya 24% melaporkan memiliki proses tata kelola AI yang jelas.

Laporan berjudul “Unlocking Indonesia’s Economic Potential for Future Prosperity” menawarkan pandangan komprehensif tentang prioritas dan tantangan lebih dari 500 pemimpin bisnis senior di seluruh Indonesia, yang mencakup berbagai industri baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN). Studi ini mengeksplorasi prospek ekonomi, strategi pertumbuhan, dan poin-poin penting guna membantu meningkatkan upaya mempercepat pembangunan berkelanjutan melalui AI.

Berikut beberapa temuan utama dalam laporan ini :

1. AI dan transformasi digital sebagai pendorong pertumbuhan

77% pemimpin bisnis Indonesia melihat AI dan transformasi digital sebagai peluang pertumbuhan utama negara ini.

2. Fokus pada Keberlanjutan

94% responden berencana untuk meningkatkan investasi dalam inisiatif keberlanjutan, dengan 89% sudah mengalokasikan lebih banyak dana untuk teknologi hijau dalam anggaran tahun 2025 mereka.

3. Tantangan kritis yang ada

Infrastruktur (84%), keamanan siber (55%), dan kurangnya talenta terampil digital (45%) tetap menjadi hambatan utama untuk mewujudkan ambisi ekonomi digital Indonesia.

Usaha mikro dan kecil merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB dan menyerap 97% tenaga kerja. Meskipun sektor ini memimpin dalam investasi digital, hanya 63% yang memiliki strategi AI yang jelas, dibanding usaha menengah (80%) dan besar (71%). Ini menandakan perlunya kebijakan pemerintah yang lebih terarah untuk mendukung transformasi digital UMKM.

Dikatakan General Manager and Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian, Indonesia berada di garis depan inovasi teknologi dan kemajuan digital, dan IBM bekerja dengan pelaku bisnis serta pemangku kebijakan guna menggalakkan transformasi digital berbasis AI secara luas.

"IBM percaya bahwa dengan membangun fondasi digital yang aman, menjembatani kesenjangan talenta, serta mendorong kerangka kerja nasional untuk AI yang etis melalui kolaborasi dan investasi infrastruktur akan menjadi faktor utama keberhasilan,” ujarnya.

Laporan ini juga menyoroti kesenjangan yang melebar antara sektor swasta dan BUMN. Meskipun BUMN sangat penting untuk infrastruktur nasional, 59% menyebutkan kurangnya tenaga kerja terampil sebagai tantangan digital utama mereka, diikuti oleh biaya operasional yang tinggi (55%) dan masalah keamanan data (49%). Ini menunjukkan laju investasi keamanan yang lebih lambat, yang berpotensi membahayakan jaringan nasional dan rantai pasokan.

Meskipun 83% responden menyadari inisiatif pemerintah yang ada untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sebagian besar—97%—menyerukan kemitraan publik-swasta yang lebih dalam, terutama dalam pengembangan AI dan keterampilan digital.

Para pemimpin bisnis menunjuk pada ciri-ciri kepemimpinan modern seperti kemampuan beradaptasi dan agile (71%), kolaborasi dan orientasi tim (63%), dan fokus yang kuat pada inovasi teknologi (78%) sebagai faktor penting dalam mendorong keberhasilan bisnis di lanskap digital yang berkembang pesat.

GCG BUMN
Ditambahkannya, waktu untuk eksperimen telah berakhir. Pihaknya percaya sekarang adalah waktu yang tepat memulai transformasi nyata untuk era baru AI ini. "Bisnis dan pembuat kebijakan sama-sama memiliki peluang unik untuk membentuk pertumbuhan berbasis AI dalam skala besar. IBM bertujuan untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dan berkontribusi pada pengembangan ekosistem AI yang kuat di Indonesia," jelasnya. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories