Manfaat finansial yang kompetitif (Berikan reward kepada nasabah): Temukan keseimbangan ideal antara harga yang wajar dan nilai tambah serta bonus yang nyata yang memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan serta harapan nasabah.
43% responden menginginkan bank menggunakan AI untuk menganalisis data pribadi dan keuangan mereka guna menerima rekomendasi layanan dan produk yang tepat.
Masih banyak di antara mereka yang mengkhawatirkan masalah privasi (63%) atau keamanan data (69%).
Sementara sebagian besar nasabah menganggap bank sebagai entitas paling terpercaya untuk melindungi data pribadi mereka, 89% nasabah memiliki kekhawatiran tentang penggunaan data pribadi mereka oleh bank.
Nasabah melihat beberapa manfaat AI dalam perbankan. Sebanyak 89% nasabah bersedia menggunakan asisten keuangan bertenaga AI untuk membantu tugas-tugas teknis, seperti memastikan mereka tidak melewatkan pembayaran dan menghindari biaya keterlambatan, serta memantau saldo rekening mereka.
Untuk membangun kepercayaan pada solusi AI, bank harus transparan tentang bagaimana teknologi digunakan dalam pemrosesan data dan memberi nasabah lebih banyak kendali atas personalisasi berbasis AI.
Penemuan survei yang lain meliputi :
Bank harus mengutamakan imbalan daripada bunga
Walaupun 82% nasabah mengatakan bunga merupakan faktor penting saat memilih bank, 39% nasabah tidak mengetahui nilai bunga untuk rekening tabungan mereka. Sementara itu, 78% nasabah menginginkan reward atas loyalitas hubungan mereka dengan bank .
Kantor cabang tetap diminati
Tercatat 86% responden merasa perlu melihat kantor cabang di lingkungan tempat tinggal mereka, karena hal ini menunjukkan stabilitas dan ketersediaan bank, dan 74% responden mendatangi kantor cabang untuk menyelesaikan masalah yang spesifik dan rumit.
Nasabah tidak selalu mempercayai bank mereka saat ditawarkan layanan baru
Hampir setengah responden (48%) merasa bank terkadang menawarkan produk yang tidak terlalu menguntungkan nasabah. Hal ini dapat mengikis kepercayaan dan membuat nasabah ragu untuk terlibat dengan bank mereka.
Dikatakan Financial Services Lead, Southeast Asia di Accenture, Paul Ng, di tengah industri perbankan yang bergerak cepat di Asia Tenggara, peluang pertumbuhan industri perbankan terletak pada mendorong advokasi sehingga nasabah pasif dapat menjadi nasabah setia yang mendukung bank. "Seperti yang disorot dalam laporan kami, peningkatan skor advokasi sebesar 10% dapat mendorong peningkatan pertumbuhan sebesar 1% untuk bank pada umumnya," jelasnya.
Tidak ada bank yang dapat melakukan segalanya. Karenanya, pilihan strategis menjadi sangat penting. Beberapa bank akan mengandalkan kepercayaan, memperkuat peran mereka sebagai penjaga keuangan nasabahnya. Bank lain akan memanfaatkan AI dan data untuk memberikan pengalaman nasabah yang sangat personal.
Bagi banyak bank, layanan tanpa hambatan akan menjadi pembeda utama. Bank harus menentukan nilai advokasi mereka sendirimemutuskan nilai mana yang harus dikedepankan, nilai mana yang harus diikuti, dan mana yang harus dilepaskan.
Generative AI hadir di momen yang tepat untuk mengembalikan peran perbankan dengan menggabungkan kekuatan inovasi digital dengan sentuhan hubungan manusia. Masa depan perbankan bukan tentang menggantikan interaksi dengan AI, melainkan memperkaya dan memperkuatnya. Bank yang mampu menemukan keseimbangan di antara keduanya berpeluang untuk mengubah nasabah menjadi pendukung setia, sekaligus membuka jalan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sementara, Financial Services Lead Indonesia di Accenture, Tari Soraya Anggraini mengungkapkan, meskipun nasabah pada umumnya mempercayai bank untuk menjaga keamanan data mereka, kepercayaan terhadap cara data tersebut digunakan dengan AI masih dapat diperbaiki. Di Indonesia, di mana adopsi perbankan digital meningkat pesat bersamaan dengan peningkatan masalah privasi data, ketegangan ini masih sangat terasa.
"Seiring dengan penerapan Generative AI oleh industri perbankan, hal yang penting adalah mengatasi kekhawatiran konsumen terkait privasi dan keamanan, agar bank dapat membangun kepercayaan dan mendorong penerimaan yang lebih luas," katanya.
Pemanfaatan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman nasabah perbankan menjadi hal yang tak kalah penting. Hal ini merupakan perubahan persepsi dari kecerdasan buatan menjadi kecerdasan buatan yang dapat dipercaya oleh nasabah,
Inilah momen yang tepat bagi bank-bank di Indonesia: dengan kemampuan unik Generative AI untuk mengingat, meyakinkan, dan mempersonalisasi, teknologi ini hadir untuk menjembatani kesenjangan kepercayaan—dan menjadikan pengalaman perbankan terasa lebih manusiawi.
Accenture melakukan survei terhadap 49.300 responden di 38 pasar: Austria, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Cile, Tiongkok, Kolombia, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hong Kong, Indonesia, Irlandia, Israel, India, Italia, Luksemburg, Jepang, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Filipina, Polandia, Portugal, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Thailand, UEA, Inggris, dan Amerika Serikat. Responden diwajibkan memiliki rekening bank (dan menjadi pengambil keputusan utama atas rekening tersebut) serta mencakup berbagai generasi dan tingkat pendapatan. Survei dilakukan secara daring pada Agustus 2024. (mas)