telkomsel halo

Duuh, banyak pemilik kripto tidak menyadari ancaman siber

03:35:00 | 27 Jan 2023
Duuh, banyak pemilik kripto tidak menyadari ancaman siber
JAKARTA (IndoTelko) - Kaspersky telah menjelajahi tren penggunaan aset kripto, dan menemukan bahwa hanya 25 persen responden merasa mendapat informasi yang cukup tentang potensi ancaman dunia maya aset kripto, sementara 23 persen tidak memiliki informasi sama sekali.

Dalam sebuah survei, Kaspersky juga menemukan bahwa separuh responden telah terkena dampak dari kejahatan siber kripto, dengan 40 persen pemilik aset tidak percaya bahwa sistem perlindungan kripto saat ini efektif. Ini dan temuan lainnya ada dalam laporan terbaru Kaspersky.

Apakah pengguna terbiasa dengan ancaman siber asset kripto?

Menurut survei terbaru, sebagian besar individu tidak menyadari potensi ancaman yang dihadapi oleh pemilik aset kripto. Meskipun popularitas aset kripto meningkat, hanya 25 persen responden yang merasa mengetahui atau sangat mengetahui tentang potensi risiko penggunaannya, sementara 23 persen tidak memiliki informasi sama sekali. Selain itu, kesadaran akan ancaman ini menurun seiring bertambahnya usia, dengan konsumen yang lebih muda di bawah 35 tahun terpapar lebih banyak informasi.

Ancaman dunia maya, seperti pencurian dan penipuan virtual, adalah salah satu aspek negatif yang paling sering dikutip dari penggunaan aset kripto, dengan masing-masing 27 persen dan 26 persen responden menyorotinya sebagai perhatian utama mereka. Sementara 38 persen responden tidak menyadari bahwa mereka bisa menjadi target ancaman kripto - bahkan jika mereka tidak memiliki aset kripto. Perlu dicatat bahwa siapa pun dapat menjadi target penambang kripto (cryptomining) program yang secara diam-diam menghasilkan aset kripto untuk pemiliknya menggunakan sumber daya komputer lain, baik mereka memiliki aset kripto atau tidak.

Di negara-negara Afrika Selatan dan Asia Pasifik, penipuan investasi kripto (masing-masing 23% dan 15%) dan aplikasi palsu (masing-masing 16% dan 15%) merupakan perhatian utama. Sedangkan di Eropa, masalah paling menonjol adalah serangan pemerasan di mana scammers mengancam untuk mengungkap riwayat penjelajahan korban di situs web dewasa kecuali mereka memberikan akses pribadi atau mengirim aset kripto (13%).

Apakah aset kripto membutuhkan lebih banyak perlindungan?
Separuh (49%) dari semua responden telah dipengaruhi oleh kejahatan aset kripto dalam beberapa cara, mengungkapkan berbagai aktivitas kriminal di lapangan. Selain itu, 49 persen individu yang disurvei tidak percaya bahwa sistem perlindungan saat ini untuk aset kripto efektif, dengan 40 persen pemilik aset kripto juga saat ini tidak percaya bahwa sistem perlindungan yang ada sudah cukup memadai.

"Meskipun penurunan terjadi di pasar kripto baru-baru ini, namun tingkat aktivitas berbahaya di lapangan tidak menurun. Industri kripto, yang masih dalam masa pertumbuhan, tetap menjadi target utama para scammers. Survei ini menekankan perlunya peningkatan kesadaran dan edukasi mengenai potensi risiko yang dihadapi oleh pemilik asset kripto. Karena adopsi aset digital terus bertumbuh, sangat penting bagi individu untuk mengambil tindakan yang tepat guna melindungi diri dari ancaman dunia maya," komentar Kepala unit Asia Pasifik, Tim Riset & Analisis Global Kaspersky (GReAT) Vitaly Kamluk.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year