telkomsel halo

Pekerjaan Hybrid tingkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan

08:34:00 | 19 May 2022
Pekerjaan Hybrid tingkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan
JAKARTA (IndoTelko) - Hasil studi global terbaru Cisco, pekerjaan hybrid telah meningkatkan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan, keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, serta kinerja karyawan di Indonesia. Sementara itu, organisasi telah memperoleh manfaat dari tingkat produktivitas karyawan yang lebih tinggi, sehingga lebih banyak yang perlu dilakukan untuk membangun budaya inklusif dan sepenuhnya menanamkan pengaturan kerja hybrid untuk meningkatkan tingkat kesiapan dan meningkatkan pengalaman karyawan.

Dalam studi nya, Cisco mencatat 85% karyawan di Indonesia mengatakan bahwa kemampuan untuk bekerja dari mana saja membuat mereka lebih bahagia.  Pekerjaan hybrid telah meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan, di mana 87% mengatakan bahwa mereka menghemat uang dalam satu tahun terakhir dan 79% mengatakan bahwa mereka menjadi lebih sehat secara fisik

Selanjutnya, ditemukan pula 6 dari 10 karyawan mengatakan produktivitas dan kualitas kerja telah meningkat.  Hanya 1 dari 4 karyawan di Indonesia yang merasa perusahaan mereka sangat siap untuk pekerjaan hybrid

Studi Cisco yang berjudul “Employees are ready for hybrid work, are you?” juga menemukan bahwa lebih dari satu dari dua karyawan (56%) di Indonesia percaya bahwa kualitas kerja telah meningkat. Sementara, 53% responden merasa bahwa produktivitas mereka meningkat. Lebih dari tiga perempat (77%) juga merasa peran mereka sekarang dapat dilakukan dengan sukses dari jarak jauh seperti di kantor. 

Survei terhadap 28.000 karyawan dari 27 negara, termasuk lebih dari 1.050 responden dari Indonesia, mengungkapkan bahwa hanya satu dari empat (25%) karyawan Indonesia yang berpikir bahwa perusahaan mereka ‘sangat siap’ untuk masa depan dengan pekerjaan hybrid.

Managing Director, Cisco Indonesia, Marina Kacaribu mengatakan,  dua tahun terakhir telah menunjukkan kepada kita bahwa pekerjaan bukan lagi tempat kita pergi, tetapi apa yang kita lakukan. Dalam situasi pekerjaan hybrid, karyawan dan perusahaan di Indonesia merasakan manfaat nyata dari peningkatan kesejahteraan karyawan hingga produktivitas dan kinerja kerja yang lebih baik.

“Namun, pekerjaan hybrid lebih dari sekadar mendukung kerja jarak jauh (remote) atau kembali ke kantor dengan aman. Para pemimpin perusahaan perlu memikirkan kembali cara menumbuhkan budaya inklusif, menempatkan karyawan – pengalaman, keterlibatan, dan kesejahteraan mereka – di pusat, dan memodernisasi jaringan dan infrastruktur keamanan mereka untuk memberikan pengalaman karyawan yang lancar, aman dan inklusif," jelasnya.

Ditemukan pula Hampir 9 dari 10 (87%) responden Indonesia juga mengatakan bahwa kesejahteraan finansial mereka meningkat, dengan rata-rata tabungan mereka mencapai lebih dari USD5.824 (IDR85 juta) per tahun. Penghematan bahan bakar dan/atau perjalanan pulang-pergi yang cukup besar, sebesar 93% di antara tiga area teratas mereka untuk penghematan, diikuti oleh penurunan pengeluaran untuk makanan dan hiburan sebesar 79%. 8 dari 10 responden (82%) percaya bahwa mereka dapat mempertahankan pengehematan ini dalam jangka panjang, dan 72% akan mempertimbangkan penghematan ini ketika mempertimbangkan untuk berganti pekerjaan. 

Selain itu, 7 dari 10 (79%) responden percaya kebugaran fisik mereka meningkat dengan kerja secara remote. 81% responden pun mengatakan pekerjaan hybrid berdampak positif pada kebiasaan makan mereka. 

Sebagian besar (92%) menunjukkan bahwa kerja secara remote telah meningkatkan hubungan keluarga dan setengah (47%) responden melaporkan hubungan yang lebih erat dengan teman-teman. 

Masa depan pekerjaan adalah hybrid, menurut 84% karyawan di Indonesia yang mengatakan mereka menginginkan kombinasi model kerja remote dan in-office hybrid di masa depan, dibandingkan dengan full remote (14%) dan full-office (3%).

Sementara itu,  Senior Director, People & Communities, Cisco, APJC, Anupam Trehan mengatakan, kepercayaan telah menjadi prinsip inti dalam pekerjaan hybrid perusahaannya yang normal, di samping fleksibilitas, dan kepemimpinan yang empatik.

Penelitian terbaru kami menunjukkan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk sepenuhnya mengintegrasikan pengaturan kerja secara hybrid bagi karyawan, terutama dalam hal membangun budaya inklusif yang didukung oleh infrastruktur teknologi yang efisien di dunia kerja baru yang jelas disukai karyawan ini. 

"Para pemimipin dan perusahaan perlu berkomitmen pada tindakan yang sangat membantu untuk mempertahankan orang-orang mereka – mendengarkan, membangun kepercayaan, dan memimpin dengan empati, fleksibilitas, dan keadilan,” tambahnya.

Dijelaskannya, pada saat yang sama, teknologi akan tetap berperan penting untuk memungkinkan masa depan dengan tenaga kerja yang semakin beragam dan terdistribusi. Dua pertiga (67%) responden percaya bahwa memiliki masalah konektivitas secara teratur membatasi karier bagi pekerja jarak jauh. Akibatnya, 93% mengatakan infrastruktur jaringan sangat penting untuk pengalaman bekerja dari rumah yang mulus, tetapi sekitar 28% mengatakan perusahaan mereka masih membutuhkan infrastruktur jaringan yang tepat. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur, Keamanan Siber, Cisco ASEAN, Juan Huat Koo mengatakan, teknologi adalah pendorong utama pertumbuhan di tempat kerja hybrid, dan itu perlu didukung oleh keamanan terintegrasi dari ujung ke ujung. Organisasi harus memprioritaskan postur keamanan yang kuat yang menopang setiap upaya digitalisasi dan memastikan bahwa keamanan siber adalah inti dari arsitektur teknologi mereka. 

"Di tengah area permukaan serangan yang diperluas saat ini karena semakin banyak pengguna dan perangkat terhubung ke aplikasi perusahaan, organisasi perlu meningkatkan keamanan dan membangun kewaspadaan yang lebih besar, dengan memungkinkan akses yang aman dan melindungi pengguna dan titik akhir di jaringan dan cloud.” katanya. (sg) 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year