telkomsel halo

Hati-hati, banyak serangan siber manfaatkan pamor K-Pop

09:10:00 | 08 Okt 2020
Hati-hati, banyak serangan siber manfaatkan pamor K-Pop
JAKARTA (IndoTelko) - Riset membuktikan bahwa netizen Indonesia dapat terpapar oleh malware dan situs berbahaya lainnya dengan mencari nama-nama artis terkenal secara online.

Blackpink merupakan girlband asal Korea Selatan yang menduduki tingkat pertama di daftar artis yang paling sering dicari oleh netizen Indonesia secara online. McAfee telah meneliti risiko dari aktivitas mencari nama-nama artis terkenal di dunia maya yang dapat membahayakan pengguna internet.

Lagu duet dengan Selena Gomez berjudul “Ice Cream” mendatangkan rekor baru di deretan kemenangan Blackpink yaitu menjadi artis pemilik kanal YouTube dengan subscribers terbanyak kedua di dunia dengan 44.8 juta subscribers.

Dunia musik global juga sudah familiar dengan Blackpink sebagai girlband Korea yang hobi memecahkan rekor, seperti menjadi artis wanita Korea dengan peringkat tertinggi di Billboard Top 100 - “Ice Cream” dan “Kill This Love” di posisi ke-13 dan ke-24. Menyusul kesuksesan dan jutaan penggemar global mereka, Blackpink menjadi artis paling dicari di Indonesia. Penelitian McAfee menunjukkan bahwa grup atau aktor populer sebenarnya bisa menjadi artis yang paling berbahaya untuk ditelusuri, karena nama mereka menghasilkan tautan online yang memiliki bahaya tinggi.

Mengikuti Blackpink, boyband asal Korea Selatan, EXO, menempati posisi kedua sebagai selebriti paling dicari dengan risiko kejahatan siber di Indonesia, bersama dengan Zayn Malik dan Gigi Hadid, di nomor 3 dan 4, pasangan Hollywood yang baru saja menjadi orangtua.

Selebritas Indonesia yang terkenal dengan persona TV dan saluran YouTube-nya, Raffi Ahmad, menempati urutan ke-5 dalam daftar tersebut, diikuti oleh Selena Gomez yang baru-baru ini merilis single dengan Blackpink (No. 6) dan Atta Halilintar, YouTuber Indonesia yang terpopuler ke-22 di dunia tahun 2020 (No. 7). Di urutan sepuluh besar adalah bintang Korea yang berperan di Boys Over Flowers dan The King: Eternal Monarch, Lee Min Ho (No. 8), Aurel Hermansyah (No. 9) yang terkenal karena persona media sosialnya dan pertunangannya dengan Atta Halilintar, serta mantan member JKT48, Adhisty Zara (No. 10).

Daftar artis yang paling banyak ditelusuri merupakan peringatan bagi netizen Indonesia untuk lebih mewaspadai risiko hiburan gratis di ranah online. Konten mengenai artis populer dapat membuat netizen secara tidak sengaja mengklik tautan berbahaya.

Penggunaan media sosial dan layanan online kian meningkat di Indonesia, apalagi dengan adanya peraturan pencegahan Covid-19, seperti PSBB. Hal itu meningkatkan aktivitas mereka di berbagai perangkat dan menjelajahi internet untuk mencari berbagai macam hiburan. Pelaku kejahatan siber telah mengikuti tren ini dan melihat perilaku konsumen untuk mengembangkan strategi penipuan mereka.

“Penjahat siber dengan cepat memanfaatkan ketertarikan konsumen pada budaya selebriti, menipu semakin banyak pengguna untuk mengakses situs atau konten berbahaya untuk mendapatkan hiburan gratis. Pengguna mungkin tidak sepenuhnya menyadari risiko mereka di internet, dan seberapa bahaya kejahatan siber ini terlebih dengan adanya pencurian data pribadi. Sangat penting bagi konsumen untuk belajar melindungi kehidupan digital mereka dari aktor kejahatan online dengan berpikir dua kali sebelum mengakses situs atau konten tertentu, terutama karena penjahat terus menerapkan praktik penipuan seperti situs palsu yang menawarkan konten gratis,” kata Head of Southeast Asia Consumer McAfee Shashwat Khandelwal.   
 
Menghindari Iklan
Lagu-lagu dari Blackpink, Selena Gomez, dan EXO sudah tersedia di Spotify, Apple Music, serta Joox tetapi diselingi dengan iklan, kecuali jika diakses dengan langganan berbayar. Drama Korea yang dibintangi oleh aktor terkenal, Lee Min-ho, dapat ditonton di banyak platform termasuk Netflix, dengan langganan berbayar, atau VIU Indonesia yang gratis untuk streaming, tetapi membutuhkan koneksi internet dan ditambahkan iklan di videonya.

Selain itu, netizen Indonesia selalu ingin up-to-date dengan berita hiburan terkini yang melibatkan selebriti internasional dan lokal, seperti power couple Gigi dan Zayn, Aurel dan Atta, Raffi Ahmad, serta Adhisty Zara. Mengakses informasi dari internet dapat membuat mereka rentan terhadap serangan siber, terutama dengan munculnya iklan clickbait yang melibatkan nama-nama terkenal tersebut.

Dengan akses hiburan dan musik yang dibatasi oleh biaya berlangganan, orang Indonesia lebih memilih untuk mengunduh konten secara ilegal, sehingga berisiko menjadi korban kejahatan siber dan kehilangan informasi pribadi.

Pengaruh K-Wave
Di Indonesia, pengaruh K-wave atau budaya Korea Selatan masih sangat kuat, dengan K-drama dan K-pop menjadi makanan pokok banyak orang di negara ini. Blackpink dan EXO adalah dua grup band Korea Selatan paling populer dengan ribuan penggemar di Indonesia, sementara Lee Min-ho terkenal dengan K-drama yang sangat digemari, seperti Boys Over Flowers, The Heirs, Legend of the Blue Sea, dan K-drama yang paling dinantikan di tahun 2020, The King: Eternal Monarch.

Dengan adanya budaya mengunduh media secara ilegal di Indonesia, oknum penjahat siber secara cepat memanfaatkan selebriti terkenal dengan menanamkan malware atau situs jahat ke nama artis-artis tersebut. Sangat penting bagi penggemar K-drama dan K-pop untuk menyadari risiko yang terkait dengan konten "gratis" untuk menghibur diri di masa pandemi, serta menjaga diri dari serangan malware tersebut.

Menghindari Biaya
Banyak orang di Indonesia rela mencari cara untuk menghindari biaya langganan demi mengakses konten eksklusif dan populer di platform streaming video seperti Netflix, yang menampilkan The King: Eternal Monarch untuk melihat Lee Min-ho, atau di platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, dan Joox, yang membawakan lagu-lagu oleh Blackpink, Selena Gomez, EXO serta single Zayn Malik yang baru dirilis.

GCG BUMN
Terlepas dari ketersediaan lagu dan film populer melalui layanan streaming, dan akses konsumen ke lebih banyak konten daripada sebelumnya, banyak yang masih memilih untuk mempertaruhkan keamanan diri mereka dengan imbalan konten bajakan. Sangat penting bagi semua orang untuk memahami bahwa hal tersebut dapat membuka diri terhadap kejahatan siber yang semakin cerdas, seperti virus atau malware di torrent atau unduhan bajakan yang dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar daripada biaya langganan platform resmi.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year