telkomsel halo

Ini cara mengenali upaya pelaku kejahatan siber saat pandemi Covid-19

12:43:00 | 09 May 2020
Ini cara mengenali upaya pelaku kejahatan siber saat pandemi Covid-19
Paloalto (ilustrasi)
JAKARTA (IndoTelko) - Kejahatan siber makin meningkat.  Apalagi dalam pandemi virus corona di seluruh dunia,  memicu peningkatan pencarian topik-topik terkait virus ini di dunia maya. Para peneliti di Unit 42 melihat adanya peningkatan pencarian online melalui Google dan URL terkait Virus Corona sejak awal Februari.

Unit 42 adalah tim intelijen untuk memantau ancaman di dunia maya. Tim ini merupakan bagian dari Palo Alto Networks, pemimpin globaldi bidang keamanan siber. Studi ini ditulis oleh Janos Szurdi, Zhanhao Chen, Oleksii Starov, Adrian McCabe, dan Ruian Duan.

Banyak pelaku kejahatan siber mencoba mencari keuntungan dari maraknya pencarian online terhadap topik yang tengah menjadi trending ini. Apa yang mereka lakukan tentu saja tanpa mempedulikan etika, dan saat ini upaya kejahatan siber tersebut telah menyebabkan kerugian hingga miliaran dolar.

Untuk melindungi pelanggan Palo Alto Networks, periset di Unit 42 memantau kecenderungan dan perilaku mereka terhadap topik-topik yang tengah menjadi trending dan domain-domain yang baru terdaftar yang mengusung topik Covid-19.

Pemantauan tersebut menjadi kritikal karena pelaku tindak kejahatan siber sering memanfaatkan domain-domain tersebut beserta topik yang tengah menjadi trending untuk melakukan aksi kejahatannya.  Dengan menggunakan Google Trends dan log traffic, tim Unit 42 mengamati peningkatan tajam minat pengguna terhadap topik yang berkaitan dengan virus Corona Covid-19, dengan beberapa titik puncak penting pada akhir Januari, akhir Februari, dan pertengahan Maret 2020.

Lewat hasil pengamatan terhadap pertumbuhan minat pengguna yang luar biasa ini, terjadi rata-rata peningkatan harian pada registrasi nama domain terkait virus Corona sebesar 656% mulai Februari hingga Maret.

Dalam jangka waktu tersebut, Unit 42 dari Palo Alto Networks mencatat pertumbuhan registrasi domain berbahaya sebesar 569%, termasuk malware dan phishing, serta pertumbuhan registrasi domain "berisiko tinggi" sebesar 788%, termasuk scam (penipuan), coin mining tak beriizin, serta domain yang terbukti memiliki hubungan dengan URL jahat dalam domain-domain tersebut, atau pemanfaatan penyedia layanan bullet proof hosting, yang membuat hosting domain para pelaku kejahatan siber tersebut sulit terlacak.

Sampai akhir Maret lalu, Unit 42 telah mengidentifikasi 116.357 nama domain baru terkait virus Corona yang telah terdaftar. Dari seluruh domain baru tersebut, 2.022 domain dinilai berbahaya, sedangkan 40.261 lainnya "berisiko tinggi".

Selanjutnya, unit 42 menganalisis domain ini dengan mengelompokkannya berdasarkan informasi pada WHOIS, catatan DNS, dan tangkapan layar (dikumpulkan oleh web crawler otomatis) untuk mendeteksi adanya kampanye registrasi domain berbahaya.

Meski ditemukan banyak domain yang didaftarkan untuk dijual kembali guna memperoleh keuntungan, namun sebagian besar digunakan untuk melakukan kejahatan yang umum terjadi, maupun untuk toko online untuk menipu penjual barang dengan persediaan terbatas.

Sejumlah aksi penipuan pada umumnya bak memancing di air keruh dengan memanfaatkan isu virus Corona, contohnya antara lain domain hosting malware, situs phishing, situs untuk penipuan, malvertising, cryptomining, dan Black Hat Search Engine Optimization (SEO) - untuk meningkatkan peringkat pencarian situs web secara tidak etis.

Walaupun banyak webshop dengan domain yang baru terdaftar mencoba untuk menipu pengguna, Unit 42 mendeteksi sekelompok domain yang secara tidak etis memanfaatkan ketakutan pengguna terhadap virus Corona untuk dipaksa membeli produk mereka.

Selain itu, Unit 42 juga menemukan sekelompok domain bertema virus Corona, yang sekarang melayani parked page dengan JavaScript yang berisiko tinggi karena dapat mengarahkan pengguna ke konten berbahaya, sewaktu-waktu.

Sayangnya, selalu saja ada pelaku kejahatan siber yang akan mencoba membuat banyak orang menjadi korban di saat ketakutan masyarakat meningkat akibat sejumlah peristiwa yang terjadi dalam skala lokal, nasional, maupun dunia.

Unit 42 mengamati munculnya kejadian danjenis perilaku serupaini berulang, Mereka tak pedulisaat malapetaka terjadi, para pelaku kejahatan dunia maya mulai bergerak mencari korban. Sedihnya, kita tidak bisa mengharapkan tipe perilaku eksploitatif ini berhenti dalam waktu dekat.

Mengantisipasi hal ini, orang-orang seharusnya bersikap sangat skeptis terhadap email apa pun atau situs web yang baru terdaftar dengan tema COVID-19, tak peduli apakah mereka mengklaim memiliki informasi, kit pengujian, ataupun berusaha menawarkan obat-obatan kepada calon korban.

Kita harus selalu waspada dan memeriksa terlebih dahulu nama domain agar tahu validitas dan keamanannya, contohnya memastikan apakah domain tersebut adalah domain yang sah (google [.] Com vs g00gle [.] Com), serta memastikan adanya ikon kunci di sisi kiri bilah URL browser, untuk memastikan koneksi HTTPS yang valid

Selanjutnya, email-email bertema COVID-19 yang diterima juga harus diperhatikan, dengan cara melihat alamat email pengirim yang sering mengungkapkan bahwa konten tersebut kemungkinan tidak valid, disamping karena tidak dikenal oleh penerima, salah ejaan, atau panjangnya mencurigakan dengan karakter yang tampak acak.

Palo Alto Networks dalam rangka melindungi pengguna dari penjahat cyber, merekomendasikan sejumlah praktik terbaik yang mendukung pengguna dalam menyaring URL atau alamat web dengan memblokir akses ke kategori Domain yang Baru Terdaftar.

Jika Anda tidak dapat memblokir akses ke kategori Domain Baru tersebut, maka rekomendasi Unit 42 adalah memberlakukan penggunaan dekripsi SSL ke URL ini untuk meningkatkan visibilitas, memblokir pengguna dari mengunduh jenis file berisiko seperti PowerShells dan dan file berekstensi exe, menerapkan kebijakan Threat Preventionyang lebih ketat, serta meningkatkan logging saat mengakses Domain yang Baru Terdaftar. Unit 42 juga merekomendasikan penggunaan DNS-layer protection, karena lebih dari 80% malware menggunakan DNS untuk membuat C2. (sg)

 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year