telkomsel halo

RoboVENT, ventilator buatan anak bangsa berbasis IoT dan AI

12:41:00 | 11 Apr 2020
RoboVENT, ventilator buatan anak bangsa berbasis IoT dan AI
Prototype RoboVENT
JAKARTA (IndoTelko) - Kebutuhan alat medis ventilator sangat tinggi guna membantu penanganan pasien Covid-19 akibat infeksi virus corona (Covid-19).

Banyak perusahaan yang tadinya tak fokus dalam produksi alat kesehatan, dipaksa berputar haluan untuk ikut memproduksi alat bantu pernapasan yang vital dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19 itu guna mencukupi suplai yang sangat kurang secara global.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan meminta pabrik mobil Ford, GM, dan pabrik turbin GE ikut memproduksi ventilator.

Bahkan Israel Aerospace Industries (IAI) yang dikenal sebagai manufaktur dirgantara dan persenjataan diperintahkan Kementrian Pertahanan Israel ikut berperan serta melawan pendemi corona, dimana divisi produksi rudal di IAI dikonversi untuk memproduksi ventilator portable.

Di Indonesia, Pindad berkerjasama dengan ITB juga untuk memproduksi ventilator. Saat ini produk hasil kolaborasi dari Pindad ini tengah menjalani uji sertifikasi dan klinis, sebelum masuk ke produksi massal.

Masih dari Indonesia, sebuah kabar gembira datang dari inovator muda, Yohanes Kurnia. Pria yang dikenal sebagai pembuat dan pendiri sekolah robot bersama  team Sari Teknologi ini dibantu oleh Akademisi dari Universitas Gunadarma yaitu Prof. Adang Suhendra dan Dr. Bhakti Gunawan telah berhasil membuat Ventilator berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI).

"Mengenai ventilator yang kami buat banyak juga yang menyangsikan. Apakah kami mampu buat. Kami hanya ingin membantu dokter dan pasien serta teman-teman. Kami akan kebut pembuatan produk ini, Kami tidak akan berhenti dan akan mempercepat penyempurnaan agar dapat dipakai dan diduplikasi semurah mungkin untuk membantu negara," mengutip status Facebook dari Yohanes Kurnia.

Councillor untuk Indonesia dari ASEAN CIO Association (ACIOA) Sri Safitri pun ikut mempromosikan produk yang diberi nama RoboVent ini. "Kita harus bangga karena ini produk anak bangsa. Apalagi ini sudah mengakomodasi tren Industri 4.0 dimana AI dan IoT digunakan untuk pengoperasiannya. Dari sisi desain juga terlihat modern berbeda dengan lainnya," kata Wanita yang sehari-hari menjadi DEVP Customer Experience & Digitalisation of Telkom Indonesia itu.

Safitri menjelaskan AI pada ventilator karya Yohanes Kurnia memungkinkan alat melakukan pengaturan frekuensi, ritme, volume secara otomatis berdasarkan parameter medis pasien seperti tekanan darah, berat dan tinggi badan.

RoboVENT juga dipasang 8 sensor yang terhubung ke internet untuk memberikan data kepada pemerintah dan Rumah sakit akan kondisi pasien seluruh Indonesia. Selain itu para dokter juga bisa mengamati kondisi pasien dari jarak jauh tanpa harus berada di Rumah sakit.

Safitri pun tak segan mempromosikan RobVent ke sahabatnya Dr Tompi SpBP yang memang tengah menggalang dana solidaritas melawan Corona.

"Saya bersama sahabat Almarhum  Glenn Fredly dan para sahabat musisi lainnya menggalang dana di Kita Bisa, hampir semua kebutuhan seperti masker, APD, dll sudah ada. Namun hingga kini saya belum bisa mendapatkan Ventilator yang merupakan gerbang terakhir hidup matinya pasien," ungkap Tompi yang juga dikenal sebagai penyanyi itu.

Tompi pun bersama koleganya praktisi ICU, Dr Betardi Aktara Sp. AN menguji coba prototype RoboVENT belum lama ini.

"Saat pertama kalinya melihat prototype RoboVENT, saya kagum dengan desain yang knockdown, sederhana, rapi dan presisi. Selain itu juga ternyata sangat low cost dan menggunakan bahan jagung sintetis sehingga ramah lingkungan. RoboVENT Didesain sangat Doctor Friendly, mudah digunakan dan bisa diatur otomatis atau manual. Setelah uji coba Ventilator, Dr Betari SpAN menyatakan bahwa secara konsep RoboVENT bisa dipakai dengan beberapa penyesuaian yang spesifik untuk kondisi pasien Corona di ICU," papar Tompi dalam akun media sosialnya.

Dalam pertemuan itu Yohanes Kurnia berkomitmen akan membuat dua prototype yang pertama RoboVENT1 untuk pasien masa perawatan atau transisi dan RoboVENT2 untuk pasien gawat di ICU sesuai masukan dari Dr Betardi SpAN.

"Saat melihat uji coba RoboVENT jujur saya kagum dengan kemampuan anak Indonesia yang ternyata tidak kalah dengan kemampuan dan desain anak luar negeri. Semoga RoboVENT bisa memenuhi kebutuhan Bangsa Indonesia akan Ventilator yang berkualitas dengan harga terjangkau," pungkas Tompi.

Asal tahu saja, jika mengacu kepada penelitian FK-UI, kemungkinan rakyat Indonesia yang akan terpapar virus Corona sekitar 1,2 - 1,8 juta juta jiwa dan secara empiris  20% akan dirawat di rumah sakit atau sekitar 240 - 360 ribu. Dari pasien sebanyak itu di Rumah sakit jika 20% akan masuk ICU tau sekitar 48-72 ribu pasien yang akan membutuhkan Ventilator.  Sementara data yang ada saat ini di Indonesia Ventilator baru ada kurang dari 6 ribu.

Indonesia dan seluruh negara termasuk di Amerika sangat membutuhkan Ventilator sementara pasokan terbatas dan juga harganya sangat mahal dan harus import dari luar negeri.

Sebuah inovasi sudah dihasilkan oleh anak bangsa ditengah kondisi krisis ini. Tugas kita semua mendukung agar RoboVent bisa masuk ke tahapan produksi massal agar negeri ini menjadi pemenang dari perang melawan pandemi Covid-19.(id)

sumber : twitter @dr_tompi

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year