telkomsel halo

Seru, Perang #UninstalBukalapak vs #DukungBukaLapak

09:36:00 | 15 Feb 2019
Seru, Perang #UninstalBukalapak vs #DukungBukaLapak
JAKARTA (IndoTelko) - Perang tagar yang melibatkan pendukung dua pasangan calon presiden (Capres) yang bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) April mendatang kembali terjadi di lini masa sejak Kamis (14/2) malam.

Pemicunya adalah cuitan dari Pendiri dan Kepala Eksekutif Bukalapak, Achmad Zaky tentang alokasi riset dan pengembangan (R&D) dalam era industri 4.0.

Dalam postingan di akun Twitter-nya, penerima Satyalancana Wira Karya itu menyinggung daftar alokasi riset dan pengembangan sebuah negara. Dia mengutip daya alokasi riset dan pengembangan 2016 Indonesia yakni US$2 miliar dengan peringkat nomor 43. Alokasi itu jauh kalah dengan negara maju seperti Amerika Serikat dengan alokasi US$511 miliar (peringkat pertama), maupun Singapura dengan alokasi US$10 miliar (peringkat 10).

Zaky menutup postingannya dengan kalimat bernada politik yang ditafsirkan oleh warganet mendukung salah satu pasangan capres.

Sontak, tagar #uninstallbukalapak muncul dan memuncaki daftar trending topikdi Twitter pada Kamis (14/2). Komentar dari warganet memang banyak mengaitkan cuitan Zaky dengan membela salah satu pasangan Capres yakni Joko Widodo.

Banyak yang menyayangkan Zaky tak melihat kontribusi Jokowi Widodo (Jokowi) sebagai Presiden telah banyak membangun ekosistem eCommerce seperti Bukalapak yang dipimpin Zaky.

Seru, Perang #UninstalBukalapak vs #DukungBukaLapak

Cuitan Bos Bukalapak yang sempat di-screenshot warganet

Melihat kecaman terhadap Zaky cenderung beraroma politik, muncul  Tagar perlawanan #DukungBukaLapak sejak (14/2) malam dan pada Jumat (15/2) berhasil menyalip #uninstallbukalapak di posisi trending topik.

Zaky sendiri telah menghapus cuitan yang memicu kontroversi dan meminta maaf kepada pendukung Jokowi yang merasa tersinggung. Dalam rangkaian postingan tersebut, Zaky menekankan pentingnya riset dan pengembangan yang mana menjadi salah satu pendorong majunya sebuah negara.  

"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya, jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," cuitnya.

Perang Politik
Pendiri mesin analisa media sosial Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, , Ismail Fahmi mengakui perang tagar #UninstalBukalapak vs #DukungBukaLapak yang tengah berlangsung ibarat kontestasi Pilpres 2019.

Seru, Perang #UninstalBukalapak vs #DukungBukaLapak

"Dari peta Social Network Analysis (SNA) tampak polarisasi kedua kubu dalam menyikapi cuitan CEO Bukalapak. Kubu 01 (Jokowi) dengan tagar: #UninstallBukaLapak. Kubu 02 (Prabowo Subianto) dengan tagar: #DukungBukaLapak," paparnya.

Hal yang menarik, lanjut Ismail, dulu pernah ada #UninstallGojek karena isu Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). "Pesannya jelas, soal value. Nah, kini melalui #UninstalBukalapak: pesan apa yang ingin disampaikan oleh kubu 01 kepada para millenial dan enterpreneur muda? Apakah millenial dan enterpreneur muda makin simpati dengan aksi ini?" tanyanya.

Ketua Dewan Pembina Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Mochamad James Falahuddin melihat saat ini kondisi masyarakat sudah terfragmentasi akibat Pilpres 2019.

"Sebenarnya yang disampaikan Zaky itu ada benarnya, terlepas orang mau berdebat alokasi anggaran yang dicantumkan. Tetapi lihatlah bagaimana sebenarnya Indonesia memposisikan diri menghadapi era Industri 4.0 itu. Sayang saja sekarang semua dibawa ke politik dan Zaky terpeleset di kalimat penutupnya, sehingga yang dipermasalahkan itu malah soal dukung-mendukung salah satu capres. Kondisi seperti ini tak sehat bagi demokrasi karena setiap kritik bisa berakhir kritis bagi penyampai pesannya," pungkasnya.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year