telkomsel halo

Ekonomi digital meroket, saham Telkom layak dikoleksi

10:56:00 | 22 Nov 2018
Ekonomi digital meroket, saham Telkom layak dikoleksi
JAKARTA (IndoTelko) - Google dan Temasek dalam "e-Conomy SEA 2018 Southeast Asia’s internet economy" menyatakan Indonesia salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan tercepat dalam ekonomi digital.

Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan memiliki internet economy sebesar US$27 miliar dan bisa menembus US$100 miliar di 2025. Artinya pertumbuhan tahunan dari ekonomi digital dalam kurun 2018-2025 adalah 49%, tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan, kontribusi ekonomi digital bagi GDP Indonesia untuk 2018 diperkirakan 2,9%. (Baca: Riset Google)

Dalam laporan ini kegiatan ekonomi digital yang diriset meliputi eCommerce, online media, Ride-Hailing, dan online travel. Model bisnis dari sektor ini identik dengan mantra sharing economy.

Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun dalam kajiannya 21 November 2018 menyatakan di antara perubahan paradigma inovasi revolusi industri keempat, sharing economy menunjukan pertumbuhan yang pesat.

"Tetapi sementara sharing economy terus menyebar ke seluruh dunia, banyak negara masih belum memiliki seperangkat peraturan yang mengaturnya. Kami pikir salah satu hambatan utama untuk peraturan baru adalah ketidakpastian tentang bagaimana untuk menggambarkan batas antara industri tradisional dan teknologi informasi (TI) industri," katanya dalam kajian itu.

Menurut penelitian PwC, lima sektor utama dalam sharing economy saat ini menghasilkan sekitar US$ 15 miliar dalam pendapatan global, dibandingkan dengan US$225bn untuk sektor sewa tradisional.

Angka itu diproyeksikan melonjak menjadi US$335 miliar pada 2025, dengan meraih pangsa pasar 50%.

Uber dan Airbnb tidak diragukan lagi merupakan perusahaan dengan dukungan Venture Capital yang paling berharga di AS. Proposal Initial Public Offering (IPO) Uber memberi nilai perusahaan sekitar US$ 120 miliar, sementara nilai Airbnb diperkirakan sebesar US$ 31 miliar.

"Konsumen akan mendapat keuntungan dari kompetisi platform sharing economy. Di sisi lain, kami menyaksikan standar hidup yang menurun untuk pemasok sharing economy. Jadi, agar tidak mengurangi nilai keseluruhan, penciptaan nilai sharing economy harus melebihi penghancuran nilainya, dan pentingnya integrasi sosial dan konsultasi harus diakui," katanya.

Dari sudut pandang investasi, bagaimanapun, sharing economy tidak diragukan lagi memperluas skala peluang investasi.

"Mengingat ruang lingkup investasi yang terbatas dari sharing economy Indonesia, kami percaya satu cara alternatif untuk mendapatkan eksposur adalah sektor internet (telekomunikasi). Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menjadi top pick," tutupnya.

Dalam catatan, pada perdagangan Rabu (21/11) saham Telkom ditutup menguat 10 poin atau 0,25% pada level Rp3.960. Sepanjang tahun berjalan 2018, harga terkoreksi 10,81%. Adapun dalam satu tahun terakhir harga turun 5,71%.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year