Ekonomi digital akan mengubah dua hal

10:16:59 | 08 Okt 2017
Ekonomi digital akan mengubah dua hal
JAKARTA (IndoTelko) - Pemerintah menyakini bahwa ekonomi digital akan mengubah dua hal, yaitu peralihan dari goods ke services, serta perubahan dalam layanan.  

“Ekonomi Indonesia ini ekonomi yang sangat cerah. Bicara ekonomi digital, yang akan terjadi adalah shifting dari goods ke services, serta layanannya akan berubah banyak,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, pekan lalu.

Menurutnya, sektor perbankan termasuk ke dalam tiga sektor kritis yang sedang disiapkan peta jalannya. “Pemerintah sudah menyiapkan peta jalan untuk tiga critical sector, yaitu keuangan perbankan, transportasi, serta sektor energi dan sumber daya mineral,” katanya.

“Kami bersama dengan regulator dan pelaku dalam menentukan standar keamanaan agar tidak dibuat masing-masing. Keuangan perbankan memiliki standar yang mengacu pada standar internasional, core standard harus sama, memang ada penyesuaian kecil-kecil. Bank itu ada kliring, sehingga tidak bisa menggunakan standar yang berbeda-beda,” kata Rudiantara.

Dikatakannya, pemerintah fokus pada masalah keamanan dan infrastruktur. Dengan target inklusi keuangan Indonesia 2019 sebesar 75%, infrastrukturnya harus mendekati 100% lebih dulu, sehingga tidak ada alasan inklusi keuangan hanya dipatok 75%.

“Yang sedang dilakukan adalah membangun infrastruktur, 4G digeber terus, Palapa Ring 2019 selesai sehingga tidak ada ibukota/kabupaten yang tidak punya akses broadband. Palapa Ring paket Barat selesai akhir kuartal-I 2018. Kemudian menyusul Palapa Ring Timur,” pungkasnya.

Sementara Direktur BCA, Suwignyo Budiman, mengungkapkan, BCA sudah melalukan engagement dengan para startup melalui cucu usaha perseroan dengan konsep modal ventura PT Central Capital Ventura (CCV). “Sudah banyak startup yang tertarik tetapi kami masih diskusikan terus agar startup bisa maju dan dapat membantu sektor perbankan,” katanya.

Bisnis ekonomi digital berdampak pada perubahan business process perbankan. Hal ini diakui oleh Suwignyo dengan menggambarkan perubahan yang signifikan misalnya 10 tahun yang lalu sebagian besar orang masih banyak datang ke bank, namun saat ini dari total sekitar 18 juta transaksi BCA per hari yang terjadi di kantor cabang hanya sebesar 3%. Sementara 97% terjadi di luar kantor cabang baik itu melalui ATM, mesin EDC dan internet banking.

“Fungsi bank menjadi bertambah besar. Nasabah kami setiap tahun juga bertambah terus. Lima tahun lalu, BCA hanya punya 8 juta nasabah, sekarang sudah lebih dari 14 juta nasabah. Kebutuhan semakin banyak, sehingga kami perlu banyak SDM. Memang business process berubah, fungsi kantor cabang juga berubah dengan lebih banyak memberi konsultasi. Untuk transaksi rutin harian pindah ke digital,” kata Suwignyo.(wn)

Artikel Terkait