JAKARTA (IndoTelko) - Jobplanet merilis hasil riset tentang perusahaan-perusahaan BUMN yang paling diminati oleh para pencari kerja di Indonesia, serta hal-hal apa yang menjadi daya tarik mereka.
Jobplanet juga merilis daftar perusahaan BUMN dengan wawancara kerja paling sulit berdasarkan penilaian para kandidat yang pernah mengikutinya, yang dibagikan melalui situs Jobplanet.com.
Selama ini, perusahaan BUMN selalu menjadi magnet bagi para pencari kerja di Indonesia. Alasan mereka ingin bekerja di perusahaan yang secara keseluruhan ataupun sebagian besar dimiliki, dikelola, dan diawasi oleh pemerintah itu beragam. Ada yang semata demi gengsi, ingin mengejar gaji dan tunjangan demi kesejahteraan, ada pula yang punya niat mulia ingin membangun negeri.
Menilik hasil survei dan riset Jobplanet yang dirilis di penghujung tahun 2016, ada beberapa perusahaan BUMN yang termasuk dalam daftar perusahaan terbaik yang paling menarik perhatian pencari kerja. Mereka adalah PT Pertamina, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Riset dilakukan terhadap data yang dihimpun melalui Jobplanet.com di sepanjang kuartal kedua tahun 2017 (Q2-2017) atau selama April hingga Juni 2017.
“Berdasarkan riset tersebut, kami merilis daftar perusahaan BUMN yang paling diminati dan paling banyak dicari informasinya di situs Jobplanet.com selama Q2-2017. Dari riset ini, kami juga menemukan bahwa terlepas dari apakah mereka membuka lowongan kerja atau tidak, Pertamina, Bank Mandiri, BRI, dan Telkom, masih terus menarik perhatian pencari kerja dan pengguna Jobplanet,” ungkap Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia Kemas Antonius.
Berdasarkan jumlah kunjungan ke laman-laman perusahaan BUMN di situsnya, Jobplanet menemukan 15 perusahaan BUMN yang paling banyak dicari informasinya di Jobplanet.com, diantaranya:
PT Pertamina – 9,92%
PT Bank Mandiri Tbk – 4,57%
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) – 4,35%
BPJS Ketenagakerjaan (dulu PT Jamsostek (Persero)) – 4,12%
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) – 3,70%
PT Asuransi Jiwasraya – 3,16%
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) – 3,10%
PT Garuda Indonesia Tbk – 2,93%
PT Kereta Api Indonesia (Persero) – 2,37%
PT Bank Mandiri Taspen Pos – 2,36%
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) – 2,33%
PT Adhi Karya Tbk – 2,09%
PT Bank Tabungan Negara (BTN) – 2,07%
PT Bank Negara Indonesia (BNI) – 1,80%
PT Pindad (Persero) – 1,79%
Daftar tersebut menunjukkan bahwa perusahaan BUMN yang memiliki daya tarik terbesar adalah yang bergerak di bidang perbankan dan migas (minyak dan gas).
“Jika diperhatikan, sebanyak 15,15% dari total jumlah kunjungan ke seluruh laman perusahaan BUMN di Jobplanet.com mengarah ke laman lima bank BUMN ternama di Indonesia, diikuti dengan 9,92% kunjungan ke laman PT Pertamina yang merupakan perusahaan migas terbesar di Tanah Air,” ujar Kemas.
Daya Tarik
Berdasarkan berbagai review yang diberikan oleh para karyawan di berbagai perusahaan BUMN di atas, Jobplanet menyimpulkan bahwa tunjangan serta fasilitas yang diberikan kepada karyawan menjadi daya tarik utama dari perusahaan BUMN. Tunjangan-tunjangan tersebut termasuk tunjangan asuransi dan kesehatan, tunjangan pensiun, serta dukungan untuk pengembangan diri bagi karyawan.
Selain tunjangan dan fasilitas, hal lain yang menjadi kelebihan perusahaan BUMN di mata karyawan adalah lingkungan kerja yang nyaman, serta budaya dan manajemen yang telah tertata.
Mengingat adanya beberapa perusahaan BUMN yang membuka perekrutan karyawan beberapa bulan terakhir ini, Jobplanet juga menganalisis tingkat kesulitan wawancara di berbagai perusahaan BUMN yang terdaftar di Jobplanet.com. Analisis dilakukan terhadap penilaian yang diberikan oleh para pengguna Jobplanet yang pernah mengikuti tahap perekrutan dan wawancara kerja di perusahaan tersebut.
Dari analisisnya, Jobplanet menemukan 15 perusahaan BUMN dengan wawancara kerja paling sulit atau di atas rata-rata. Mereka adalah:
PT Pindad (Persero) – 3,33
PT Garuda Indonesia Tbk – 3,27
BPJS Ketenagakerjaan (dulu PT Jamsostek (Persero)) – 3,22
PT Wijaya Karya Tbk – 3,21
PT Pertamina EP – 3,18
PT Bank Mandiri Taspen Pos – 3,17
PT Angkasa Pura I – 3,16
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) – 3,07
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) – 3,05
PT Pertamina – 3,04
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) – 3,03
PT Kereta Api Indonesia (Persero) – 3,03
PT Bank Rakyat Indonesia – 2,98
PT Waskita Karya Tbk – 2,97
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) – 2,95
Perlu diketahui, tingkat kesulitan wawancara kerja dalam platform Jobplanet dinilai dari skala 1 hingga 5, di mana nilai 1,0 mewakili “sangat mudah” dan nilai 5,0 mewakili “sangat sulit”. Sementara secara keseluruhan, rata-rata tingkat kesulitan wawancara dari semua perusahaan BUMN yang terdaftar di Jobplanet.com adalah sebesar 2,19.
Meski secara keseluruhan wawancara di perusahaan-perusahaan BUMN diakui tidak terlalu sulit—tingkat kesulitannya hanya sebesar 2,19 dari poin tertinggi 5,0—namun proses yang harus dilalui oleh para pelamar hingga berhasil mencapai tahap wawancara tak bisa dikatakan mudah.
Berdasarkan pengalaman yang dibagikan di Jobplanet.com oleh orang-orang yang pernah menjalani tahap perekrutan di perusahaan BUMN, Jobplanet memahami bahwa proses perekrutan dan wawancara kerja di perusahaan BUMN tidaklah sederhana dan mudah dilalui. Meski tahapan dan jangka waktu proses perekrutan di setiap BUMN tak selalu sama, namun kurang lebih ada beberapa tahap serupa yang harus dilalui oleh para pelamar dan kandidat dari awal hingga akhir.
Tahapan tersebut umumnya dimulai dari tes administrasi, psikotes, serta tes keahlian lainnya, termasuk tes Bahasa Inggris dan tes bidang keahlian. Jika pelamar berhasil melalui tes-tes tersebut, barulah mereka diundang untuk mengikuti wawancara, baik dengan dengan HRD ataupun user; hingga tes pemeriksaan kesehatan dan tahap pelatihan atau OJT (on the job training).
“Mengikuti proses perekrutan di perusahaan BUMN bukanlah yang mudah. Oleh karena itu, kami berharap informasi dari Jobplanet ini dapat bermanfaat, khususnya bagi pencari kerja atau orang-orang yang sedang atau akan mempersiapkan diri menghadapi tahap perekrutan di perusahaan BUMN,” pungkas Kemas.(pg)