telkomsel halo

5 hal ini bukti pencegahan pencurian identitas itu mudah

12:44:53 | 15 Nov 2016
5 hal ini bukti pencegahan pencurian identitas itu mudah
ilustrasi(dok)
JAKARTA (IndoTelko) –  Meskipun pencurian identitas dapat terjadi sewaktu-waktu, namun sebenarnya kejadian tersebut relatif jarang terjadi dan dapat dicegah dengan mudah.

Akan tetapi, ternyata konsumen di Asia Tenggara masih sangat khawatir terhadap hal tersebut, sehingga mereka lebih memilih metode pembayaran dengan menggunakan uang tunai dibandingkan dengan transaksi pembayaran elektronik, karena mereka menganggap bahwa uang tunai itu lebih aman.

Bagaimanapun, selain membuat tidak nyaman dan tidak aman, uang tunai juga dapat berisiko terhadap kesehatan.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2002 oleh Southern Medical Journal mengungkapkan bahwa uang kertas Dollar AS merupakan tempat berkembang biak bagi patogen seperti bakteri Klebsiella pneumonia yang dapat menyebabkan pneumonia.

Disamping itu, MasterCard Safety and Security Index mengungkapkan bahwa kekhawatiran konsumen terhadap pencurian identitas melebihi pengalaman mereka yang sebenarnya, di mana data menunjukkan bahwa dari 35% konsumen yang merasa khawatir menjadi korban pencurian identitas, ternyata hanya 6% dari mereka yang benar-benar mengalaminya.

Lantas, dari manakah datangnya ketakutan ini? Sebanyak 43% responden menyatakan bahwa mereka sering melihat dan terpengaruh berita-berita di media yang membahas mengenai pencurian identitas.

Untuk meredakan kekhawatiran masyarakat, Mastercard telah mengumpulkan lima kesalahpahaman umum mengenai pencurian identitas, serta bagaimana cara untuk meminimalisir kemungkinan pencurian identitas.

#1: “Pencurian identitas terjadi sangat random; saya tidak mungkin bisa mencegahnya!”

Kenyataannya: Pencurian identitas sering kali dapat dicegah dengan mudah secara logika, dan melalui pemahaman yang baik mengenai kebiasaan belanja yang aman.

Tips: Pilihlah kata sandi yang kuat untuk akun media sosial dan belanja online Anda, dan jangan pernah memberikan informasi tersebut kepada siapapun.

#2: “Itu kesalahan bank kalau saya menjadi korban pencurian identitas.”

Kenyataannya: Sebagian besar dari kasus pencurian identitas dimulai dari kegiatan offline, dan bank bukanlah target utama dari para pencuri. Infomasi pribadi bisa diambil dari tempat yang tidak mendapat perhatian penuh, seperti dompet yang hilang atau dicuri, atau dari sebuah diari pribadi.

Tips: Segera laporkan apabila Anda kehilangan dompet atau alat pembayaran lainnya kepada bank dan pihak berwajib setempat! Saat membuat laporan, berikan sebanyak mungkin informasi yang relevan, karena hal tersebut akan membantu bank Anda untuk melacak dan menghentikan semua kegiatan penipuan. Perhatikan tagihan (statement) dari bank Anda dan berikan laporan kembali kepada bank apabila Anda menemukan aktivitas pembayaran yang mecurigakan ditagihkan oleh bank tersebut.

#3: “Memberikan informasi pribadi lewat telepon menurut saya aman apabila penelepon mengkonfirmasi bahwa itu adalah dari bank saya.”

Kenyataannya: memberikan informasi pribadi Anda kepada penelepon yang tidak dikenal merupakan sebuah hal yang tidak pernah aman, tanpa pengecualian siapapun mereka. Identitas penelepon bisa dengan mudah dipalsukan dan seringkali digunakan untuk menipu korban.

Tips: Apabila Anda curiga dengan keaslian sebuah telepon dari bank, tutup telepon tersebut dan telepon kembali ke nomor bank Anda yang terdaftar.

#4: “Informasi kontak pribadi saya (alamat rumah, nomor telepon, alamat email, dan lainnya) tidak berharga bagi para pencuri identitas.”

Kenyataannya: Semua informasi yang Anda masukan secara online, mulai dari foto yang Anda bagikan di media sosial sampai usia yang Anda daftarkan di situs belanja online favorit Anda, bisa disalahgunakan dan data-data tersebut harus dilindungi.

Tips: Pertimbangkanlah untuk memberikan informasi kepada orang lain apabila benar-benar dibutuhkan saja. Perusahaan sering menanyakan informasi pribadi yang tidak mereka butuhkan. Keputusan ada pada Anda untuk tidak memberikan informasi yang tidak ingin Anda berikan.

#5: “Belanja dan melakukan aktivitas perbankan secara online itu tidak aman.”

Kenyataannya: Melakukan kegiatan belanja dan perbankan secara online itu aman, selama Anda memilih dengan tepat di mana dan bagaimana Anda melakukannya.

Tips: Ingatlah untuk selalu memastikan keaslian sebuah situs sebelum Anda menggunakannya. Belanjalah hanya apabila situs tersebut tersertifikasi Secure Sockets Layer (SSL). Hal tersebut bisa diidentifikasi dari simbol gembok yang muncul di samping kotak URL pada browser Anda pada saat situs tersebut loading. Pastikan juga bahwa Anda terhubung dengan koneksi internet yang aman saat berbelanja dan melakukan kegiatan perbankan secara online di perangkat mobile Anda.

Konsumen yang cerdas itu biasanya lebih proaktif dibandingkan reaktif. Meskipun bank dan lembaga pengelola pembayaran memberi Anda alat dan solusi terbaru untuk melindungi Anda dari penipuan, tanggung jawab atas pencurian identitas tetap berada di tangan Anda.(pg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year