telkomsel halo

Awas! modus baru sedot pulsa incar pelanggan seluler

13:47:12 | 25 Sep 2016
Awas! modus baru sedot pulsa incar pelanggan seluler
Screenshot oleh pelanggan tentang berlangganan konten yang tak diinginkan (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Pelanggan seluler masih menjadi sasaran empuk untuk disedot pulsanya baik oleh operator atau penyedia konten tanpa ijin jika tak waspada.

Jika tak waspada atau teliti, maka pelanggan bisa mengalami nasib apes berlangganan sebuah konten tanpa menyadarinya, dan pulsa  pun melayang.

Hal ini baru saja dialami oleh salah seorang pelanggan pasca bayar XL, Mochammad James Falahuddin.

Dalam pengakuannya ke IndoTelko, James mengaku mendadak dianggap berlangganan konten video Bollywood untuk nomor Xplor yang telah lama digunakannya. “Saya bingung tiba-tiba kok ada pemberitahuan telah berlangganan  konten, padahal tak pernah registrasi,” ungkapnya sembari menunjukkan bukti screen shot berupa SMS Notifikasi, Minggu (25/9).

James mengaku telah melakukan konfirmasi ke Customer Service dari  XL terkait SMS aktivasi layanan video itu. “Saya tanya koq, bisa saya subscribe di layanan itu , sementara seinget saya, minimal selama saya sadar, saya gak pernah klik / pencet / subscribe apapun layanan konten, kata si mbak CS kemungkinan karena saya pernah klik iklan yang dimunculkan operator di layar HP, lalu otomatis di daftarkan,” jelasnya.

Iklan yang dimaksud sepertinya adalah intrusive ads yang sempat bikin heboh sejak beberapa tahun ini dimana ditayangkan ketika menuju sebuah halaman situs oleh operator. (Baca: Iklan serobot)

Tak puas dengan jawaban dari sang customer service, James menyatakan harusnya ada konfirmasi ke pelanggan karena seringkali ingin menutup iklan tetapi tombolnya kekecilan. “Lalu dengan suara renyah si Mbak CS bilang "jangan khawatir pak, kalau memang gak bermaksud langganan, dengan senang hati kami akan remove layanan tersebut. Wah, terus terang saya kaget. Kalau ada juta-an pelanggan XL diluar sana tak teliti atau bernasib sama seperti saya bagaimana?  Ini saya ada akses ke media, kalau tidak? Saya sesalkan banget kejadian ini,” kata Pria yang sehari-hari aktif di Indonesia Cloud Forum itu.

Diharapkannya, operator lebih ketat mengawasi penawaran konten yang dilakukan ke pelanggan. Idelanya, sesuai regulasi setiap iklan layanan konten yang mengundang orang untuk subscribe / berlangganan harus menerapkan two step authorization.

Jadi harus ada konfirmasi lagi untuk memastikan pelanggan benar-benar secara sadar ingin berlangganan konten tersebut, tak bisa hanya sekedar klik lalu tiba-tiba dianggap mendaftar, dan langsung di potong pulsanya.

“Saya hitung ini nilainya lumayan. Misal, satu konten itu Rp 5 ribu/7 hari. Ada sejuta pelanggan tak waspada, artinya Rp 5 miliar /7 hari. Revenue sharing kan 60:40 antara operator dan penyedia konten, artinya masing-masing R[p 3 miliar dan Rp 2 miliar. Itu baru 7 hari lho,” sesalnya.

Asal tahu saja, industri Halo-halo pernah geger dengan kasus “sedot pulsa” yang ramai Oktober 2011 lalu. Dampak dari terbongkarnya  skandal ini adalah mati surinya bisnis konten hingga saat ini. Nilai bisnis diperkirakan hanya tersisa 5%. (Baca: Pencurian Pulsa)

Pada awal 2016, Indonesian Mobile and Online Content Provider Association (IMOCA) mensinyalir praktik sedot pulsa masih terjadi terutama dalam menawarkan Ring Back Tone (RBT). (Baca: Sedot Pulsa)

Jika melihat ilustrasi singkat dari James soal besaran dana yang bisa “diambil” secara mudah dari pelanggan, siapa yang tak tergoda melakukan praktik ini. (id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year