telkomsel halo

Smart City jangan Lupakan Isu Keamanan Data

09:33:00 | 17 Jun 2015
Smart City jangan Lupakan Isu Keamanan Data
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Maraknya adopsi smart city di Indoensia diharapkan tak melupakan isu kemanan data pribadi yang rentan disalahgunakan melalui aplikasi.

“Kota yang cerdas itu selain harus efisien, nyaman, dan tumbuh secara ekonomi, harus juga aman. Aman secara fisik, teroris, pencurian barang, selain itu harus aman terhadap persoalan data maupun informasi,” tegas Chairman Institute for  Innovation and Entrepreneurship Development ITB yang juga dikenal sebagai penggiat Smart City Suhono Harso Supangkat di Jakarta, Rabu (17/6).

Dijelaskannya, data dan informasi ada yang sifatnya publik ada yang sifatnya private. Pengamanan data dan informasi menjadi penting dalam pembangunan smart city.

Diakuinya, dari sisi aplikasi banyak sekarang yang digunakan untuk smart city buatan asing. Salah satu cara memastikan isu keamanan tak disalahgunkan adalah harus dibuat yakin bahwa aplikasi, data center, dan layanan dalam kondisi aman baik pengelolanya atau pun arsitektur hingga jaringannya terhadap potensi terjadinya gejala penyadapan atau kebocoran data.

Sementara itu, Advisor Indonesian Cloud Forum Mochammad James Falahuddin mengatakan isu keamanan yang paling krusial di manusia yang menjalankan bukan aplikasi. “Anda lihat NSA, bocornya itu karena Edward Snowden bicara bukan. Kalau sistem tak perlu diragukan lagi besutan NSA,” katanya.

Menurut James, potensi pasar solusi dan aplikasi di Indonesia lumayan besar karena adanya tren smart city dan adopsi Internet of Things.

“Sekarang banyak pemain yang ingin menggarap ini. Pemain telekomunikasi yang kuat di infrastruktur seperti Telkom saja masuk dengan menggandeng pemain aplikasi. Lihat saja pembentukan TelkomTelstra atau perusahaan patungan baru dengan SingTel tak lama lagi,” katanya.

Dikatakannya,  hal yang perlu  diperhatikan dalam pendirian perusahaan patungan tersebut dengan mitra asing adalah isu keamanan dari solusi. Namun, hal  ini bisa diatasi jika sejak  perusahaan didirikan kedua pemegang saham menunjukan komitmen soal transparansi.

“Isu keamanan bisa dinyatakan sejak awal. Biasanya aplikasi itu kan disesuaikan dengan pasar yang dituju, sehingga source of code biasanya dibuka. Nah, sejauh mana pemilik aplikasi membuka source of code, itu dibicarakan sejak awal kala perusahaan dibentuk,” sarannya.

Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara mengungkapkan daerah yang sudah mengembangkan konsep smart city di Indonesia terus bertambah. Saat ini ada sekitar 20 kota yang mengadopsi smart city antara lain Bandung, Bogor, Banyuwangi, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Aceh, Balikpapan dan lainnya.

Besarnya pasar solusi ini menjadikan pemain sekelas Telkom berencana membentuk  perusahaan patungan dengan Singapore Telecommunication Limited (SingTel) untuk menggarap pasar solusi TI di berbagai sektor usaha dengan memanfaatkan kapasitas data center di Indonesia yang sudah dimiliki TelkomSigma, dimana saat ini sudah mencapai 70.000 m2. (Baca juga: Telkom dan SingTel Buat JV)

Pemilihan SingTel sebagai mitra dikarenakan perusahaan ini sudah memiliki pengalaman dalam penyediaan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan oleh perusahan-perusahaan multi nasional.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year