JAKARTA (IndoTelko) – Dua operator papan atas di Indonesia, XL dan Telkomsel, memacu kegiatan modernisasi jaringan guna beradaptasi dengan teknologi terdepan dan antisipasi kenaikan trafik data dari pelanggan.
Vice President XL Central Region Bambang Parikesit mengungkapkan, perseroan melakukan modernisasi jaringan di area Bandung, Jawa Barat.
”Modernisasi jaringan ini kami lakukan mengingat kebutuhan pelanggan atas layanan XL yang terus meningkat untuk semua jenis layanan. Proses serupa sudah XL lakukan di sebagian area lain, baik di Jawa maupun pulau lain, seperti Sumatera,” katanya dalam keterangan tertulis, kemarin.
Dijelaskannya, proses modernisasi akan dimulai kota Bandung berlanjut ke seluruh kabupaten dan kecamatan yang ada di Bandung. Proses ini berlangsung mulai 6 Februari 2015 hingga akhir bulan Maret 2015.
Secara lebih spesifik, proses modernisasi jaringan yang dilakukan XL berupa perbaikan desain, penggantian perangkat,penalaan dan optimisasi jaringan.
Untuk penggantian perangkat dilakukan denganmelakukanmodernisasi RBS (Radio Base Station) 2G eksisting lama dengan perangkat terbaru yang lebih canggih dan lebih besar kapasitasnya.
Pada modernisasi jaringan ini juga dilakukan penggabungan beberapa perangkat RBS menjadi satu atau dikenal dengan istilah Single RAN sehingga menjadi lebih hemat tempat dan praktis dalam pengoperasiannya.
Saat ini jumlah pelanggan XL di area Bandung sudah lebih dari 2,5 juta, yang ditopang oleh lebih dari 2000 BTS 2G/3G .
Telkomsel
Segendang sepenarian, Vice President Technology dan Systems Telkomsel Ivan Cahya Permana mengungkapkan, perseroan berencana memperbarui perangkat BTS di Pulau Jawa dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.
“Kami harus lakukan upgrade karena ad kegiatan penataan frekuensi 2G di 1.800 MHz yang diminta pemerintah. Di Jawa ini pengguna 2G Telkomsel paling besar. Dari total pelanggan sebesar 139 juta pengguna, pelanggan 2G Telkomsel tercatat 100 juta pengguna, yang mana 60% berada di Pulau Jawa. Kita akan lakukan upgrade perangkat dalam dua hingga tiga bulan ke depan,” paparnya, kemarin.
Dijelasaknnya, langkah meng-upgrade perangkat dilakukan karena ada BTS yang tak bisa pindah frekuensi terlalu jauh. “Secara teknis, blok kami di 1.800 MHz ada yang posisi kiri, dan itu tidak bisa langsung pindah ke blok kami di sebelah kanan," jelas Ivan.
Lebih lanjut diungkapkannya, penataan frekuensi 1.800 MHz bukanlah hal yang mudah bagi Telkomsel mengingat dari sekitar 100 ribu BTS 2G yang operasional di industri sekitar 46 ribu BTS milik perusahaan pelat merah itu. “Tidak mungkin penataan dilakukan secara serentak. Kami tidak punya sumber daya sebanyak itu. Minimal per tiga provinsi untuk pemindahannya," jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat dan Pos Informatika Kemenkominfo M Budi Setiawan mengungkapkan, dari hasil rapat kick off penataan frekuensi 1.800 MHz, seluruh operator menyepakati kegiatan penataan berupa realokasi dimulai dari lokasi yang memiliki trafik terendah. Namun belum diputuskan dimulai dari mana kluster dan mekanisme spesifik penataan dari setiap operator.
“Minggu depan Ditjen SDPPI dan operator mengadakan rapat lagi untuk membahas penjadwalan dan mekanisme realokasi secara riil. Untuk itu, masing-masing operator menyiapkan drafnya. Setelah menentukan penjadwalan dan klusternya, kami akan arahkan realokasi ini secara langsung atau tak langsung,” pungkasnya.(id)