JAKARTA (IndoTelko) – Periode 2008 hingga 2012 nama Nexian sangat akrab di telinga pengguna ponsel di Indonesia.
Merek lokal ini bisa dikatakan sebagai salah satu bintang bersama BlackBerry di kancah pasar ponsel yang mengandalkan desain Qwerty di periode itu.
Bahkan, kemilau dari Nexian membuat distributor besar, Selular Group, kepincut untuk membeli merek ini dari PT Metrotech Jaya Komunika guna meningkatkan valuasinya. Selular group dikenal sebagai diler dari produk Telkomsel dan XL. Masuknya Nexian diharapkan membuat retail value dari jaringan toko akan terkerek.
Namun, pada 2011, Grup Affinity yang menaungi Selular Group dan Nexian, diakuisisi Spice i2i (S i2i) senilai US$100 juta. Dalam kesepakatan, jumlah tersebut bisa bertambah sampai dengan US$ 175 juta. Tergantung besaran NPAT (Net Profit After Tax) grup Affinity selama tiga tahun kedepan.Pada 2010, pendapatan Affinity Group diperkirakan mencapai $680 juta
S i2i Limited merupakan kelompok perusahaan global asal India yang berpusat di Singapura. Bidang usahanya antara lain bergerak di bidang telekomunikasi, keuangan, entertainment dan teknologi.
Grup perusahaan ini telah beroperasi di beberapa negara, antara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, India, Bangladesh dan masih banyak negara lainnya.
Spice i2i sebelumnya dikenal sebagai perusahaan Singapura dengan nama Media Ring Ltd yang diakuisisi Spice Group, perusahaan holding telco berbasis di India lalu kemudian berganti nama menjadi Spice i2i.
Sebelum Affinity, Spice i2i telah mengakuisisi NewTel Corporation, produsen handset lokal terbesar kedua di Thailand dengan nilai akuisisi $22 juta. Tidak hanya itu, Spice i2i juga memiliki 35% kepemilikan di Spice CSL yang merupakan joint venture antara Spice i2i dengan perusahaan produsen handset dan VAS (Value Added Services) CSL Mobile asal Malaysia.
Saat ini sendiri nama Nexian seperti hilang di medan pertempuran smartphone Indonesia. Merujuk data IDC, di 2013 nama-nama besar di smartphone adalah Samsung, Smartfren, BlackBerry, dan Lenovo. Sementara pemain lokal adalah Evercoss dan Mito.
Padahal, strategi awal S i2i kala itu ingin mengumpulkan para pemain lokal di setiap negara di portofolionya agar memiliki daya tawar yang kuat ke pemasok sehingga unggul secara kompetitif.
Bangkit
Chairman dan CEO Spice Corp. Ltd, Dilip K. Modi mengungkapkan, perseroan tahun ini akan lebih agresif mengembangkan merek Nexian karena pasar smartphone di Indonesia menjanjikan.
Perseroan mengalokasikan dana sebesar US$ 30 juta-US$ 40 juta untuk mengembangkan produknya di Indonesia sepanjang 2014. “Indonesia pemilik pasar smartphone dan tablet dengan potensi yang besar selain India. Ini menjanjikan,” katanya, kemarin.
Diharapkannya, perseroan bisa menjual smartphone dan tablet sebanyak 4 juta-5 juta unit per bulan. "Saya sangat optimis akan mampu bersaing. Dari hasil survei kami lakukan di Februari hingga Maret, Nexian salah satu merek favorit bagi masyarakat Indonesia karena kami punya harga yang lebih terjangkau," katanya.
Main e-commerce
Diungkapkannya, salah satu strategi yang diandalkan guna mendongkrak penjualan adalah dengan melakukan transaski online atau e-commerce guna mengakali biaya logistik yang tinggi.
“Melalui e-commerce, selain lebih hemat biaya distribusi, sistem promosi ini juga bisa lebih menyentuh langsung kalangan masyarakat tanpa harus mendatangi toko penjual ponsel Nexian yang tersebar di Indonesia,” tuturnya.
Perseroan juga akan memberikan perhatian lebih hal pelayanan purna jual guna meningkatkan ekuitas merek."Kami akan ada keunggulan dalam service nantinya, akan lebih nyaman dan cepat," pungkasnya.(ak)