telkomsel halo

Indosat Tertarik menjadi `Sopir` BRISat

08:46:23 | 08 May 2014
Indosat Tertarik menjadi
Alexander Rusli (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) mengaku tertarik mengelola satelit BRISat melalui stasiun bumi yang dimiliki anak usaha Ooredoo itu di Jatiluhur, Purwakarta.

“Tentu kita buka peluang kerjasama untuk menjadi pengelola stasiun bumi dari BRISat. Tetapi kami harus tahu dulu spesifikasi teknis dari satelit BRISat itu, kalau tidak sesuai dengan yang kita miliki kan harus ada investasi tambahan,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli, kemarin.

Diakuinya, mengelola slot orbit bukan hal yang mudah karena tak cukup menguasai slot, tetapi ada investasi lainnya seperti membangun stasiun bumi dimana dibutuhkan Izin Stasiun Angkasa sebagai izin penggunaan spektrum frekuensi radio oleh suatu stasiun angkasa.

“Kami sendiri belum tahu roadmap dari BRISat, jadi tak bisa komentar banyak. Tetapi kalau ada peluang arah kerjasama menjadi “supir” dari BRISat, kenapa tidak,” jelasnya.

Dalam catatan, terakhir Indosat memperbarui stasiun bumi di Jatiluhur yakni pada 2009 lalu dimana dibangun Gedung Satelit Palapa setelah meluncurkan Satelit PALAPA-D.  

Gedung Satelit PALAPA seluas 2.500 m2   berdiri di areal Stasiun Bumi Indosat di Jatiluhur, Purwakarta, merupakan bangunan dua lantai yang terdiri dari berbagai ruang pengendali dan pengawas, seperti Ruang Control Communication, Ruang Control Satelit, Ruang Base Band & Intermediate Frequency, Ruang Shelter, Ruang Workshop, Ruang Kerja Staf dan Ruang Istirahat.

BRI sendiri baru mengumumkan kerjasama dengan Space System Loral LLC (SSL) untuk membangun satelit dan perusahan peluncur roket asal Prancis, Arianespace, untuk meluncurkan satelit BRISat pada 2016  mendatang. Pemerintah memberikan waktu dua tahun bagi BRI untuk menghadirkan stasiun bumi pasca mendapat hak mengelola slot orbit 150,5 BT.

Tunggu Klarifikasi
Lebih lanjut Alex mengungkapkan, fokus dari perseroan saat ini adalah meminta klarifikasi dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terkait dicabutnya slot orbit 150,5 derajat Bujur Timur (BT) bagi Indosat dan dialihkan ke BRI.

“Dua minggu lalu sudah dikirimkan surat kedua untuk meminta klarifikasi tetapi belum ada respons. Nanti setelah dua minggu tak ada respons lagi, kita kirimkan surat lagi. Jika masih tidak ada  respons, kami akan kaji di internal langkah selanjutnya,” katanya.

Dijelaskannya, masalah klarifikasi ini penting karena menyangkut kontrak yang ditandatangani perseroan dengan Orbital Sciences pada tanggal 27 November 2013 dan kerjasama dengan SKY Perfect JSAT dari Jepang. 

“Dengan Orbital itu kontrak bukan MoU. Orbital ingin penjelasan kenapa slot ditarik. Kami sudah bayar uang muka pula dari total investasi US$ 250 juta. Kalau JSAT kita kan sudha sepakat mau luncurkan satelit bareng,” keluhnya.

Terlepas dari polemik yang dialaminya, Indosat masih menyakini bisnis satelit yang dikelola perseroan masih bisa berkontribusi bagi pendapatan karena ada opsi menyewa ke operator lain. Apalagi, Indosat masih memiliki satu slot orbit di 113 derajat BT yang dikelolanya untuk ditempati satelit Palapa D.(id)

“Kita buka opsi sewa satelit karena sudah tandatangan kontrak dengan penyewa untuk satelit Palapa E yang rencananya di slot 150,5 BT. Kalau sewa itu, margin rendah, tetapi ada kontrak yang harus dihormati,” tegasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year