telkomsel halo

Oppo Bangun Pabrik? Ada Syaratnya

02:07:56 | 17 Okt 2013
Oppo Bangun Pabrik? Ada Syaratnya
Jet Lee (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Hampir semua vendor ponsel lokal gembar-gembor berjanji akan membangun pabrik di Indonesia. Tidak terkecuali pemain baru Oppo Smartphone.

Sayangnya, ada ‘harga’ yang harus dibayar konsumen Indonesia jika ingin Oppo membangun pabriknya di negara ini.

“Jika penjualan smartphone kami sudah melebihi angka 50.000 unit per bulan, kami akan bangun pabrik di sini,” ujar CEO PT Indonesia Oppo Electronics, Jet Lee saat Grand Launching Oppo N1 di Grand Ballroom, Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta. Rabu (16/10).

Angka ini merupakan target perusahaan hingga tahun depan, termasuk penjualan ponsel low end dan smartphone segmen middle hingga high-end. Sejak peluncuran pertamanya di bulan April 2013, Oppo tercatat telah mengapalkan 7 model smartphone di Indonesia yaitu Oppo Find Piano, Find Way, Find 5, Muse, Clover, Mirror, dan Oppo Find Way S.

Menurut Lee, sebanyak 100.000 unit smartphone Oppo telah terjual sejak pertama kali meluncur.

Dari angka tersebut, penjualan didominasi oleh smartphone middle-end (kisaran di bawah Rp5 juta) dan selebihnya adalah ponsel high-end (di atas 5 jutaan).

Menurutnya, pasar Indonesia cukup menghargai kualitas sehingga ponsel high-end banyak diburu. Tidak heran jika kemudian Oppo kembali meluncurkan smartphone high-end nya bernama Oppo N1 yang dibandrol Rp7 juta.

“Sejak April hingga sekarang, sekitar 100.000 unit telah terjual. Sekitar 60% di antaranya didominasi oleh smartphone middle-end, sedangkan sisanya adalah produk high-end yang laku di pasaran. Bukan berarti low-end tidak kami perhatikan. Kami tetap memiliki portfolio untuk menggarap pasar low-end, hanya saja tidak segmen itu tidak menjadi fokus kami,” ujar Lee.

Alhasil,  dalam kurun 6 bulan terakhir, Oppo telah menjual rata-rata lebih dari 16.000 unit per bulan.

Jika perkiraan Jet Lee merupakan data yang shahih, selama waktu tersebut Oppo diprediksi telah mengumpulkan pendapatan sekitar Rp70 miliar tiap bulannya. Dengan asumsi 60% smartphone Rp3 jutaan (middle) dan 40% adalah smartphone seharga Rp6 jutaan (high).

Kesimpulannya, janji untuk membangun pabrik jika penjualan telah mencapai angka 50.000 per bulan merupakan ‘bayaran’ yang setimpal.

Tidak heran jika Oppo kemudian menggeber portfolio smartphone high-end mereka dengan N1, yang digadang-gadang sebagai smartphone pertama yang dilengkapi dengan kamera putar. Dari N1 saja, Oppo berharap sekitar 10.000 unit bisa terjual setiap bulannya.

Oppo N1 diklaim merupakan bukti kehandalan R&D perusahaan dengan melibatkan 1.500 tenaga ahli. Bahkan setiap bulannya mereka mengklaim mampu menciptakan 200 paten teknologi baru. Untuk membuat satu smartphone baru, setidaknya dibutuhkan riset 9 hingga 12 bulan lamanya. Khusus untuk N1 proses riset dan pengembangannya sekitar 18 bulan.

“Melalui proses manufaktur yang ada, kami bisa memproduksi 350.000 unit smartphone setiap bulannya,” ujar Venus, Manajer Produk Oppo.

Oppo sendiri merupakan perusahaan manufaktur asal China yang memang berkutat di bidang teknologi dan perangkat keras. Sebelum menjalani bisnis mobile, Oppo cukup terkenal di AS sebagai produsen perangkat pemutar Blu-Ray seharga US$1.000.

Dalam kurun 6 bulan terakhir, Oppo telah mempekerjakan sekitar 1.000 karyawan di Indonesia dengan mengandalkan pabrik yang ada di negara asalnya.(ct)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year