telkomsel halo

Siasat Smartfren Menjaga Bundling tetap Menjulang

07:39:27 | 10 Okt 2013
Siasat Smartfren Menjaga Bundling tetap Menjulang
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA  (IndoTelko) – Operator   Smartfren Telecom (Smartfren) dan bundling sudah seperti kacang dan kulitnya.Operator ini identik sekali dengan strategi menjual layanan bersama perangkat ke pelanggan guna menyiasati “keunikan” berada di frekuensi 1.900 MHz dan 850 MHz untuk teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) yang dimilikinya.

“Kita tahun ini membidik ada tambahan sekitar 7 juta pelanggan aktif dari strategi bundling. Posisi sekarang sudah ada 12,5 juta pelanggan di jaringan Smartfren dimana 60% dari bundling dengan tingkat pindah layanan (churn rate) hanya 1%,” ungkap Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim usai meluncurkan bundling Andromax T dan Andromax Tab 8.0 di Jakarta, kemarin.

Hal yang menarik disimak dari aksi Smartfren dengan strategi bundling-nya adalah konsistensi menjaga harga tetap terjangkau di tengah tekanan depresiasi rupiah terhadap dollar AS sejak Agustus lalu.

“Kita berusaha harga yang diterima pelanggan itu sama dengan nominal yang dilepas pabrik di China. Kita baru naikkan 10% harga untuk produk yang dilepas pada Oktober lalu, tetapi itu setelah dari sisi modal kita subsidi 15%. Jadi, harga tetap terjangkau,” jelasnya.

Menurut Pria yang akrab disapa DTI ini, resiko dari aksi tersebut adalah untuk aktivasi selama tiga bulan pertama maka perseroan menanggung rugi. “Tetapi itu tidak masalah, pasalnya layanan ini banyak digunakan untuk data sehingga tak akan dibuang oleh pelanggan. Average Revenue Per User (ARPU) untuk data itu sekitar Rp 50 ribu,” ungkapnya.

Namun, DTI pun menyadari tak bisa selamanya mengandalkan produk impor dari China untuk program bundlingnya. Saat ini perseroan tengah meretas jalan membangun ekosistem ketersediaan perangkat ke pemilik merek ponsel lokal.

“Sekarang ponsel lokal itu sadar masa depan ada di smartphone. Bicara smartphone tentu layanan data. Kalau omong data, Smartfren bisa diadu kualitasnya. Apalagi, jika bundling dengan Smartfren itu menguntungkan karena kita tak ambil untung dari margin perangkat dan jalur distribusi bisa dipangkas lebih pendek,” tuturnya.

Tumbuh 30%
Lebih lanjut DTI menyakini dengan strategi bundling yang dimiliki perseroan maka hingga akhir tahun nanti pertumbuhan pelanggannya sekitar 30% sampai 40%.“Kita hingga akhir tahun ini membidik 14 juta pelanggan,” jelasnya.
 
Diungkapkannya, pasokan tambahan pelanggan dari Smartfren akan datang dari penjualan bundling produk modem, smartphone, dan BlackBerry.Sejauh ini penjualan modem bundling menghasilkan pelanggan sebanyak tiga hingga empat ribu per hari.

Berikutnya, penjualan smartphone sebanyak empat hingga lima ribu per hari, dan pelanggan BlackBerry baru sebanyak 40 ribu per hari.

Terkait dengan penjualan untuk  Andromax T dan Andromax Tab 8.0, DTI mengungkapkan,  untuk Andromax T dibanderol Rp 1,799 juta dengan gratis paket data 1,5 GB dan bonus telepon dan SMS selama 30 hari. Sedangkan Andromax Tab 8.0 dihargai Rp 2,35 juta dengan bonus paket data 1 GB selama setahun.

“Keduanya kita sediakan 100 ribu unit. Kita akan tambah  4 produk baru di jajaran Smartfren hingga akhir tahun ini,” pungkasnya.
 
Suspensi
Sayangnya, di tengah semangatnya Smartfren berjualan, Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan (suspensi) efek waran Seri II PT Smartfren Telecom Tbk (FREN-W).

Kepala Divisi Perdagangan Transaksi Saham BEI, Irvan Susandy mengatakan, suspensi dilakukan sehubungan peningkatan harga yang signifikan pada efek FREN-W dari Rp 63 per waran pada sesi pertama perdagangan 9 Oktober 2013 menjadi  Rp92 per waran.

“BEI perlu melakukan suspensi efek Waran Seri II PT Smartfren Telecom Tbk baik di pasar reguler dan pasar tunai pada sesi II tanggal 9 Oktober 2013 selama satu sesi perdagangan," katanya dalam keterbukaan informasi Rabu (9/10).(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year