telkomsel halo

Pemain CDMA Dikabarkan Sambut Positif Ide MVNO

8:38:39 | 22 May 2013
Pemain CDMA Dikabarkan Sambut Positif Ide MVNO
Muhammad Budi Setiawan (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Para pemain berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) dikabarkan menyambut positif ide Mobile Virtual Network Operator (MVNO) yang digulirkan regulator untuk menjamin kelangsungan bisnisnya di era data.

“Ide pemerintah untuk pemain CDMA itu berkonsolidasi disambut positif. Kondisi sekarang pemain CDMA itu hidup susah, mati segan. Jika konsolidasi dan jalankan konsep MVNO untuk Long Term Evolution (LTE) lebih baik,” ungkap Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kemenkominfo  Muhammad Budi Setiawan di Jakarta kemarin.

Menurutnya, di era data dengan kepemilikan frekuensi yang terbatas, para pemain CDMA susah bertahan. “Solusinya pemain  konsolidasi, jalankan TDD LTE. Itu bisa jika MVNO dilakukan,” katanya.

Lebih lanjut Budi mengatakan, fokus lain yang dilakukan terhadap pemain CDMA yang memiliki lisensi Fixed Wireless Access (FWA) adalah  mengkaji ulang biaya hak penyelenggaraan (BHP) frekuensi.

Masih menurutnya, seharusnya biaya-biaya yang harus dibayarkan operator FWA tidak boleh lebih dari 10% dari pendapatannya. “Saat ini yang terjadi rata-rata BHP itu lebih dari 10%, bahkan ada yang mendekati 20%. Kondisi ini sudah tidak sehat," katanya.

Ideal  
Marketing Director Huawei Tech Investment Mark Donnelly menambahkan,  teknologi TDD LTE akan menjadi kunci inovasi bagi operator telekomunikasi dalam mengantarkan layanan data.  

Menurut Mark,  TDD LTE lebih hemat spektrum ketimbang FDD LTE, sebab hanya menggunakan satu spektrum untuk keluar masuk data. Sementara FDD LTE harus menggunakan dua spektrum untuk keluar dan masuk data.  

Selain itu ekosistem TDD LTE sudah lumayan matang.  Saat ini terdapat 41 operator yang telah menggunakan teknologi TDD LTE di enam benua, dengan jumlah pengguna diperkirakan sebesar 5 juta pengguna pada tahun ini.“Ini masalah penghematan biaya operasional agar operator bisa mendapatkan margin positif dari layanan data,” katanya.

NCO
Secara terpisah, Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli mengakui perseroan tengah menimbang berbagai strategi untuk memaksimalkan layanan StarOne di 850 MHz yang berbasis CDMA.

“Kita terbuka dengan bentuk kerjasama yang menguntungkan. Saat ini tengah ditimbang network cooperation version. Sembari menunggu perkembangan, kita tetap berjualan produk ini. Walau jumlah pengguna menurun, tetapi di beberapa daerah seperti di Jawa Tengah mengalami kenaikan di 2012,” katanya.

Berdasarkan kinerja kuartal I 2013, jumlah pelanggan StarOne 142 ribu pengguna atau turun dari 211 ribu di semester I 2012. Pendapatan StarOne turun 43% menjadi Rp 15,9 miliar dari Rp 28,1 mniliar di kuartal I 2012.

Skema network cooperation version ini hampir mirip dengan ide MVNO yang digulirkan pemerintah yakni dimana semua pemain CDMA mengembalikan dulu frekuensi ke pemerintah. Setelah itu, para pemian mendirikan konsorsium untuk mengelola frekuensi yang telah dikonsolidasikan.  Berikutnya, masing-masing merek dagang yang ada bisa menyewa kapasitas ke konsorsium untuk berjualan akses.

Saat ini pemain berbasis CDMA di 850 MHz adalah  Indosat dengan merek StarOne,  Telkom dengan merek Flexi,  PT Mobile-8 Telecom, dan Bakrie Telecom dengan merek Esia. Masing-masing pemain hanya punya lebar pita frekuensi 5 MHz.

Jika dikonsolidasikan, terdapat pita frekuensi selebar 20 MHz yang lumayan ideal untuk TDD LTE.Kapasitas 20 MHz diyakini bisa memberikan kecepatan akses data   mencapai 200  Mbps. Sedangkan jika hanya 5 MHz, maka kecepatan akses data tinggal 40 Mbps saja.(ss)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year