telkomsel halo

Dua Pemain Terlalu Dominan, Operator Hati-hati Lepas Menara

10:12:23 | 07 Dec 2012
Dua Pemain Terlalu Dominan, Operator Hati-hati Lepas Menara
Ilustrasi (dok.)
JAKARTA (indotelko) – Operator telekomunikasi mulai berhati-hati melepas menara miliknya ke perusahaan penyedia menara karena bisnis di sektor tersebut terlalu didominasi oleh dua pemain besar.

“Sekarang tidak bisa main lepas menara karena sektor ini sudah menjadi bisnis besar. Lihat saja pergerakan saham dari perusahaan menara di pasar saham,  harganya sudah tingi-tinggi,” ungkap Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli.

Diungkapkannya, saat ini di bisnis menara telekomunikasi ada dua pemain yang memiliki aset lumayan besar. “Jika menara operator dilepas, peluang pemain besar mendapatkan tentu besar juga. Nah, yang menjadi masalah itu harga sewa ditawarkan pemain besar ini lebih mahal ketimbang pemain kecil. Bedanya bisa dobel digit secara persentase,” katanya.

Dijelaskannya, melihat kondisi yang ada, maka rencana Indosat untuk melepas sisa menara guna  dijual pada tahun depan ditahan dulu.

“Kalau kemarin kita jual karena ingin belajar dan membaca struktur biayanya. Sekarang kita sedang ajak bicara para operator lain tentang kondisi di industri menara ini,” katanya.

Untuk diketahui,  Indosat  dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada tahun ini   menuntaskan penyelesaian dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali 2.500 menara.

Transaksi dengan upfront consideration sebesar US$ 406 juta dimana pembayaran transaksi dengan beberapa penyesuaian pada saat penyelesaian yang terdiri dari pembayaran secara tunai dan 239.826.310 saham baru yang diterbitkan oleh TBIG dimana mewakili lebih kurang 5% dari modal disetor perusahaan menara itu.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Mei 2012, Direktur Keuangan Indosat Curt Stefan Carlsson mengungkapkan, perseroan mengaji untuk melepas kembali menara.

Pada kajian konsultan Indosat, sebenarnya ada 4 ribu menara perseroan siap dilepas. Hal ini berarti untuk penjualan tahap kedua tersisa sebanyak 1.500 menara.

“Kita akan mengevaluasi nilai tambah yang diberikan calon penawar dan faktor penentu lainnya. Urusan dengan TBIG untuk 2.500 menara, sedangkan sisa menara yang akan dilepas pada 2013 itu komitmen berbeda. Bisa saja TBIG kembali memenangkan lelang tersebut, bisa juga pihak lain,” kata Curt kala itu.

Bagi TBIG, diakuisisinya menara milik Indosat secara signifikan menaikkan performa perseroan. TBIG  memiliki 12.953 penyewaan dan 8.171 site telekomunikasi per 30 September 2012.

Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 6.714 menara telekomunikasi, 1.040 shelter-only , dan 417 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 11.496, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,71.

Pemain besar lainnya yang juga menjadi kompetitor TBIG kala lelang menara Indosat awal tahun ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

TOWR memiliki kekuatan di anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang mengakuisisi menara milik  Hutchison CP Telecommunications (HCPT).

Saham TBIG pada perdagangan Kamis (6/12) bermain di kisaran Rp 5.800, TOWR di Rp 20550. Sementara saham Indosat hanya di kisaran Rp 6.200.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year