Ilustrasi (Dok)
Sektor ritel telekomunikasi diperkirakan melanjutkan sinarnya pada tahun 2013. Pasalnya, jika melihat data dari PT International Data Corporation (IDC) Indonesia , diperkirakan pengapalan smartphone di Indonesia akan tumbuh menjadi 22% dari total pengapalan mobile device pada tahun depan.
Riset IDC di kuartal III-2012, pengapalan handset mencapai 15,5 juta unit di Indonesia.
Sebelumnya, GfK Asia menyebutkan Indonesia menjadi pasar terbesar bagi produk smartphone di kawasan Asia Tenggara pada kuartal I 2012. Penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 62% dengan penjualan lebih dari US$ 1,4 miliar.
Tingginya kalkulasi penjualan smartphone ini menjadikan emiten yang bergerak di sektor ritel telekomunikasi memiliki gairah tinggi menyambut 2013.
Beberapa emiten di sektor ini pada 2013 berani menargetkan pertumbuhan penjualan di kisaran 20-25%.
Angka ini berbanding terbalik dengan operator telekomunikasi yang cenderung menetapkan target konservatif untuk 2013 yakni di low single digit.
Emiten besar di sektor retail produk telekomunikasi yang bisa disebutkan adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) dan anak usahanya PT Global Teleshop Tbk (GLOB).
Perusahaan yang identik dengan merek dagang OkeShop ini menargetkan pendapatan Rp 15 triliun pada 2013 atau tumbuh 25% dibandingkan target 2012 sebesar Rp 12 triliun.
Direktur Trikomsel Oke Evy Soenaryo memperkirakan pertumbuhan pendapatan nantinya ditopang tumbuhnya pasar smartphone di Tanah Air dan ekspansi gerai baru.
“Kami mengandalkan penjualan dari merek-merek ternama seperti Nokia, Blackberry, dan Samsung,” katanya.
Salah satu produk andalan yang diharapkan sebagai mesin uang nantinya adalah gerai Samsung Experiential Shop. Satu gerai premium dari merek Samsung diharapkan menghasilkan Rp 1,5 miliar per bulan.
Diperkirakan, produk Samsung bisa meningkat penjualannya sebesar 30% tahun depan. Tahun ini, pertumbuhan penjualan produk Samsung mencapai 60% dibandingkan tahun lalu.
Diungkapkannya, pada 2013 perseroan menargetkan pembukaan gerai baru minimal 100 sampai 150 unit. Sebanyak 100 sampai 150 outlet ini terdiri dari outlet Okeshop maupun outlet Global Teleshop.
Dana investasi yang dianggarkan setiap gerai diperkirakan Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar untuk pembukaan di mal premium dengan luas 100 meter persegi. Sumber dana berasal dari kas internal dan principal.
Saat ini perseroan telah membuka 1.100 gerai yang terdiri dari gerai Okeshop dan Global
Segendang sepenarian, Global Teleshop menargetkan pertumbuhan pendapatan pada tahun depan sekitar 20% atau sekitar Rp 3,72 triliun dibandingkan proyeksi tahun ini yang mencapai Rp 3,1 triliun.
Secara terpisah, menurut Analis Pefindo Ahmad Sujatmiko target pertumbuhan yang ditetapkan pemain di sektor ritel produk telekomunikasi pada tahun depan masih realistis.
"Perekonomian Indonesia yang terus tumbuh memunculkan kelas menengah baru yang meningkat daya belinya. Belum lagi diperkirakan akan terjadi pergeseran perilaku pembelian masyarakat dari produk feature phone ke smartphone,” katanya.(id)