telkomsel halo

Peringkat adopsi Indonesia soal kripto menurun

04:05:00 | 15 Sep 2025
Peringkat adopsi Indonesia soal kripto menurun
JAKARTA (IndoTelko) Indonesia menempati posisi ke-7 dunia dalam adopsi kripto berdasarkan laporan Chainalysis Global Crypto Adoption Index 2025.

Peringkat ini turun dibandingkan tahun sebelumnya ketika Indonesia berada di posisi ke-3, mengungguli Amerika Serikat dan Vietnam.

Dalam laporan terbaru, India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Vietnam mendominasi empat besar, sementara Indonesia berada di bawah Nigeria dan Brasil. Meski tetap masuk 10 besar, penurunan ini menandakan tantangan bagi Indonesia dalam menjaga momentum pertumbuhan adopsi kripto.

Chainalysis tahun ini menambahkan sub-indeks baru yang mengukur aktivitas institusional, khususnya transaksi bernilai di atas US$1 juta. Negara dengan ekosistem finansial matang seperti AS, India, dan Brasil memperoleh dorongan dari partisipasi institusi besar, termasuk kehadiran produk ETF Bitcoin spot.

Sebaliknya, kekuatan Indonesia masih didominasi oleh segmen ritel dan DeFi, yang bobotnya kini dipangkas dalam metodologi baru. Hal ini membuat kontribusi Indonesia tampak lebih kecil meski aktivitas ritel dan DeFi masih tinggi.

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menilai penurunan peringkat tidak berarti melemahnya minat masyarakat terhadap aset digital. “Indonesia masih punya fondasi yang sangat kuat di adopsi ritel. Populasi besar, penetrasi digital tinggi, dan minat generasi muda menjadikan kita salah satu pasar paling potensial di dunia. Peringkat ini adalah pengingat bahwa kita harus bergerak lebih cepat dalam memperkuat sisi institusional,” ujarnya.

Menurut Calvin, ada dua jalur strategis untuk memperbaiki posisi Indonesia. “Pertama, kita perlu meningkatkan partisipasi institusi di spot market domestik agar volume transaksi besar bisa lebih tercatat. Kedua, mendorong hadirnya produk ETF kripto lokal supaya investor institusional memiliki jalur investasi yang aman, transparan, dan legal,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret, Tokocrypto telah menghadirkan layanan Tokocrypto Prestige, sebuah layanan premium untuk investor institusional dan high-net-worth individuals.

Calvin juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Jika regulasi bisa lebih pro-pertumbuhan, hadirnya ETF lokal dan produk institusional akan mempercepat transformasi. Di saat yang sama, literasi masyarakat tentang stablecoin untuk remitansi, pembayaran lintas negara, hingga pemanfaatan Web3 akan membuka peluang baru. Inilah kunci agar Indonesia kembali ke lima besar dunia, bahkan lebih tinggi,” katanya.

Meski peringkat turun, prospek Indonesia dinilai tetap signifikan di mata global. Penetrasi teknologi finansial yang luas, potensi integrasi kripto dengan Web3, serta sinergi dengan perbankan digital membuat pasar Indonesia masih strategis.

GCG BUMN
“Kita harus optimis. Penurunan peringkat ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru untuk mendorong ekosistem kripto yang lebih matang, inklusif, dan berdaya saing global,” pungkas Calvin.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories