JAKARTA (IndoTelko) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi pengembangan industri manufaktur nasional melalui transformasi digital sesuai dengan inisiatif peta jalan Making Indonesia 4.0.
Salah satu sektor yang menjadi fokus utama adalah industri pengolahan kelapa sawit, yang tengah didorong untuk memanfaatkan teknologi modern guna meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing global.
Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin meluncurkan program digitalisasi industri hilir kelapa sawit melalui pengembangan Sistem Informasi Produk Sawit dan Turunannya (Siprosatu). Sistem ini dirancang sebagai backbone pelaporan data secara real-time terkait neraca massa bahan baku dan produk, yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan, pengawasan, dan pengendalian oleh regulator.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa Siprosatu dapat melacak jejak produk sawit dari hulu hingga ke tangan konsumen akhir, serta memastikan rantai pasokan berlangsung secara transparan. Sistem ini juga membantu menjaga akuntabilitas penerimaan negara dari kegiatan produksi, konsumsi, transportasi, hingga ekspor produk turunan kelapa sawit seperti minyak goreng, oleofood, dan biodiesel.
Selain itu, Dirjen Putu menyebutkan bahwa Siprosatu memiliki kemampuan integrasi dengan sistem lain, termasuk Sistem Informasi-ISPO untuk sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan (Indonesia Sustainable Palm Oil). Dalam waktu dekat, integrasi tersebut diharapkan dapat memperkuat pengawasan dan pengelolaan industri.
Kemenperin turut mengapresiasi dukungan dari PT Siemens Indonesia dalam pengembangan platform digital ini. Siemens akan menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan teknis untuk SDM perusahaan sektor hilir kelapa sawit, guna memperkuat kapasitas mereka sesuai dengan prinsip Making Indonesia 4.0. Siemens juga terlibat memberikan masukan teknis dalam proses pengembangan Siprosatu, agar tercipta sinergi yang optimal dari aspek hardware, software, hingga humanware.
Putu optimistis, implementasi Siprosatu akan meningkatkan kinerja sektor industri agro, yang selama ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada triwulan I 2025, industri agro tumbuh sebesar 4,69 persen, dengan investasi mencapai Rp38,72 triliun, dan menyerap 9,37 juta tenaga kerja. Kontribusinya terhadap PDB industri non-migas mencapai lebih dari 52 persen, menegaskan peran penting industri ini dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.(wn)