JAKARTA (IndoTelko) PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melakukan kolaborasi strategis dengan PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR). Melalui anak usahanya, PT Pusat Fiber Indonesia, INET menjalin kemitraan dengan PT Jejaring Mitra Persada (JMP), entitas dari KETR, dalam pengembangan jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura.
Proyek ini merupakan bagian dari sistem komunikasi kabel laut (SKKL) yang akan dijalankan menggunakan skema Indefeasible Right of Use (IRU), memberikan hak penggunaan jangka panjang atas infrastruktur serat optik tersebut.
Investasi sebesar US$20 juta disiapkan INET untuk mendukung realisasi proyek yang diharapkan mampu memperkuat konektivitas regional dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Direktur Utama INET, Muhammad Arief Angga menyampaikan bahwa pembangunan jaringan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah digital global.
“Dengan IRU, kami bisa mengelola kapasitas dan konektivitas secara mandiri, tidak bergantung lagi pada penyedia lain,” ujarnya.
Proyek kabel laut ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas jaringan hingga 400 terabyte, dengan kapasitas per jalur mencapai 2530 terabyte tergantung perangkat yang digunakan.
Setelah selesai, jaringan BatamSingapura diperkirakan dapat digunakan secara penuh mulai akhir 2024, sementara jalur JakartaBatam akan selesai pada Oktober hingga November 2025.
Diharapkan seluruh sistem akan beroperasi penuh pada Desember 2025 atau awal Januari 2026.
Inisiatif ini juga bertujuan menjawab tantangan pemerataan akses internet di Indonesia, terutama di luar pulau Jawa.
Saat ini, INET telah melayani lebih dari 200 ISP lokal dari total sekitar 850 ISP di Jawa, dan potensi pasar masih sangat besar untuk pengembangan kapasitas jaringan.
Selain memperkuat infrastruktur nasional, proyek ini menjadi langkah strategis bagi INET dalam ekspansi ke pasar internasional, khususnya Singapura—yang dikenal sebagai pusat digital di Asia Tenggara.
Arief menjelaskan bahwa keberadaan koneksi langsung ke Singapura akan memudahkan INET memperoleh lisensi sebagai Network Access Provider (NAP), sehingga dapat mengakses dan menjual layanan konektivitas internasional secara langsung.
“Dengan IRU, kami memiliki kendali penuh atas gateway internasional, yang akan meningkatkan layanan dan daya saing kami di pasar global,” tegas Arief.
Proyeksi keuangan menunjukkan, pendapatan INET diperkirakan meningkat signifikan, mencapai Rp156 miliar pada 2026 dan Rp250 miliar pada 2027.
Kerja sama dengan KETR melalui JMP dipilih karena rekam jejak perusahaan yang solid dalam pengembangan infrastruktur kabel laut di Indonesia.
Direktur KETR Dani Samsul Ependi, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung penuh proyek ini dan membuka peluang kerja sama lanjutan untuk pengembangan dan pemeliharaan jaringan SKKL lainnya di masa mendatang.
“Kami telah melayani ratusan ISP di Indonesia, dan kerja sama ini akan memperluas cakupan layanan ke rute internasional, menjadi batu loncatan untuk kolaborasi yang lebih besar,” ujarnya.
Pembangunan infrastruktur kabel laut ini menjadi fondasi penting dalam mewujudkan kemandirian digital Indonesia. Dengan konektivitas langsung ke Singapura, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pusat lalu lintas data di Asia Tenggara.
Arief menambahkan bahwa semakin besar jaringan yang dimiliki, semakin banyak pelaku usaha, institusi pendidikan, dan UMKM yang dapat mendapatkan akses internet berkualitas, mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital nasional.
“Ini bukan hanya soal ekspansi bisnis, tetapi juga misi memperkuat tulang punggung digital bangsa,” tutup Arief.
Asal tahu saja, INET tengah berencana menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak 12,8 miliar saham atau setara degnan 57,14% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Jika mengacu harga penutupan terakhir saham INET level Rp 192, nilai right issue saham ini berpotensi mencapai Rp 2,45 triliun.
Manajemen dalam penjelasan resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/5), menyebutkan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan usaha bidang telekomunikasi, baik investasi modal kerja dan belanja modal.
Aksi korporasi tersebut akan direalisasikan setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 12 Juni 2025.
Manajemen INET menyebutkan bahwa penambahan modal ini membuat struktur permodal perseroan lebih baik yang dapat meningkatkan kondisi keuangan perseroan dalam melakukan pengembangan usaha. Dana segar tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan diperolehnya pendanaan baru untuk ekspansi.(wn)