telkomsel halo

Astaga, 30% orang anggap biasa mantau pasangan secara diam-diam

08:24:52 | 07 Dec 2021
Astaga, 30% orang anggap biasa mantau pasangan secara diam-diam
JAKARTA (IndoTelko) - Untuk menandai ulang tahun kedua Coalition Against Stalkerware atau diterjemahkan sebagai Koalisi Melawan Stalkerware yang didirikan bersama oleh Kaspersky, perusahaan privasi digital ini melakukan survei global terhadap lebih dari 21.000 partisipan di 21 negara tentang sikap pengguna terhadap privasi dan penguntitan digital dalam hubungan pribadi. Stalkerware memungkinkan pelaku untuk memantau kehidupan pribadi orang lain secara digital melalui perangkat seluler tanpa persetujuan korban.

Sementara mayoritas responden (70%) menganggap bahwa memantau pasangannya tanpa persetujuan adalah hal yang tidak dapat diterima, namun sebagian besar (30%) beranggapan sebaliknya, apabila itu dihadapkan dengan situasi tertentu. Dari mereka yang membenarkan untuk alasan tertentu, hampir dua pertiga (64%) akan melakukannya jika pasangan mereka tidak setia, apabila itu terkait dengan keselamatan mereka (63%), atau ketika pasangan mereka terlibat dalam kegiatan kriminal (50%). Dari sudut pandang geografis, terlihat bahwa anggapan yang membenarkan untuk memantau pasangan secara umum berasal dari responden di kawasan Asia-Pasifik (24%), sedangkan di Eropa (10%) dan Amerika (8%) lebih sedikit orang yang menganggap hal ini dapat diterima.

Selain itu, dalam laporan Digital Stalking in Relationships Kaspersky, yang dilakukan secara online oleh Sapio Research pada September 2021, menunjukkan bahwa 15% responden di seluruh dunia telah diminta oleh pasangannya untuk menginstal aplikasi pemantauan. Sayangnya, 34% dari mereka yang menunjukkan jawaban ini juga pernah mengalami pelecehan oleh pasangan dekatnya.

Mitra yang menganjurkan penelitian ini adalah pakar kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence) dari organisasi anggota lain dari Coalition Against Stalkerware: organisasi payung nasional Australia untuk layanan kekerasan dalam rumah tangga, Wesnet; organisasi hak-hak perempuan Centre Hubertine Auclert di Prancis; National Network to End Domestic Violence (NNEDV) di Amerika Serikat; organisasi amal pendukung korban Refuge di Inggris; dan WWP EN.

“Tidak ada yang membenarkan segala bentuk tindakan untuk melakukan kontrol atas pasangan sehubungan dengan dugaan perselingkuhan. Kampanye preventif yang menangani masalah kontrol koersif, kecemburuan, dan perselingkuhan akan menjadi alat yang berharga untuk melawan sikap ini,” ujar Research & Development Manager, European Network for the Work with Perpetrators of Domestic Violence (WWP EN) Berta Vall Castelló.

Temuan peneilitian menunjukkan bahwa pemantauan online dapat menjadi cara lain untuk menggunakan kontrol koersif dalam sebuah hubungan. Mengingat bahwa stalkerware adalah perangkat lunak yang tersedia secara komersial yang tersembunyi di perangkat dan menyediakan akses ke berbagai data pribadi, seperti lokasi perangkat, riwayat browser, pesan teks, atau obrolan media sosial, mungkin juga tidak mengherankan bahwa itu dapat berfungsi untuk tujuan lain seperti sebagai alat kekerasan dalam sebuah hubungan.

“Saya mendesak bagi siapa pun yang mengalami penguntitan — baik dalam kehidupan nyata atau melalui perangkat lunak pemantauan tertentu— dan merasa berada dalam bahaya atau tidak aman untuk melawan pelaku kekerasan tersebut, dengan cara menghubungi organisasi kekerasan dalam rumah tangga untuk mendapatkan saran dan dukungan,” kata Karen Bentley, Chief Executive Officer, Wesnet, organisasi payung nasional Australia untuk layanan kekerasan dalam rumah tangga, Wesnet.

“The National Network to End Domestic Violence menyambut baik inisiasi Kaspersky dalam mengambil langkah maju untuk meningkatkan pemahaman tentang privasi dan penggunaan perangkat penguntit dalam hubungan dengan pasangan.
Lebih banyak data diperlukan di area ini dan kami berharap dapat melihat informasi ini digunakan untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan privasi bagi para penyintas,” komentar Erica Olsen, Director Keamanan Jaringan, National Network to End Domestic Violence (NNEDV).

Menindaklanjuti kriteria deteksi dari Coalition Against Stalkerware terhadap penggunaan stalkerware, Kaspersky menganalisis statistik yang mengungkapkan berapa banyak penggunanya yang terpengaruh oleh stalkerware dalam 10 bulan pertama tahun ini: dari Januari hingga Oktober 2021, hampir 28.000 pengguna seluler terpengaruh oleh ancaman ini. Selama periode yang sama, ada lebih dari 3.100 kasus di UE dan lebih dari 2.300 pengguna di Amerika Utara yang terpengaruh. Selama periode yang sama, sebanyak 305 pengguna yang dihadapkan dengan stalkerware di Indonesia.

Menurut angka Kaspersky, Rusia, Brasil, dan Amerika Serikat (AS) menjadi tiga negara teratas dalam pengguna yang dihadapkan dengan stalkerware secara global sejauh ini. Dan Indonesia menempati peringkat ke-18 tahun ini di secara global.

Dua tahun lalu pada November 2019, Coalition Against Stalkerware didirikan oleh 10 organisasi. Saat ini, ada lebih dari 40 anggota dengan para ahli yang bekerja di berbagai bidang terkait termasuk dukungan penyintas dan pekerjaan pelaku, advokasi hak digital, keamanan TI, akademisi, penelitian keamanan, dan penegakan hukum. Tahun ini, Koalisi menyambut pendukung baru seperti INTERPOL dan anggota termasuk, Gendarmerie Nationale (FR), Luchadoras (MX), Refuge (UK) dan The Tor Project (AS). (ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year