telkomsel halo

Telkomsel manjakan pelanggan, dari 2G hingga 5G

12:04:00 | 31 Jul 2021
Telkomsel manjakan pelanggan, dari 2G hingga 5G
JAKARTA (IndoTelko) - Tanggal 26 Mei 1995, merupakan tonggak sejarah bagi Telkomsel.  Pada saat itulah Telkomsel memulai bisnisnya dan melayani masyarakat.  Bertempat di Pulau Batam, operator seluler nomor satu di Tanah Air ini mulai menggunakan sim card sebagai media yang digunakan pelanggannya untuk menikmati layanan Telkomsel dengan teknologi Global System for Mobile Communications (GSM).
 
Saat ini, seluruh masyarakat Indonesia bisa melintasi ruang dan waktu melalui akses telekomunikasi berteknologi seluler.  Jelajah suara dan data melalui lebih dari 233 ribu Base Transceiver Station (BTS)  yang menghubungkan lebih dari 170 juta pelanggan Telkomsel di seluruh penjuru tanah air, menjadikan 95% populasi negeri sudah terjangkau layanan Telkomsel khususnya 4G.
 
Jaringan Telkomsel mampu merangkul daerah terpencil, pulau terluar, hingga wilayah perbatasan negara yang merupakan wujud komitmennya dalam menyatukan negeri serta memastikan pemerataan akses telekomunikasi.  Di samping itu, Telkomsel juga berkomitmen untuk selalu mengimplementasikan teknologi seluler terdepan dan terkini untuk memberikan pengalaman komunikasi terbaik bagi pelanggan. Hal ini terbukti hadirnya jaringan 5G yang sudah lama dinanti. Telkomsel operator pertama yang menggelar teknologi generasi ke-5 ini.  
 
Masyarakat khususnya pelanggan Telkomsel tentu saja selalu ingin mendapatkan layanan terbaik.  Entah itu pelayanan di customer service yang mesti siap melayani dan memberikan solusi kendala-kendala dalam menggunakan produk Telkomsel, atau pun tuntutan layanan prima khususnya jaringan.  Boleh dibilang, tidak penting apa itu 2G, 3G, 4G atau pun 5G bagi pelanggan dan khususnya masyarakat awam.  Yang penting akses telekomunikasi lancar dan cepat tentunya.
 
Masyarakat mengenal telekomunikasi seluler hanya berdasarkan nama perusahaan dan atau merek sim card yang terjual. Telkomsel yang kini melekat dengan penamaan produk anyarnya yakni Telkomsel prabayar dan Telkomsel Halo. Tidak banyak masyarakat mengetahui pergerakan teknologi dari jaringan yang ada di ponselnya. Mereka hanya tahu 2G, 3G, 4G, dan bahkan 5G. Padahal ada generasi pertama, ada juga 2,5G dan 2,75G, lalu 3,5G dan 3,75G. 
 
Jaringan 2G
Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Berbeda dengan teknologi 1G yang masih menggunakan jaringan analog, di 2G sudah menggunakan jaringan digital. 2G pertama kali diluncurkan secara komersil di Finlandia oleh Radiolinja pada 1991 dengan mengimplementasikan teknologi GSM berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access).
 
Ada pengalaman baru yang bisa dinikmati dengan hadirnya 2G.  Kalau di teknologi 1G hanya dapat melakukan panggilan telepon, maka di teknologi 2G ada penambahan fitur anyar seperti pesan teks (SMS), pesan bergambar (MMS), dan suara panggilan yang lebih jernih. Tak cukup di 2G, teknologi ini pun berkembang dan terjadi evolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution).  Maksimal kecepatan 2G dengan mengandalkan GPRS mencapai 50 kilobyte per second, dan data rates dinaikkan dengan EDGE dengan kecepatan hingga 1 Mbps.
 
Telkomsel sendiri sebelum masuk fase 3G, terlebih dahulu jadi operator pertama yang menggelar layanan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution) di Indonesia pada 2004. Teknologi EDGE, mampu memacu kecepatan akses data hingga 126 kbps, bahkan mencapai 473,8 kbps, dan jadi yang tercepat di Indonesia saat itu.  
 
Generasi 3 (3G)
Teknologi ini pertama kali diluncurkan pada 2001 oleh operator asal Jepang NTT DoCoMo. Hadir sebagai sebuah solusi untuk kebutuhan internet yang meningkat pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Kecepatan akses internet dengan 3G bisa mencapai 2 Mbps, jauh lebih cepat dari generasi sebelumnya. Jaringan 3G di dunia sejatinya mulai diperkenalkan pada tahun 1998. Saat itulah dikenal istilah mobile broadband. 
 
Lewat 3G, masyarakat di seluruh dunia dapat menikmati berbagai macam layanan internet, sebut saja browsing, pengiriman email, streaming dan juga musik, termasuk hingga teleconference dan video call.
 
Layanan video call jadi hal baru bagi masyarakat di kisaran 2003 an.  Walaupun akhirnya kurang begitu sukses dan menarik minat pengguna ponsel, namun sebagai edukasi, tergolong sangat baik, dimana banyak orang mengenal apa yang namanya video call dan live streaming. 
 
Pada Mei 2005, Telkomsel sukses menguji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multiple Access) di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di beberapa wilayah, seperti Surabaya dan Batam. Dan akhir tahun, setelah sukses dalam beruji coba, Telkomsel resmi mengkomersialkan layanan 3G. Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersil.
 
LTE (4G)
Mulai diperkenalkan pada tahun 2008 lewat pengembangan WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). Sayangnya justru Wimax tenggelam dan muncul lah teknologi LTE yang setara WiMAX bahklan lebih populer.
 
Pertama kali diluncurkan secara komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada 2009 yang menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
 
Generasi keempat ini boleh dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mendapat kecepatan 1 Gbps.  Teknologi 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih singkat. 
 
Di Indonesia sendiri, lagi-lagi Telkomsel menjadi operator pertama dalam komersialisasi teknologi 4G LTE ini. Telkomsel membuat layanan mobile internet yang diperkenalkan saat era 3G performanya makin moncer. Di teknologi 4G inilah berbagai fitur hiburan mulai bisa dinikmati secara maksimal, sebut saja game mobile, HD TV, Video Conference, 3D TV, dan lain sebagainya. 
 
Sebelumnya Telkomsel melakukan uji coba teknologi 4G pada tahun 2013 bertempat di Bali. Dan secara komersil baru meluncur setahun berikutnya.  Hingga kini layanan 4G Telkomsel sudah melayani puluhan juta pengguna. Telkomsel terus berusaha memberikan jaringan 4G terbaik merata untuk seluruh pelanggan dengan coverage penetration 95%.
 
Adanya 4G, pekerjaan kantoran semakin lancar.  Speed akses data dengan 4G ini mencapai 100 Mbps. Lewat 4G semakin mendekatkan jarak keluarga yang terpisah propinsi, negara, bahkan benua lewat video call, atau sejenisnya.  
 
5G
Inilah teknologi yang sedang seksi-seksinya di Tanah Air.  5G lahir sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan koneksi ke tahap yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Ini yang membuat sejumlah perusahaan dengan ekosistem mobile saat ini berkontribusi dan berupaya agar 5G dapat dinikmati oleh masyarakat di dunia. 
 
Pada 29 Mei 2017, Telkomsel berkolaborasi dengan Huawei untuk menggelar live demo 5G pertama di Indonesia. Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang menggelar live demo 5G di Indonesia dengan Jakarta sebagai wilayah tempat uji coba berlangsung.
 
Selanjutnya, Telkomsel terus mematangkan kesiapan implementasi layanan 5G, termasuk dengan menggelar kolaborasi bersama sejumlah mitra strategis dan pemangku kepentingan, dan melakukan uji coba 5G untuk kebutuhan industri “Telkomsel 5G for Industry 4.0” yang diselenggarakan di Kota Batam pada akhir 2019.
 
Kini 5G sudah diluncurkan secara komersil di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa termasuk Indonesia yang masih dalam hitungan bulan.
 
Teknologi 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari 4G.  Secara teori dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2).  Ini membuat pengguna teknologi ini tidak hanya untuk pemenuhan layanan mobile broadband untuk konsumen, namun juga untuk Industry 4.0.
 
Beberapa contoh use cases untuk pengguna, sebut saja enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming.  Dan sejumlah contoh use cases untuk industri/B2B, antara lain AR/VR for industry maintenance, smart surveillance, smart factory, remote controlling machinery, remote surgery, drone surveillance, smart seaport, dan lain sebagainya.  Next apa lagi setelah 5G? (sg)
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan