telkomsel halo

Dampak Covid-19 terhadap karir para perempuan di sektor teknologi

05:41:54 | 22 Jan 2021
Dampak Covid-19 terhadap karir para perempuan di sektor teknologi
JAKARTA (IndoTelko) -Hampir setengah dari perempuan di Asia Tenggara yang bekerja di bidang teknologi percaya bahwa efek COVID-19 telah memperlambat kemajuan karir mereka, meskipun 64% perempuan memercayai bahwa kesetaraan gender lebih mungkin dicapai melalui struktur bekerja jarak jauh.

Meskipun penguncian sosial dapat menjadi akselerator dalam mencapai kesetaraan gender di posisi TI, bias sosial yang masih ada telah menghambat terobosan potensial ini.

Masa lockdown secara umum diperkirakan akan membawa perubahan industri yang positif dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Dengan meningkatkan lapangan kesempatan dari perspektif sosial dan perencanaan keluarga, maka stereotip tradisional seputar kesediaan (availability) dan panjang umur, terkait masa depan karir perempuan akan dapat dihapus. Dampak COVID berarti bahwa perusahaan harus terlibat ke norma baru ini dalam kurun waktu yang cepat, demi menciptakan pola piker industri lebih baik di masa depan.

Laporan Women in Tech baru dari Kaspersky, Where are we now? Understanding the Evolution of women in technology mengungkapkan bahwa hampir sepertiga perempuan (25%) Asia Tenggara yang bekerja di industri teknologi cenderung lebih memilih bekerja di rumah daripada di kantor.

Jumlah serupa juga menunjukkan bahwa mereka bekerja paling efisien saat dari rumah, dan sebanyak 28% mengungkapkan bahwa mereka memiliki otonomi lebih besar ketika tidak bekerja di kantor, sedikit lebih rendah daripada hasil global sebesar 33%.

Namun, statistik yang lebih memprihatinkan dari laporan tersebut menyoroti bagaimana potensi bekerja jarak jauh bagi perempuan di bidang teknologi tidak cukup diimbangi dengan perkembangan sosial dalam dinamika 'bekerja dari rumah (work from home)' ini.

Hampir setengah dari perempuan di Asia Tenggara (46%) yang bekerja di bidang teknologi telah berjuang keras menyulap untuk menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan keluarga mereka sejak Maret 2020. Tren ini paling menonjol di Amerika Utara, tetapi turut menjadi konsisten di seluruh dunia.

Menggali lebih dalam, alasan ketidakseimbangan ini menjadi lebih jelas. Ketika responden perempuan ditanyai tentang fungsi sehari-hari yang mengurangi produktivitas atau kemajuan pekerjaan, 66% mengatakan sebagian besar dilakukan untuk membersihkan rumah, 68% bertanggung jawab atas sekolah di rumah dan 56% harus menyesuaikan jam kerja mereka untuk menjaga keluarga. Akibatnya, 48% perempuan percaya bahwa efek COVID-19 sebenarnya telah memperlambat, bukannya meningkatkan, kemajuan karir mereka secara umum.

“Efek pandemi nyatanya sangat berbeda bagi para perempuan. Beberapa menghargai fleksibilitas yang lebih besar dan meminimalisir perjalanan dari bekerja di rumah, sementara yang lain berbagi bahwa mereka di ambang kelelahan. Perusahaan harus memastikan pemangku kepentingan seperti para manajer dapat membangun strategi selaras untuk mendukung karyawan berupa pertanggung jawaban dan perhatian penuh kepada mereka .

Tren signifikan lainnya yang muncul akibat pandemi adalah kehadiran karyawan jarak jauh dan hibrida dalam organisasi secara bersamaan. Ini bisa menjadi tantangan bagi para pekerja perempuan yang bekerja dari jarak jauh karena mereka mungkin memeroleh akses lebih sedikit ke manajemen puncak yang bekerja dari kantor. Sehingga ini berpotensi mengurangi kesempatan mereka untuk mendapatkan tugas tambahan yang mengarah pada promosi, misalnya. Perusahaan harus menyadari dampak tersebut dan membuat perencanaan untuk meminimalkannya,” komentar Head of Scientific Customer Support di BIOVIA, pemenang Women in Software Changemakers 2020, dan anggota inti dari jaringan para perempuan profesional, Ada’s List Dr Patricia Gestoso.

Selanjutnya, sebanyak 46% perempuan yang berkecimpung di bidang teknologi di Asia Tenggara (dibandingkan dengan 39% laki-laki) percaya bahwa lingkungan kerja yang setara adalah poin terbaik untuk kemajuan karir, dan 64% berpikir bahwa bekerja jarak jauh adalah cara optimal untuk mencapai kesetaraan tersebut. Sektor teknologi saat ini harus dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik untuk keberlanjutan di masa depan.

"Perusahaan perlu memberi sinyal, baik melalui budaya dan kebijakan, bahwa mereka akan memberikan orang tua yang bekerja (baik perempuan maupun laki-laki) fleksibilitas yang dibutuhkan selama pandemi Covid-19 (dan seterusnya). Perusahaan perlu memahami bahwa representasi memang penting dan memiliki perempuan dalam kepemimpinan, tim mayoritas perempuan dan pewawancara perempuan menunjukkan bahwa ada ruang bagi perempuan di perusahaan mereka. Sehingga, kami akhirnya dapat melihat banyak perusahaan sukses bermitra dengan organisasi perempuan eksternal yang dapat mendorong lebih maju, dan juga memberikan inspirasi eksternal untuk karyawan Anda," kata Co-Founder dan CEO di Ada's List Merici Vinton.

“Jika nanti teknologi memimpin dan dapat memastikan lingkungan yang lebih fleksibel dan seimbang bagi perempuan, maka hal itu akan menjadi norma lebih cepat, yang tentunya kemungkinan besar akan memicu perubahan dalam dinamika sosial. Seperti biasa, itu tidak akan berubah dalam semalam, tetapi ada beberapa indikator bahwa perempuan merasa lebih berdaya untuk menuntut cara kerja demikian dengan benar. Ke depan, kita sebagai industri harus membangun momentum ini, mengekstrak hal-hal positif dari transisi tahun lalu menuju sistem kerja yang fleksibel, dan sebagai hasilnya, menjadi katalisator untuk perubahan sosial yang lebih luas,” tutup Vice President of the Global Sales Network di Kaspersky Evgeniya Naumova.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year