telkomsel halo

Kolom Opini

Ada Covid-19, operator telekomunikasi diuntungkan?

05:26:15 | 13 Apr 2020
Ada Covid-19, operator telekomunikasi diuntungkan?
Teknisi Telkomsel tengah memasang mobile BTS untuk mendukung layanan Rumah Sakit sementara yang menangani virus corona
Pandemi virus Corona atau Covid-19 telah menjangkiti 212 negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi 1,439,516 dan meninggal 85,711 orang.

Di Indonesia kasus positif 3,293 dan meninggal 280 orang per tanggal 10 April 2020.

Pandemi ini telah memaksa banyak negara melakukan lockdown atau pembatasan mobilitas warganya yang tentunya berdampak pada aktivitas perekonomian negara tersebut.

Di Indonesia kebijakan pembatasan mobilitas warga diserahkan kepada pemerintah daerah dengan persetujuan pemerintah pusat melalui Menteri Kesehatan.

DKI Jakarta sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai tanggal 10 April 2020.

Dampak terhadap ekonomi tentu akan signifikan, Bank Dunia mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5.1% di awal tahun menjadi 2.1% dengan asumsi bahwa aktivitas ekonomi akan normal kembali pada bulan Juni 2020.

Sektor industri yang terkena dampak parah adalah pariwisata, penerbangan, retail non-food, global shipping, manufacturing otomotif dan apparel.

Sementara industri yang terkena dampak pada level moderat diantaranya industri minuman, kimia, manufaktur, metal & mining, properti, perusahaan jasa dan teknologi hardware. Dan industri yang terkena dampak relatif ringan diantaranya industri farmasi, telekomunikasi, retail makanan dan lainnya.

Bahkan ada potensi dampak positif terhadap perusahaan penyedia internet, retail online dan pertambangan emas (Global report Moody’s Investor service).

Tapi apakah benar operator telekomunikasi sebagai penyedia layanan internet mendapatkan dampak positif dari pandemi covid-19?

Kinerja Saham
Di Bursa saham Indonesia operator telekomunikasi direpresentasikan oleh empat emiten yaitu Telkom (TLKM), Indosat Oredoo (ISAT), XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN) secara agregat market capitalization pada akhir tahun 2019 bernilai Rp480 triliun dan kini bernilai Rp369 triliun pada penutupan perdagangan tanggal 9 April 2020 artinya sudah turun 23% atau setara Rp111 triliun secara year to date, ini masih lebih  baik dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 26%, namun tidak lebih baik dari sektor consumer goods yang hanya turun 16%.

Sektor lainnya seperti industri keuangan turun 27%, manufaktur 25%, industri dasar dan kimia 33%, properti 33%, pertanian 34% dan pertambangan 21%.

Industri pertambangan turun tebatas karena sudah mengalami penurunan banyak dari awal tahun 2019. 

Dari empat emiten operator telekomunikasi, TLKM tercatat mengalami penurunan paling kecil yaitu 21% namun ini sudah menjadikan TLKM dihargai relatif murah pada harga Rp3.120   dengan Price to Book Value (PBV) 3.1x karena jika dilihat secara historis rata-rata 5 tahun terakhir Telkom dihargai 4.1x bahkan pernah dihargai hingga 5.2x dari nilai buku di tahun 2017 pada harga Rp4.780  per lembar.

Harga yang sudah kelewat murah ini yang membuat manajemen Telkom mengumumkan akan melakukan buyback dengan dana Rp1.5 triliun dalam waktu tiga bulan, sementara XL Axiata juga mengumumkan buyback senilai Rp500 miliar dengan jangka waktu yang sama.

Kinerja Perusahaan
Kebijakan untuk memberlakukan belajar (learing from home) dan bekerja dari rumah (work from home) praktis menjadikan operator telekomunikasi sebagai penyedia internet menjadi tulang punggung bagi kegiatan masyarakat selama pandemi covid19 ini.

Dampak Covid-19 terhadap operator telekomunikasi dapat dilihat secara nyata pada laporan keuangan Kuartal Pertama 2020, sayangnya saat ini belum ada yang menyampaikan laporan ke publik namun kita masih dapat melihat dari beberapa indikator berikut:
1. International roaming
International roaming menjadi komponen pendapatan operator seluler paling terdampak dari pembatasan perjalanan dan banyaknya penutupan penerbangan lintas negara.

Kontribusi international roaming terhadap total pendapatan operator di Indonesia kecil tidak sampai 5% sehingga dampaknya minor. Penutupan ibadah umroh dan negara destinasi wisata seperti Singapura dan Hongkong menjadikan roaming kehilangan pasar yang besar. Operator seluler dengan porsi pendapatan roaming lebih dari 10% beroperasi di Hongkong dan Singapura.

2. Pendapatan segmen Enterprise
Kompetisi perang harga di industri seluler terutama pada segment consumer telah menjadikan segmen enterprise (B2B) menjadi pilihan untuk memperbesar pendapatan operator.

Sayangnya dengan adanya pandemi Covid-19 tidak seperti consumer yang tidak beresiko dalam waktu dekat (kecuali roaming), maka pendapatan dari segment enterprise lebih sensitif terhadap penghematan (cost cutting) dan penundaan proyek oleh hampir semua perusahaan sebagai respon terhadap krisis ini. Kontribusi enterprise menyumbang cukup signifikan terhadap total pendapatan operator, baik Indosat maupun Telkom dikisaran 20%.

3. Potensi kenaikan penggunaan internet
Menkominfo Johnny G Plate menyatakan ada kenaikan trafik internet di area pemukiman 5-10 persen. Lonjakan trafik ini didominasi oleh bertumbuhnya pengguna aplikasi belajar online, konferensi video, instant messaging, game online dan video streaming. Kenaikan trafik internet ini berpotensi menaikan pendapatan operator telekomunikasi, namun diprediksi tidak akan banyak.

Keberadaan 5 operator seluler di Indonesia menjadikan kompetisi mengarah kepada perang harga yang pada ujungnya menjadikan harga broadband sebagai pendapatan utama price per megabyte (ppmb) selalu turun dari tahun ke tahun.

Hal ini yang menjadikan kenaikan trafik tidak serta merta dapat dikonversi menjadi kenaikan pendapatan operator. Saat ini beragam paket internet ditawarkan dengan rentang ppmb dari Rp7 hingga Rp3, ini menjadikan harga internet di Indonesia termasuk yang paling murah di Kawasan Asia tenggara.

Bahkan hampir semua operator menawarkan harga gratis untuk akses ke platform edukasi, kesehatan dan website informasi Covid-19.  

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melaporkan sebanyak 1266 hotel berhenti beroperasi dan 150 ribu pekerjanya dirumahkan. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) juga menyampaikan daya tahan industri (chasflow) kemampuan perusahaan menggaji karyawan tanpa adanya pemasukan hanya sampai bulan Juni 2020.

Dua hal tersebut sudah cukup menjadikan indikator akan ancaman turunnya daya beli masyarakat yang akan berdampak pada melemahnya konsumsi pada sector lain temasuk belanja telekomunikasi masyarakat.

Bagi operator seluler juga harus mewaspadai perubahan perilaku pelanggan selama aktivitas di rumah berpindah dari mobile broadband ke fixed broadband, beruntung penetrasi fixed broadband di Indonesia masih rendah yaitu 13%, terendah di kawasan ASEAN.

Sedangkan bagi operator Fixed broadband berpotensi kebanjiran permintaan berlangganan internet rumah baru. Indihome sebagai salah satu produk Telkom melaporkan permintaan untuk pasang baru meningkat 30% sampai dengan 40% pada bulan Maret dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

4. Supply Chain
Bertambahnya trafik internet harus didukung dengan kapasitas jaringan, dan adanya shifting dari kawasan publik dan perkantoran ke residensial menuntut fleksibiltas alokasi kapasitas operator. Artinya dari sisi operator harus melakukan usaha ekstra dalam menjaga kualitas layanan dan upgrade jaringan.

Dari sisi supply kemampuan principal technologi dalam mendukung ekspansi operator mungkin juga dalam keadaan terbatas mengingat adanya slowdown aktifitas manufaktur dan shipping. China Sebagai supplier jaringan telekomunikasi utama di Indonesia mengalami penurunan produk industri sebesar 13.5% pada 2 bulan pertama tahun 2020.

Dukungan Operator
Menyadari peran strategis dalam masa pandemi Covid-19 ini semua operator telah meluncurkan program yang memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan balajar dan bekerja dari rumah baik melalui skema gratis maupun harga diskon.

Telkomsel menggratiskan aplikasi CloudX untuk feature meeting atau video conference bagi pelanggan enterprisenya lengkap dengan paket internet hingga 60 Gb selama satu bulan.

Untuk kegiatan belajar masyarakat bebas akses ke platform digital education and learning seperti ruangguru, zenius, bahaso, sekolajmu.com dan lainnya. XL Axiata menggratiskan 2GB per hari untuk akses aplikasi edukasi, serta akses gratis ke website institusi pendidikan dan covid19. Indosat menggratiskan tambahan kapasitas bandwidth untuk belajar online, gratis pengiriman pembelian simcard, dan free voice call ke layanan kesehatan dan covid19.

Insentif
Dalam pelaksanaan PSBB sektor telekomunikasi masuk dalam 8 sektor essensial yang diperbolehkan untuk tetap melakukan kegiatan operasional, layanan, maintenance dan upgrade jaringan.

Sebelumnya pemerintah telah mengeluarkan insentif kepada 14 sektor usaha untuk meringankan beban indsutri dalam menghadapi bencana Covid-19, namun sektor telekomunikasi hingga saat ini belum mendapatkan insentif terkait bwabah ini.

Dalam hal ini pemerintah bisa mengkaji untuk memberikan insentif dalam bentuk suku bunga yang rendah untuk pembiayaan atau diskon dan fleksibilitas pembayaran BHP USO.

Patut diketahui belanja modal dan sebagian maintenance operator dalam mata uang dollar, sementara dampak dari krisis ini adalah kenaikan kurs dollar AS bahkan skenario terburuk bisa sampai Rp20 ribu rupiah seperti yang disampaikan Menteri Keuangan.

Jika melihat struktur biaya operator lebih dari separuhnya adalah operation and maintenance terkait dengan infratsruktur jaringan yang sifatnya tetap atau memiliki flesibilitas rendah kemudian dari sisi Balance sheet banyak operator yang memiliki beban hutang dengan DER lebih dari 1.5x yang sebagian dalam mata uang dollar AS artinya sangat beresiko terhadap financial exposure ketika terjadi kenaikan kurs dan penurunan pendapatan.

Dengan adanya insentif dari pemerintah tersebut diharapkan operator punya ruang yang cukup untuk bisa mengantisipasi kenaikan trafik dan keberlanjutan bisnisnya.

Ditulis oleh Zaid Muttaqien, Praktisi di salah satu operator seluler

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year