telkomsel halo

Slot orbit SATRIA tak ideal?

05:08:01 | 25 Jul 2019
Slot orbit SATRIA tak ideal?
Roy Suryo
JAKARTA (IndoTelko) - Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo mengkritisi rencana penempatan Satelit Republik Indonesia Raya (Satria) yang menggunakan slot orbit 146 derajat Bujur Timur (BT).

Wakil rakyat ini menyatakan slot orbit tersebut lebih cocok untuk mengembangkan wilayah timur Indonesia. Sementara slot orbit yang lebih ideal untuk High Throughput Satellite (HTS) adalah di atas langit Kalimantan, yakni di slot 113 derajat BT. Apalagi rencananya ibu kota negara akan dipindahkan ke Kalimantan.

“Untuk Indonesia, idealnya slot orbit berada di atas Kalimantan, apalagi dengan rencana pemerintah yang ingin memindahkan ibu kota Indonesia ke Kalimantan. Insha Allah katanya Kalimantan Timur,” kata Roy saat mengikuti Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, di Gedung DPR RI, belum lama ini.

Namun, Roy menyatakan slot orbit pada 113 derajat BT itu masih digunakan oleh satelit Palapa, yang notabene bukan lagi milik Indonesia. Hal ini terkait akuisisi operator telekomunikasi Indosat oleh negara lain, sebagai pemilik satelit Palapa.

Di sisi lain, Roy menyebut bahwa slot orbit 146 derajat BT yang akan digunakan oleh Satelit Satria telah ditempati oleh Satelit Nusantara Satu (N1) milik Pasifik Satelit Nusantara.

Roy juga mengingatkan, agar rencana slot orbit Satria ini tidak mengalami kendala seperti perpindahan tempat satelit atau menyewa tempat satelit seperti kasus satelit Artemis dan Avanti.

“Jangan sampai di kemudian nanti, apa yang sudah kita dapat slot ini kemudian kita harus bergeser ke slot lain atau kita terus menyewa slot milik tempat lain seperti kasus Artemis atau Avanti yang dulu terjadi,” pesannya. 

Disarankannya, daripada menggunakan slot orbit 146 derajat BT yang sudah digunakan Satelit N1, lebih baik merebut slot orbit 113 derajat BT yang dinilai ideal untuk satelit Satria. (Baca: Proyek Satelit)

“Jangan sampai case slot ini yang sudah ada di 146 derajat Bujur Timur malah mau kita geser, padahal lifetime-nya masih lama. Mohon ini diperjuangkan. Dari pada menabrak, rebutan di slot 146 dengan N1, ya rebut kembali orbit kita yang sekarang masih dipakai Palapa,” pungkas Roy. (Baca: Satelit Nusantara Satu)

Sebelumnya, konsorsium PSN telah membentuk Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai perusahaan operasional yang menggarap proyek Satria. (Baca: Satelit Satria)

Para pemegang saham SNT adalah PSN, PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar), PT Nusantara Satelit Sejahtera, serta PT Dian Semesta Sentosa (anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk). PSN dan Pintar menjadi pemegang saham mayoritas SNT.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year