Startup harus lakukan ini agar raih pendanaan

09:54:38 | 29 Mar 2019
Startup harus lakukan ini agar raih pendanaan
JAKARTA (IndoTelko) - Magis perusahaan rintisan (startup) menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan belakangan ini di Tanah Air.  

Dikutip dari laporan Startup Ranking, Indonesia masuk dalam daftar lima besar negara di dunia dengan jumlah startup terbanyak. Totalnya mencapai 1.705 startup, menempatkan Indonesia di urutan keempat di bawah Amerika Serikat (28.794 startup), India (4.713 startup), dan Inggris (2.971). 

Tumbuhnya startup bak cendawan di musim hujan, selain karena ekosistem digital terus berkembang juga banyaknya para pemodal mulai melihat investasi di inovasi adalah hal menjanjikan.

CEO Mandiri Capital Eddi Danusaputro mengatakan bagi startup yang ingin didanai oleh pemodal harus memiliki minimal tiga nilai jual, yaitu apakah industrinya sedang bertumbuh, apakah para pendirinya memiliki pengalaman atau passion di bidang tersebut, dan apakah tim di belakangnya memiliki kompetensi yang mumpuni.

"Setiap startup tentu punya keunggulan produknya masing-masing. Namun bagi kami itu belum cukup, karena tiga faktor tersebut menjadi perhatian kami sebelum mulai berinvestasi. Apalagi jika antara satu startup dengan kompetitornya tidak memiliki keunikan dan keunggulan yang membedakan secara kontras satu dengan lainnya, sulit untuk melihat prospek masa depannya," tuturnya dalam acara Bizcom Investor Gathering, kemarin.

Strategi Komunikasi
Strategi pendanaan tidaklah bisa berhasil tanpa didukung dengan strategi komunikasi. Produk yang bagus, tim manajemen yang solid serta potensi pasar yang besar tidak akan mampu menarik perhatian investor jika menggunakan komunikasi pemasaran yang tidak integral.

Menurut Francisca Adinda Indonesian Market Lead dari perusahaan konsultan komunikasi asal Singapura PRecious Communications, startup mutlak membutuhkan strategi komunikasi mulai dari hulu ke hilir.

"Dari hulu artinya para pendiri perusahaan rintisan digital ini sudah merencanakan tentang cerita apa yang ingin disampaikan kepada target khalayaknya. Sedangkan hilir merupakan bentuk aksi komunikasi seperti pameran, kunjungan ke media, wawancara dan sebagainya," katanya.

Sayangnya, rata-rata startup hanya ingin proses di hilirnya saja. Langsung ikut eksibisi, mengundang wartawan, memberi sampel gratis dan mengabaikan pesan kunci utama yang justru harus sejalan dengan semua akfititas turunannya.

"Akibatnya bisa kita lihat, banyak startup yang dapat investasi di tahap seed, tapi setelah itu tidak pernah mendapat kepercayaan lagi untuk tingkatan Seri A. Kenapa bisa terjadi, karena pendirinya hanya fokus pada kulit luar dari bisnisnya saja, dan alpa dalam merumuskan pondasi jangka panjang,' katanya.

CEO Bizcom Indonesia, Sendra Wong menambahkan salah satu permasalahan klasik yang dialami oleh bisnis konvensional maupun rintisan digital adalah pendanaan. Bedanya, kalau dulu hanya bergantung pada bank, sekarang sudah banyak sumber-sumber lain yang bisa dijadikan sebagai pilihan utama permodalan bisnis.

"Banyaknya startup-startup yang lahir dan berkembang di Indonesia ternyata sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan investasi non bank yang menaruh perhatian besar terhadap perusahaan-perusahaan yang baru berumur kurang dari dua tahun. Uniknya, para investor ini tidak hanya berasal dari industri keuangan, namun justru banyak yang datang dari industri lain kompetensi intinya bukan pada investasi," tuturnya.

Diakuinya, saat ini jumlah pemodal sudah cukup banyak. Namun, bukan berarti tidak ada tantangan dalam mendapatkan pemodalan.

"Tentu membutuhkan strategi untuk menarik minat investor. Dan strategi itu bukan saja soal pemasaran, tapi juga dalam hal menciptakan good value yang membuat investor tertarik," tutupnya.(wn)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories