telkomsel halo

Posindo diharapkan berperan di era ekonomi digital

10:23:39 | 07 Dec 2017
Posindo diharapkan berperan di era ekonomi digital
JAKARTA (IndoTelko) – PT Pos Indonesia (Posindo) diharapkan memiliki peran besar di era ekonomi digital.

“Posindo harapannya dapat menjadi perusahan unicorn platform digital dalam persaingan eCommerce, khususnya logistik, dan financial technology. Sehingga, Indonesia dapat memiliki kebanggaan terhadap Pos Indonesia,” hara Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais, seperti disiarkan laman DPR.go.id (6/12).

Unicorn diartikan sebagai perusahaan yang memiliki nilai US$ 1 miliar atau lebih.

Disarankannya,  Posindo mentransformasikan diri sebagai perusahaan  eCommerce, dalam konteks logistik, dan financial technology. “Itu akan sesuai dengan infratsruktur yang dimiliki, SDM ada, kantor ada, jangkauan paling luas,” tandas Hanafi.

Dikatakannya, di era digital ini, membuat semuanya jadi sama, mempunyai kesempatan sama, dan salah satu hal yang mendorong sebuah entitas itu menang dalam pertarungan digital adalah kecepatan. Sehingga, pelayanan yang paling cepat atau memudahkan, tentu dapat memenangkan pertarungan.

Dikatakannya,  Posindo mampu bersaing di era digital, sehingga pemerintah harus memberikan kemudahan-kemudahan kepada Posindo untuk berbenah.

“Misalnya mengenai masalah PSO, ini sudah kewajiban. Tapi juga harus diberi solusi, bagaimana supaya tidak menarik mundur  Posindo ini yang sebenarnya profit. Bagaimana mencari jalan tengah ini,” tegasnya.  

Berbenah
Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setijono memaparkan, Pos Indonesia mempunyai jaringan yang sangat luas hingga 4.800 kantor pos online. Jumlah titik layanan mencapai 58.700 titik dalam bentuk kantor pos, agen pos, mobile postal services, dan lain-lain.

Gilarsi juga memaparkan, inovasi terus dilakukan oleh Pos Indonesia, misalnya pembangunan Postshop, yang merupakan pengembangan bisnis ritel yang diimplementasikan untuk mengubah image kantor pos konvensional menjadi kantor pos modern dengan layanan one stop shopping.

“PT Pos Indonesia mendapat dana Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah. Namun, biaya Universal Service Obligation (USO) masih sangat kurang dibanding biaya yang dikeluarkan untuk memberikan layanan pos universal,” tandas Gilarsi.

Diungkapkannya, dengan berkembangnya daerah pemekaran, menjadikan tantangan Pos Indonesia semakin berat, karena area yang semakin luas. Imbasnya, sejumlah kantor pos cabang di wilayah terpencil mengalami kerugian.

Diakuinya, “New Hope-nya” Pos Indonesia secara komersial adalah pada ekonomi digital atau eCommerce.
Jika berbicara mengenai tiga pilar eCommerce (marketplace online, eCommerce logistic, payment gateway), dimana 2 dari ketiga pilar tersebut DNA-nya ada pada Pos Indonesia yaitu e-commerce logistic dan payment gateway.

“Tinggal bagaimana perseroan memodernisasikan kedua pilar tersebut sehingga memiliki standarisasi dalam layanan berbasis digital. Kami tengah dalam proses modernisasi infrastruktur tersebut. Perlahan tapi pasti Pos Indonesia ke depan akan menjadi bagian penting ekonomi digital Indonesia,” ujar Gilarsi.

Potensi lainnya yang dilihat oleh perseroan ke depannya adalah Pos Indonesia siap menjadi point “O2O” (Online To Offline), yaitu sebuah sistem transaksi dimana pembeli dapat melihat, memilih dan menentukan produk yang ingin dibelinya secara online di sebuah situs eCommerce, kemudian melakukan pembayaran dan pengambilan barang secara offline di gerai atau cabang perusahaan eCommerce tersebut secara langsung.

Berbekal 4.500 Kantor Pos yang tersebar ke seluruh pelosok negeri dan masih ditambah dengan Agenpos masih sangat memungkinkan untuk mendorong masyarakat memanfaatkan Pos Indonesia sebagai point “O2O”.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year