telkomsel halo

Miris, Indonesia minim kuasai slot orbit

09:04:23 | 01 Mar 2017
Miris, Indonesia minim kuasai slot orbit
ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan ternyata hanya menguasai slot orbit untuk penempatan satelit di angkasa dalam hitungan jari.

Padahal, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan populasi lebih dari 230 juta orang membutuhkan dukungan sistem komunikasi yang kuat dan andal. Terutama dalam memenuhi target tersambung di semua daerah terdepan, terluar dan tertinggal.

“Indonesia hanya punya tujuh slot orbit. Kalau dilihat di equatorial, kita ini hampir 50 derajat. Jika untuk menempatkan satelit itu ada ruang 1,5 derajat, artinya bisa ada 30 slot orbit di Indonesia. Tetapi, kenyataan seperti itu, jumlah slot orbit kita hanya 7 kalau tak salah,” ungkap Menkominfo Rudiantara usai menyaksikan penandatanganan kerjasama UniSat dengan Intersputnik, kemarin.

Diakui Pria yang akrab disapa RA itu, saat ini banyak slot orbit milik asing berada di angkasa Indonesia. Padahal, menguasai slot orbit memberikan keunggulan komparatif  bagi perusahaan Indonesia.

“Kalau slot di angkasa Indonesia kan Total Cost Ownership lebih murah. Bisa saja sewa slot yang mengarah ke Indonesia, tetapi pasti lebih mahal,” katanya. .

Rudiantara pun memuji inovasi yang dilakukan PT. Universal Satelit Indonesia (Unisat) dengan Intersputnik dimana menjalankan model bisnis kolokasi slot orbit dan kondosat untuk pengadaan transponder. (Baca: UniSat dan InterSputnik)

“Ini cerdas sekali. Anda tahu tidak kalau ikut proses normal ke International Telecomunication Union (ITU) minta slot orbit? Bisa 10 tahun sejak pengajuan hingga satelit diluncurkan dapat slot orbit. Itu proses njlimet, minta izin pemilik satelit kiri-kanan soal interferensi, ajuin filling, dan lainnya. UniSat baru hadir 2016, tahun 2020 sudah mau luncurin satelit,” ulasnya.

Saat ini di Indonesia sekitar 50% pasokan transponder diberikan oleh operator satelit asing. Perjanjian slot orbit ini akan menjadi tambahan slot orbit untuk Indonesia.

Diperkirakan masih terdapat kekurangan lebih dari 100 transponder untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan penyiaran nasional. Akibatnya Indonesia harus menggunakan satelit asing untuk mencukupi kebutuhan transponder, dimana terdapat 34 satelit asing yang beroperasi di Indonesia. (Baca: Kebutuhan transponder)

GCG BUMN
Dalam catatan, secara industri pasar satelit di Indonesia diprediksi mencapai 30 juta orang (untuk layanan broadband) dengan perkiraan nilai mencapai Rp3 triliun jika perhitungan demand 250 transponder yang bernilai US$900ribu/transponder.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories