JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mampu meraup pendapatan sebesar Rp 23 triliun dari segmen High End Market (Enterprise, Government, SME) atau tumbuh double digit sebesar 30% dibandingkan tahun 2014.
Angka pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di segmen High End Market Indonesia sebesar 12%. (
Baca juga: Kinerja Telkom 2015)
“Hal ini semakin memperkokoh posisi Telkom sebagai market leader ICT provider di segmen High End Market,” kata Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Muhammad Awaluddin dalam sharing session regular dengan IndoTelko, Selasa (15/3).
Menurutnya, prestasi ini sebagai manifestasi komitmen seluruh jajaran Telkom untuk terus meningkatkan pelayanan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, masyarakat dan seluruh stakeholder, melalui penyediaan dan pengembangan bisnis dan layanan Information & Communication Technology (ICT) berkelas dunia.
Diungkapkannya, sebagian besar dikontribusi oleh pencapaian pendapatan dari segmen Enterprise sebesar 69% tumbuh 27%, dari segmen Small Medium Enterprise (SME) sebesar 20% tumbuh 70%, serta kontribusi dari segmen Government sebesar 11% tumbuh 20% dibanding tahun lalu.
“Tahun 2015 ditandai dengan pergeseran portofolio produk dan bisnis ICT yang sebelumnya didominasi oleh legacy voice & broadband connectivity portfolio menjadi digital solution & IT services portfolio,” kata penggemar Batik ini.
Hal tersebut sebagai akibat dari respon Telkom terhadap perubahan regulasi, peluang bisnis ICT dan teknologi digital yang sangat cepat.
Perubahan ini ditandai dengan adanya penurunan pertumbuhan pasar layanan telekomunikasi tradisional untuk layanan suara (voice services) yang berdampak terhadap penurunan portofolio bisnis di legacy voice Telkom, termasuk di segmen High End Market.
Dikatakannya, mengantisipasi dinamika perubahan yang sangat cepat ini, Telkom telah menyiapkan strategi bisnis menahan laju penurunan bisnis legacy voice yang saat ini mengkontribusi 15% pendapatan di segmen High End Market.
“Hasilnya cukup memuaskan, Telkom mampu menahan laju penurunan pendapatan voice yang diproyeksikan turun sebesar 4% di tahun 2015 menjadi hanya mengalami penurunan sebesar 2% saja,” papar Awal.
Dipaparkannya, portofolio broadband connectivity di 2015 masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 10% terhadap tahun 2014.
Portofolio bisnis ini mengkontribusi 29% pendapatan di segmen High End Market. Produk data communication dan internet connectivity menjadi andalan di kelompok portofolio ini yang masing-masing mengkontribusi 20% dan 9% pendapatan di segmen High End Market.
Portofolio digital solution & IT services di 2015 mengkontribusi sebesar 56% pendapatan di segmen High End Market. Kue bisnis digital di tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Telkom secara massif menggarap industri ICT digital berbasis ekosistem.
Di segmen ini Telkom fokus pada portofolio produk: data center, cloud, network managed services, enterprise mobility, smart building, dan big data
“Portofolio digital solution & IT services Telkom di segmen High End Market tahun 2015 tumbuh signifikan sebesar 77%. Portofolio ini diharapkan dapat menjadi mesin pendorong pertumbuhan pendapatan Telkom di segmen High End Market,” lanjutnya.
Pertumbuhan pesat bisnis digital sepanjang tahun 2015 ini, semakin mengokohkan Telkom menuju visi perusahaan menjadi “To Be the King of Digital in the Region”. Ke depan, Telkom akan terus menggarap bisnis digital yang diprediksikan akan menjadi masa depan industri ICT di Indonesia.
Sebagai langkah awal, di tahun 2016 ini Telkom kembali memperkuat tata kelola organisasi, fokus pada penguasaan pasar, dan khususnya komitmen dalam melayani kebutuhan solusi digital pelanggan segmen High End Market, dengan melakukan transformasi pada pola parenting strategy terhadap anak perusahaannya melalui implementasi organisasi berbasis Enterprise Customer Facing Unit. (
Baca juga:
Trik Telkom di pasar korporasi)
“Dengan adanya Enterprise CFU kami sinergikan pendekatan ke pelanggan menjadi single channel focus dari yang sebelumnya multi channel focus. Hal ini akan menjadi kekuatan kami untuk men-disrupt pasar”, ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, implementasi Enterprise CFU akan menstimulasi 3 hal penting yang mendukung pencapaian target di tahun 2016 yaitu: Business Penetration – menstimulasi percepatan penguasaan pasar, Business Productivity – menstimulasi percepatan pertumbuhan bisnis, dan Business Profitability – menstimulasi peningkatan laba.
“Menurut AT Kearney angka pertumbuhan industri ICT di segmen High End Market tahun 2016 diproyeksikan mencapai 15%. Berbekal keberhasilan dan lesson learned di tahun 2015, Telkom tetap optimis di tahun 2016 dengan rencana pertumbuhan yang cukup agresif di angka double digit growth,” tukas Awal.
Di tahun 2016, portofolio bisnis legacy voice & broadband connectivity Telkom di segmen High End Market mulai menunjukkan perlambatan pertumbuhan.
Portofolio legacy voice diprediksi akan mengkontribusi pendapatan di segmen High End Market sebesar 10%. Sedangkan portofolio bisnis broadband connectivity di tahun 2016 masih mengkontribusi 25% terhadap pendapatan di segmen High End Market.
Bisnis digital yang digarap Telkom melalui portofolio digital solution & IT services di 2016 diharapkan meningkat dari sisi kontribusinya terhadap pendapatan di segmen High End Market menjadi 65% dibandingkan tahun 2015 lalu yang hanya sebesar 57%.
Tahun 2016 ini Telkom Group akan mulai serius menggarap bisnis IT Outsourcing (ITO), Smart City dan M2M & Internet of Things (IoT) dan terus berinovasi mengembangkan portofolio digital Enterprise data center, cloud, network managed services, enterprise mobility, smart building, dan big data.
Guna mendukung pencapaian target tersebut, Telkom juga telah menetapkan program “Smart Connected Society” yang telah dirintis sejak 2015 yang lalu dengan fokus pada solusi ekosistem digital untuk tiga segmen utama, yaitu: Smart Government Initiatives untuk segmen Government, Enterprise Connected Ecosystem untuk segmen Enterprise, dan SME’s Digital Society untuk segmen SME.
“Tantangan dan sekaligus peluang ke depan adalah bagaimana Telkom mampu ‘mengendarai’ gelombang digital untuk merevolusi industri ICT Indonesia,” pungkasnya.(id)