telkomsel halo

Rupiah Merunduk, Operator Mulai Kencangkan Ikat Pinggang

08:33:15 | 06 Jul 2015
Rupiah Merunduk, Operator Mulai Kencangkan Ikat Pinggang
Dian Siswarini (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Terus merunduknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sejak awal tahun 2013 menjadikan operator seluler mulai mengencangkan ikat pinggang dalam mengelola pengeluaran.

“Layanan seluler memang sudah menjadi kebutuhan primer di masyarakat. Secara operasional, tentu ada dampaknya depresiasi rupiah. Tetapi, kita masih nikmati pertumbuhan secara industri tahun ini karena layanan ini dibutuhkan masyarakat,” ungkap Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, kemarin.

Diprediksinya, pertumbuhan industri seluler pada tahun ini tak mencapai high single digit tetapi hanya dikisaran low single digit alias di bawah 5%.

“Prediksinya pendapatan tak naik banyak. Kita waspadai biaya-biaya yang akan naik karena faktor inflasi dan fluktuasi kurs. Ini akan pengaruh kepada bottom line operator,” jelasnya.
   
Ditambahkannya, di tengah kondisi makro yang kurang menguntungkan, XL Axiata masih berusaha mencari pertumbuhan non organic dengan melirik pasar fixed broadband.

“Kita memang tengah melirik Link Net yang akan dilepas First Media. Soalnya, ini untuk antisipasi layanan seluler yang bisa mausk kemana-mana di era konvergensi. Saat ini kita sedang kaji cara terbaik masuk ke bisnis fixed broadband, bisa sinergi atau maju sendiri,” tukasnya.

Sekadar diketahui, XL dan Indosat adalah dua operator yang paling terkena dampak dari depresiasi rupiah selama kuartal I 2015.

Kerugian XL selama kuartal pertama 2015 sebesar Rp758 milliar merupakan dampak dari melemahnya Rupiah.Tanpa memperhitungkan dampak dari transaksi Forex  yang belum direalisasikan serta hasil pajak, maka XL hanya mencatat kerugian sebesar Rp79 milliar. Pada periode sama 2014, XL masih memiliki laba Rp 380 miliar.

Sementara PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kerugian sebesar Rp 455,6 miliar sepanjang kuartal I 2015 berbanding terbalik
dengan posisi laba Rp 796,8 miliar pada periode sama 2014 lalu.

Salah satu pemicu kerugian Indosat karena selisih kurs. Di periode kuartal I 2015 anak usaha Ooredoo ini mengalami rugi kurs sebesar Rp 717,6 miliar berbanding terbalik dengan periode sama 2014 yang mengalami laba kurs Rp 805,7 miliar.

Operator yang selamat dari depresiasi rupiah hanya Telkomsel sehingga bisa menikmati pertumbuhan dobel digit selama kuartal I 2015. Telkomsel, berhasil membukukan laba sebesar Rp 4,88 triliun sepanjang kuartal I 2015 atau naik 11,3% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,387 triliun.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli mengakui jika kondisi nilai tukar rupiah bermain di kisaran Rp 13 ribu membuat perseroan berkahir dalam posisi rugi di akhir 2015.

Sedangkan Direktur Utama Telkomsel Ririek Andriansyah optimistis masih bisa menikmati pertumbuhan high single digit karena dampak depresiasi terhadap dollar AS minim ke kinerja keuangan.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year