telkomsel halo

Kinerja Korporasi

Sat Nusapersada Rugi Rp 9,07 miliar

06:07:56 | 12 Nov 2014
Sat Nusapersada Rugi Rp 9,07 miliar
Ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) - Emiten manufaktur elektronik, PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) mencatat kerugian US$ 744.140 atau setara Rp 9,07 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2014.

Angka ini mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun lalu dimana nilai kerugian mencapai US$ 931.274 atau setara Rp 11,3 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten dengan kode saham PTSN ini berhasil  mendapatkan pendapatan  sebesar US$ 91.642.886 sepanjang sembilan bulan pertama 2014 atau turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 167.547.478 juta.Pasokan pendapatan perseroan berasal dari penjualan sebesar US$ 89.346.154 dan jasa perakitan US$ 2.296.732.

Perseroan belum lama ini mendapatkan kepercayaan dari anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Teletama Artha Mandiri (TAM), untuk memproduksi ponsel  fitur dengan merek Venera.Nilai kontrak tersebut tidak melebihi nilai ekuitas perseroan per 31 Desember 2013.

Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin menargetkan mampu memproduksi 30 ribu handset per bulan dan akan terus meningkat menjadi tiga juta unit per bulan. Saat ini reject ratio barang yang diproduksi di Batam hanya 1%, lebih rendah dari pabrik di Tiongkok yang mencapai 5%.

CEO TAM Hasan Aula mengungkapkan produk Venera yang diproduksi oleh Sat Nusapersada dengan lokasi pabrik di Batam merupakan Venera tipe 138 dengan harga sekitar Rp 150 ribu per unit.

"Merek Venera dikembangkan sejak 2009, baru tahun ini  mulai  diproduksi di Indonesia. Tahap awal fitur phone dulu, setelah itu bisa berkembang ke smartphone dan tablet," katanya.

Hasan mengungkapkan, dalam kerjasama dengan Sat Nusapersada perseroan menyediakan komponen handset, sementara proses perakitannya dikerjakan oleh emiten tersebut. Pemindahan produksi ke Batam dari Tiongkok ini menjadikan Erajaya bisa menghemat pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penghasilan (PPh).

"Kami baru bayar bea impor kalau barang ke Jakarta saja. Ini bisa menghemat cash flow, minimal  di PPh hemat 5%,"katanya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year