JAKARTA (IndoTelko) – Konsumen digital di Indonesia mulai bisa menerima datangnya layanan TV streaming atau video online di perangkatnya.
Setidaknya itu tercermin dari hasil penelitian Ericsson ConsumerLab di 23 negara di dunia. Negara-negara yang diteliti diantaranya Amerika Serikat, Brazil, Chili, China, Indonesia, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Perancis, Portugal, Rusia, Singapura, Spanyol, Swedia, Taiwan, Turki, Uni Emirat Arab, dan Yunani.
Penelitian tersebut melibatkan 23000 responden dari negara-negara tersebut yang terbatas pada pengguna Internet broadband yang mengkonsumsi siara televisi lebih dari sekali dalam seminggu.
Dari penelitian tersebut terlihat TV streaming kini telah digunakan oleh 75% dari responsen beberapa kali dalam seminggu, mendekati angka 77% yang didapatkan oleh TV konvensional.
Angka tersebut naik cukup drastis dalam satu tahun terakhir, di mana pada tahun 2013 lalu baru sekitar 60% saja yang menggunakan TV streaming.
Untuk Indonesia, persentase pengguna TV streaming ternyata lebih tinggi lagi, yaitu 95%, melewati persentase TV konvensional di 90%.
Di Indonesia rata-rata orang menghabiskan waktu 6-7,5 jam untuk menonton video dari smartphone dan tablet dalam seminggu.
Menurut Head of Consumer Lab, Regional South East Asia and Oceania Ericsson Afrizal Abdul Rahim, salah satu yang menyebabkan kebiasaan pengguna tv streaming meningkat karena adanya konten on demand (vod).
"Orang Indonesia menginginkan konten-konten video dan televisi bisa dipersonalisasikan. Tayangan yang bisa dipersonalisasikan ini sangat disukai pengguna bisa menonton tanpa putus tayangan itu. Perempuan menyukai konten ini,” katanya.
Diungkapkannya, pengakses tv streaming perempuan mencapai 66%, sedangkan penonton tv konvensional perempuan sebesar 79%. Sedangkan layanan yang disukai adalah YouTube dimana 78% pengguna tv streaming pasti menonton YouTub melalui semartphone (45%).
Selanjutnya, tanpa menyebut pemain TV streaming (IPTV) yang ada di Indonesia, setelah YouTube disusul oleh tayangan video televisi berjadwal sebesar 43% dan siaran langsung sebesar 37%.
Fitur-fitur yang diinginkan oleh mayoritas orang Indonesia untuk TV on demand dan video on demand adalah kualitas HD (71%), adanya subtitle Bahasa Indonesia (69%), film box office terbaru dan tayang bersamaan dengan di bioskop (65%), juga bebas dari iklan (62%).
Sebelumnya, Accenture mengungkapkan
konsumen digital di Indonesia sudah rela membayar untuk mengakses konten, tetapi kreasi berbasis audio/video masih minim ketimbang teks.(id)