JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akhirnya membuka alasan dibalik keinginan menguasai sebagian saham dari PT TiPhone Mobile Indonesia (TELE) melalui anak usahanya, PT Premises Integration Service (Pins Indonesia).
“Ekosistem dari bisnis digital itu adalah Device, Network, Application (DNA). Kami sudah memiliki jaringan broadband dan bermain di aplikasi. Masuk ke TiPhone itu untuk memperkuat di Device atau perangkat ke konsumen,” ungkap Direktur Utama Telkom Arief Yahya, kemarin.
Diungkapkannya, kondisi industri seluler sekarang adalah penetrasi SIM Card telah melewati populasi. Ini membuat Telkom tak cukup hanya menguasai connectivity dan network saja, tetapi juga bermain di device.
“Kami melihat TiPhone itu memiliki kekuatan juga dalam pengadaan perangkat selain sebagai distributor. Adanya Telkom di TiPhone akan membuat posisi daya tawar kami ke vendor-vendor ternama lebih kuat untuk pengadaan smartphone nantinya. Selain itu, kami juga bisa meningkatkan penetrasi smartphone nantinya. Singkatnya, semua controllable,” paparnya.
Sebelumnya, Telkom dikabarkan akan
masuk ke TiPhone dengan menyerap aksi right issue atau penerbitan saham tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) dari emiten dengan TELE itu.
TiPhone akan menerbitkan sebanyaknya-banyaknya 638,05 juta saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor pada harga Rp 812,2 per saham. Dana segar yang diraup sekitar Rp 518,2 miliar. PINS Indonesia menjadi salah satu pembeli siaga dari aksi korporasi ini.
Setelah mulus menyerap right issue, PINS nantinya juga akan membeli saham pendiri dari TiPhone, hingga akhirnya bisa menguasai sekitar 30% saham perusahaan itu. Saham TiPhone sekarang dimiliki PT Upaya Cipta Sejahtera (45,68%), PT Esa Utama Inti Persada (18,27%0, dan publik (36,05%).
Saham Menguat
Dalam kajian Bahana Securities belum lama ini harga saham Telkom diprediksi menguat dalam jangka panjang, seiring ekspansi yang dilakukannya.
Beberapa faktor pendongkrak kinerja keuangan Telkom juga didukung oleh kenaikan harga jual data setelah tingkat kompetisi industri telekomunikasi Indonesia mengalami penurunan.
Peningkatan margin juga ditopang atas berjalannya efisiensi dan normalisasi belanja-belanja. Diprediksi margin EBITDA Telkom bakal mengalami peningkatan menjadi 50,9% pada 2014, dibandingkan periode sama tahun lalu 50,4%.
Margin EBITDA juga akan meningkat menjadi 51,4% pada 2015 dan 51,5% pada 2016. Sedangkan margin bersih (net margin) tahun ini diprediksi 17%, kemudian diekspektasi naik menjadi 17,6% pada 2015, dan 18% pada 2016.
Berbagai faktor tersebut mendorong Bahana Securities merevisi naik estimasi kinerja keuangan Telkom dalam tiga tahun mendatang.
Target pendapatan tahun ini direvisi naik dari Rp 88,88 triliun menjadi Rp 90,44 triliun. Pendapatan tahun 2015 juga direvisi naik dari Rp 94,49 triliun menjadi Rp 98,55 triliun. Sedangkan revisi estimasi laba bersih 2014 dan 2015 masing-masing menjadi Rp 15,36 triliun dan Rp 17,36 triliun.
Terbukanya penguatan kinerja keuangan mendorong Bahana Securities untuk tetap mempertahankan rekomendasi beli saham dengan kode TLKM ini dimana target harga direvisi naik dari Rp 2.900 menjadi Rp 3.350. Target tersebut menggambarkan proyeksi EV/EBITDA sekitar 6,7 kali pada 2015.(id)