telkomsel halo

XL Kaji Lepas Menara Axis

12:39:59 | 06 Dec 2013
XL Kaji Lepas Menara Axis
Hasnul Suhaimi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) - PT XL axiata Tbk (XL) mulai mengaji skema pendanaan untuk menebus 100% saham Saudi Telecom Company (STC) senilai US$ 865 juta dollar AS di PT Axis Telekom Indonesia (Axis) pasca keluarnya rekomendasi teknis Menkominfo jelang tutup November lalu.

"Ada beberapa skema yang kami kaji. Bisa melalui pinjaman, entah dari pemegang saham atau perbankan, melakukan right issue, atau menjual menara milik Axis. Soal  mana yang kita pilih nanti diinformasikan,"  ungkap Presiden  Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan catatan, XL tak hanya harus menebus saham Axis senilai US$ 865 juta, tetapi juga menanggung rugi operator dengan slogan GSM yang Baik itu sekitar Rp 3,2 triliun per tahun. XL optimistis mampu membawa EBITDA Axis menjadi positif dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang.

Secara kinerja keuangan Axis hingga semester pertama 2013 masih negatif. Perseroan mendapatkan pendapatan Rp 1,489 triliun dengan kerugian sekitar Rp 1,624 triliun di semester pertama 2013.

Jika dilihat dari aset. Axis memiliki 1.600 menara yang diperkirakan bernilai  US$ 200 juta dan peralatan jaringan senilai US$ 80 juta.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyetujui merger-akuisisi XL terhadap Axis. Persetujuan ini ditandai dengan pengembalian frekuensi 10 MHz masing-masing di blok 8 dan 12 pada spektrum 2.100 MHz.  

Fokus Kualitas
Lebih lanjut Hasnul menjelaskan, pasca akuisisi perseroan tidak ingin terlalu fokus untuk mengejar target pelanggan agar bisa menjadi operator nomor satu. Perseroan akan fokus pada layanan telekomunikasi, terutama data, untuk mempertahankan pelanggan.

"Pembangunan BTS kami tak akan sebesar tahun ini karena lahan (frekuensi) yang kami miliki lebih longgar. Kita estimasi belanja modal akan lebih rendah dari  tahun ini yang sekitar Rp 8-9 triliun," tandasnya.

Sebelumnya, JP Morgan melalui hasil risetnya mengungkapkan, konsolidasi XL dan Axis akan mengakibatkan peningkatan biaya operasi dan investasi perusahaan akibat beban biaya frekuensi.

Peningkatan biaya itu diakibatkan oleh banyaknya site-site infrastruktur yang sama, sehingga diperlukan relokasi infrastruktur.

Terganggunya performansi keuangan XL itu akan berdampak pada nilai perusahaan, sehingga harga saham XL di pasar modal diperkirakan akan menurun dari Rp 4.375 ke Rp3.900.

Analisis yang dibangun oleh JP Morgan ini didasarkan pada asumsi bahwa merger XL-Axis membuat hak pengguna seluruh frekuensi bekas Axis beralih ke XL.

Fitch Ratings dalam kalkulasinya memperkirakan jika akuisisi mulus maka pangsa pasar pendapatan XL yang tadinya di posisi 19% naik menjadi 22%. Hal ini berarti XL menyalip Indosat yang selama ini menguasai pangsa pasar secara pendapatan sebesar 18%.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year