telkomsel halo

Evaluasi Kinerja Q3-13

XL Mulai Meredup?

10:56:34 | 02 Nov 2013
XL Mulai Meredup?
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Tak ada lagi kemilau di PT XL Axiata Tbk (XL). Kinerja anak usaha Axiata yang biasanya memimpin pertumbuhan industri seluler nasional beberapa tahun belakangan seperti menguap di tahun 2013.

Sinyal XL akan mengalami kinerja keuangan tak menggembirakan terlihat kala laporan kuartal pertama 2013 dikeluarkan. Kala itu XL hanya mendapatkan pendapatan sebesar Rp 5,05 triliun atau hanya naik 2%  dibandingkan periode kuartal pertama 2012 sebesar Rp 4,9 triliun.

Kinerja yang tak menggembirakan ini berlanjut hingga September 2013 dimana perseroan hanya  berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 15,8 triliun atau bisa dikatakan stagnan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 15,9 triliun.

Jika dilihat secara topline, kinerja XL paling lemah pertumbuhannya dibandingkan dua pemain besar lainnya yakni Telkomsel dan Indosat.
Telkomsel mendapatkan pendapatan sebesar Rp 43,9 triliun  hingga triwulan ketiga 2013 atau naik 10,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp  39,85 triliun. Indosat berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 17,79 triliun  atau naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 16,27 triliun.

Suara Turun
Pendapatan XL  yang stagnan bisa jadi karena hingga September 2013 jasa suara hanya menghasilkan pendapatan Rp 5,722 triliun atau turun 9% dibandingkan posisi sama tahun lalu Rp 6,25 triliun. Jasa SMS hanya menghasilkan pendapatan Rp 3,4 triliun atau turun 4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,5 triliun.

Kenaikan terjadi di jasa data dan Value Added Services (VAS) yang meraih pendapatan sebesar Rp 3,19 triliun atau naik 18% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,719 triliun.  

Pamor XL di jasa data lumayan menggembirakan, XL menjadi pemilik pengguna Facebook terbanyak yang membayar akses  di Indonesia (20 juta pengguna) yang aktif di jaringannya hingga September 2013. Sedangkan jumlah pemilik smartphone di jaringan XL sekitar 9,2 juta nomor atau 16% dari total pengguna 58,1 juta nomor.

Pasokan pendapatan lainnya dari penyewaan infrastruktur berupa sewa menara atau nasional roaming yang mencapai Rp 1,1 triliun hingga kuartal ketiga 2013.
Sayangnya, disetopnya nasional roaming dengan Axis, menjadikan pos ini masih mengalami penurunan sekitar 18%. XL dan Axis baru memulai nasional roaming kembali di awal Oktober lalu.
 
Impas
Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi mengungkapkan, strategi menggenjot layanan data sudah tepat, namun kendala di suara dan SMS yang mengalami penurunan. “Jadinya di sisi topline kita impas antara ketiga jasa itu. Tapi jika Anda lihat dari kuartal kedua ke ketiga, kami tumbuh 5%, ini lumayan bagus karena ada operator justru kehilangan pelanggan secara QoQ,” ungkapnya kala dihubungi IndoTelko, kemarin.

Diungkapkannya, walau pasar terlihat sepi dari perang pemasaran hingga kuartal ketiga 2013, namun tidak demikian secara below the line, terutama di daerah.
“Agresifitas justru oleh pemain kecil-kecil di daerah. Kita harus melayani perang yang dilakukan sejak tahun lalu oleh yang kecil-kecil,” ungkapnya.

Jika dilihat dari Average Revenue Per User (ARPU) XL hingga September 2013 memang terjadi penurunan yakni menjadi Rp 27 ribu atau turun 13% dibandingkan periode sama 2012 sebesar Rp 31 ribu. Bisa jadi ini konsekuensi XL bermain di segmen bawah dengan single brand.

Bandingkan dengan Indosat yang ARPU-nya naik 1,1% hingga September 2013 yakni menjadi Rp 27,5 ribu atau Telkomsel stabil di Rp 37 ribu. Namun, Indosat jika dilihat QoQ kehilangan sekitar 2,7 juta pelanggan, sementara Telkomsel 2,813 juta pelanggan.

Keuangan Tertekan
Stagnannya pendapatan dan naiknya biaya operasional serta rugi kurs berdampak kepada bottom line dari XL dimana  keuntungan yang diraih  hingga September 2013 hanya sebesar Rp 951,9 miliar  atau anjlok dari 58% dari posisi tahun lalu sebesar Rp 2,1 triliun.

Hingga kuartal ketiga tahun ini, laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) sebesar  Rp 6,4 triliun   atau turun 14%  dibandingkan posisi sama tahun lalu sebesar Rp 7,4 triliun. Marjin EBITDA sebesar 40% atau turun 7%  dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 47%.

Sampai dengan periode sembilan bulan tahun 2013, XL telah memiliki 14.722 Node B, meningkat 38% dari tahun lalu. Total 2G dan 3G BTS sebanyak 42.796 BTS.  
XL juga telah membelanjakan  Rp 5,8 triliun  dalam belanja modal untuk investasi selama sembilan bulan pertama di tahun 2013, yang menggunakan kombinasi dana internal dan hutang. Total belanja modal tahun ini sekitar Rp 8 triliun – Rp 9 triliun.

Untuk kuartal ketiga 2013, XL telah menandatangani perjanjian pinjaman baru dalam Dollar dengan BTMU dan SCB masing-masing sebesar US$ 100 juta  dan pinjaman baru dalam Rupiah dengan Bank Sumitomo sebesar Rp 1 triliun.

Selama sembilan bulan tahun 2013 ini juga, jumlah hutang XL meningkat menjadi  Rp 17,6 triliun  dari tahun sebelumnya Rp  14,6 triliun , dan hutang bersih/EBITDA meningkat dari 1.3x menjadi 1.8x. Sementara free cash flow XL dalam posisi negatif yakni Rp 285 miliar.

“Tahun ini XL sedang konsolidasi. Kami bidik pertumbuhan low single digit. Tahun depan kami akan kembali,” pungkas Hasnul.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year