telkomsel halo

Rupiah Melemah, Kinerja Perusahaan TI dalam Tekanan?

09:44:29 | 27 Aug 2013
Rupiah Melemah, Kinerja Perusahaan TI dalam Tekanan?
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Melemahnya nilai tukar rupiah yang menembus Rp 11 ribu untuk satu dollar AS menjadikan sejumlah perusahaan berbasis Teknologi Informasi (TI) di Indonesia  mulai  waspada.

“Pelemahan nilai tukar rupiah ini membuat kita waspada. Ini tantangan bagi kami untuk menjaga kinerja positif hingga akhir tahun nanti,” ungkap Direktur Astra Graphia Information Technology (AGIT) Sigit Hermansyah di Jakarta, Senin (26/8).

Dijelaskannya, perseroan menjadi lebih hati-hati dalam menjaga inventori dan pembelian produk karena banyak melibatkan dolar AS.  

“Hal yang menjadi masalah itu pendapatan memang dalam dollar AS, tetapi ada juga yang dalam rupiah.  Tantangannya di situ. Pelemahan ini akan menjadi tantangan dalam transaksi TI," jelasnya.

Namun, dikatakannya,  perseroan masih optimistis mampu menghasilkan omzet sekitar Rp 1 triliun  tahun ini dan menjaga kontribusi dominan bagi induk usaha PT Astra Graphia Tbk (ASGR). "Tahun lalu kita dominan ke induk usaha. Tahun ini sama," prediksinya.

Sekadar catatan, pada 2012 Astra Graphia pendapatan sebesar Rp 2,064 triliun   dengan keuntungan Rp 171 miliar. AGIT pada periode itu  meraih pendapatan Rp 901 miliar selama 2012 dan berkontribusi 44% bagi total omzet induk usaha.

Hingga  semester pertama 2013 Astra Graphia hanya membukukan keuntungan Rp 71,73 miliar   atau naik tipis 1,96% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 70,35 miliar.

Potensial
Secara terpisah, Presiden Direktur Anabatic Technologies Handojo Sutjipto mengatakan pasar TI di Indonesia menyimpan potensi pasar yang tinggi.

"Kami pada tahun lalu mencatat pendapatan Rp 2,25 triliun  atau tumbuh 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini kita bidik pendapatan minimal Rp 2,5 triliun  atau maksimal Rp 3 triliun,” ungkapnya.

Anabatic  memiliki tiga lini bisnis yakni system integrator, business processing outsourcing (BPO), dan distribusi solusi.

Saat ini, Anabatic memiliki dua anak usaha, yaitu CTI Group dan PT Karya Putra Surya Gemilang, dengan bisnis distribusi solusi. Keduanya berkontribusi sebesar Rp  300 miliar   terhadap total pendapatan usaha perseroan.
 
Kontributor Pendapatan Anabatic dari industri perbankan lebih dari 70%, sedangkan sisanya 20%- 25% berasal dari sektor telekomunikasi dan pemerintahan. Belanja modal perusahaan berkisar Rp 50 miliar- Rp 80 miliar per tahun. Alokasi terbesar yakni 90% untuk pengembangan dan penguatan skill sumber daya manusia (SDM).
 
Senior Director Anabatic Technologies Adriansyah Adnan mengungkapkan, perusahaan berencana mengakuisisi dua perusahaan  dari bidang system integrator dan business processing outsourcing (BPO).  

"Kami ingin ekspansi  ke pasar ekonomi Asia Tenggara secara bertahap untuk meningkatkan nilai bisnis dan tantangan pada 2015," katanya.

Sekadar diketahui, pada tahun ini nilai pasar Teknologi Informasi sendiri di Indonesia diperkirakan berkisar US$ 16 miliar.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year