telkomsel halo

Smartfren: Konsolidasi di CDMA Tergantung Kesamaan Visi

8:51:22 | 29 May 2013
Smartfren: Konsolidasi di CDMA Tergantung Kesamaan Visi
Merza Fachys (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menegaskan konsolidasi antar pemain berbasis teknologi  Code Division Multiple Access (CDMA) di frekuensi 850 MHz bergantung kepada kesamaan visi terhadap teknologi yang ada.

“Konsolidasi tergantung pada niat, keikhlasan, dan kesamaan visi. Bukan bergantung pada satu atau dua pemain,” tegas CTO Smartfren Merza Fachys kala berbincang santai dengan IndoTelko, kemarin.

Menurutnya, jika empat pemain di frekuensi 850 MHz mempunyai visi yang sama tentang teknologi CDMA yang masih beroperasi sekarang dan melihat akan datangnya Long Term Evolution (LTE) dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang dimana membutuhkan spektrum lebih lebar dari yang dimiliki masing-masing sekarang, bisa saja konsolidasi terjadi.

Saat ini pemain berbasis CDMA di 850 MHz adalah  Indosat dengan merek StarOne,  Telkom dengan merek Flexi,  PT Mobile-8 Telecom yang menjadi bagian dari Smartfren, dan Bakrie Telecom dengan merek Esia.  

“Kita bicara tataran konsolidasi itu di frekuensi, bukan korporasi. Ini dua hal yang berbeda. Jangan status tercatat di bursa menjadi masalah kalau visi pengembangan teknologi sudah sama,” tandasnya.
 
Sebelumnya, President Director & CEO Indosat Alexander Rusli memprediksi jika di frekuensi 850 MHz terjadi konsolidasi maka bergantung kepada Smartfren dan Bakrie Telecom yang berstatus sebagai perusahaan terbuka.

“Kalau saya prediksi jika pemain di 850 MHz harus konsolidasi, itu bergantung kepada dua perusahaan yang sudah tercatat di bursa seperti FREN dan BTEL. Kalau di Indosat, StarOne itu kan unit bisnis, sama dengan Flexi di Telkom,” ungkap Alex.

Menurut Alex,  sebagai perusahaan yang sudah tercatat di papan bursa tentu tak mudah bagi kedua operator melakukan konsolidasi tanpa persetujuan dari investor.

Sementara Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kemenkominfo  Muhammad Budi Setiawan mengungkapkan, para pemain berbasis teknologi CDMA menyambut positif ide Mobile Virtual Network Operator (MVNO) yang digulirkan regulator untuk menjamin kelangsungan bisnisnya di era data.

“Ide pemerintah untuk pemain CDMA itu berkonsolidasi disambut positif. Kondisi sekarang pemain CDMA itu hidup susah, mati segan. Jika konsolidasi dan jalankan konsep MVNO untuk Long Term Evolution (LTE) lebih baik,” ungkapnya.

Konsep MVNO yang digulirkan pemerintah yakni dimana semua pemain CDMA mengembalikan dulu frekuensi ke pemerintah. Setelah itu, para pemian mendirikan konsorsium untuk mengelola frekuensi yang telah dikonsolidasikan.  Berikutnya, masing-masing merek dagang yang ada bisa menyewa kapasitas ke konsorsium untuk berjualan akses.

Hasil konsolidasi terdapat pita frekuensi selebar 20 MHz yang lumayan ideal untuk TDD LTE.Kapasitas 20 MHz diyakini bisa memberikan kecepatan akses data mencapai 200  Mbps. Sedangkan jika hanya 5 MHz, maka kecepatan akses data tinggal 40 Mbps saja.(ct)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year