telkomsel halo

Huawei Gelontorkan Investasi Rp 1,12 triliun di Selandia Baru

11:21:41 | 11 May 2013
Huawei Gelontorkan Investasi Rp 1,12 triliun di Selandia Baru
Ren Zhengfei (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Huawei menginformasikan telah menggelontorkan investasi sekitar NZS 139 juta atau setara Rp 1,12 triliun di Selandia Baru selama tiga tahun terakhir untuk mengembangkan usaha dan ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

CEO dan pendiri Huawei Ren Zhengfei  mengungkapkan Huawei telah menciptakan berbagai lapangan kerja lokal sejak pertama kali membangun perusahaan di Selandia Baru pada tahun 2005.  

“Saat ini Huawei mempekerjakan 120 orang  dimana  90% merupakan karyawan lokal. Kami bermaksud mempekerjakan lebih banyak staf dan meningkatkan investasi di Selandia Baru, dan tumbuh bersama-sama,” jelasnya melalui rilis yang dikirim kemarin.

Menurutnya, Selandia Baru merupakan salah satu pasar strategis terpenting Huawei, apalagi perseroan  telah dipilih untuk membantu membangun jaringan 4G/LTE dan Ultra-Fast Broadband (UFB) belum lama ini.

“April lalu Huawei terpilih untuk membangun jaringan 4G/LTE Telecom New Zealand, yang diharapkan terlaksana pada bulan Oktober 2013. Kontrak tersebut menyatakan pemilihan Huawei pada tahun 2011/2012 sebagai pemasok inti untuk prakarsa UFB Selandia Baru. Huawei juga berfungsi sebagai pemasok utama bagi operator telekomunikasi terkemuka lainnya di Selandia Baru,” jelasnya.

Isu Keamanan
Pada kesempatan sama,  Ren menyoroti pentingnya menjawab salah satu tantangan utama yang datang dengan penyebaran pita lebar, baik di Selandia Baru maupun global, yaitu keamanan dunia maya. "Kita harus memastikan jaringan yang tetap stabil dalam berbagai jenis keadaan, terutama ketika gempa bumi, tsunami, dan keadaan darurat lainnya. Ini adalah tanggung jawab sosial utama dari penyedia jaringan infrastruktur. Sebagai perusahaan global terkemuka, Huawei menekankan pentingnya keamanan dunia maya," tegas Ren.

Masih menurutnya, keamanan dunia maya merupakan tantangan penting yang dihadapi industri kami secara global hari ini. Pemecahan tantangan ini harus melibatkan pemerintah, operator telekomunikasi, perusahaan TIK, termasuk Huawei  dengan bahu membahu mengambil berbagai pendekatan terpadu, bertujuan-solusi, serta aneka-pihak guna mengurangi risiko.

Huawei mendorong pendekatan yang terbuka, transparan dan terpadu untuk mengarahkan peningkatan standar pada keamanan dunia maya.
Ketika menghadapi tantangan mengenai keamanan jaringan Amerika Serikat, Ren menegaskan, hampir tidak ada peralatan Huawei yang terdapat di dalam jaringan yang sedang berjalan di Amerika.

“Kami tidak pernah menjual peralatan inti kepada operator besar Amerika ataupun instansi pemerintah Amerika. Huawei tidak memiliki hubungan dengan masalah keamanan dunia maya yang dialami Amerika di masa lalu, sekarang dan masa depan,” tegasnya.

Sekadar diketahui, Huawei di Amerika Serikat diguncang isu tak sedap terkait masalah keamanan seiring keluarnya hasil penyelidikan oleh komite Intelijen Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Di negara lain seperti Indonesia dan Swiss, Huawei diterpa isu masalah ketenagakerjaan. Ketua Serikat Pekerja Huawei Tech Investment (Sehati), Heru Waskito Krisnamurti kala aksi demo pada November 2012 mengungkapkan, dari 4.000 karyawan Huawei se-Indonesia, ada 1.300 pekerja asing dimana 1.000 di antaranya adalah TKA ilegal dari China.  

Beberapa waktu lalu kantor Huawei di Surabaya digeruduk Imigrasi Indonesia dan mengangkut sejumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang diduga tak lengkap surat-suratnya.
 
Beberapa hari lalu, kantor Huawei di Swiss didatangi pihak kepolisian dan berujung pada sembilan orang karyawan diamankan. Kepolisian Swiss mengklaim, karyawan Huawei terpaksa ditangkap karena melanggar aturan imigrasi.

Diduga, beberapa staf dengan visa untuk kunjungan wisata, menggunakannya untuk bekerja di Swiss. Adanya penangkapan ini menjadikan kerjasama Huawei dengan Swisscomm menjadi terancam.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year