telkomsel halo

Indosat Gandeng Orbital Sciences Siapkan Satelit Palapa-E

13:38:08 | 05 May 2013
Indosat Gandeng Orbital Sciences Siapkan Satelit Palapa-E
Alexander Rusli (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) –  PT Indosat Tbk (Indosat)  menggandeng Orbital Sciences Corporation dari Amerika Serikat, untuk proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E pada 2016 nanti.

President Director & CEO Indosat Alexander Rusli dalam rilisnya menyatakan satelip Palapa- E nantinya akan mengorbit di slot 150.5° Bujur Timur (BT) di tahun 2016.

“Bisnis sewa transponder satelit terus tumbuh karena itu kita akan isi slot tersebut,” jelasnya.

Dikatakannya, rencana peluncuran satelit yang akan ditempatkan di slot orbit 150.5° BT juga  untuk melayani keberlangsungan kebutuhan masyarakat atas layanan telekomunikasi serta mendukung pemerintah dalam mempertahankan aset negara Republik Indonesia terkait slot orbit 150.5° BT.

“Indosat telah berpengalaman menyediakan  layanan telekomunikasi melalui jaringan satelit  sejak tahun 1967 dan saat ini jaringan satelit Indosat telah mencakup wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia,” katanya.

Saat ini Indosat mengoperasikan Satelit Palapa-C2 di slot 150.5° BT dan Satelit Palapa-D di slot 113° BT melalui stasiun buminya di Jatiluhur, Jawa Barat.
Satelit Palapa-C2 yang diluncurkan tahun 1996.  Sementara itu satelit PALAPA-D yang menempati slot 113° BT, diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 dari Xichang, China.

“Kami siap mendukung Indosat sebagai pelanggan kami, dalam proyek yang penting bagi Indonesia ini. Kami yakin bahwa satelit GEOStar-2 dari  Orbital adalah solusi yang optimal guna memenuhi kebutuhan satelit Indosat,” kata Executive Vice President and General Manager, Satellites and Space Systems Group, Orbital Sciences Corporation. Mike Larkin.  

Satelit Palapa -E, akan memiliki kapasitas yang terdiri dari  transponder  C-band standard & extended serta transponder Ku-band (opsional). Satelit tersebut nantinya akan melayani   wilayah Indonesia, ASEAN dan Regional Asia Pasifik. Satelit ini juga akan menjadi bagian dari jaringan backbone untuk mendukung seluruh layanan Indosat, baik layanan seluler, telekomunikasi tetap, maupun data tetap.

Layanan Satelit yang disediakan Indosat antara lain adalah Transponder Lease sebagai basic service untuk memenuhi kebutuhan konektifitas korporasi dan pemerintahan  (seperti untuk jaringan e-KTP, ISP, dan lain-lain melalui jaringan VSAT), serta DigiBouquet dan Telecast Service untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan  broadcasting.

Satelit Palapa-D di lokasi orbit 113° BT telah menyiarkan 55 channel TV dan 5 channel radio free-to-air (tidak berbayar) dari dalam maupun luar negeri termasuk di dalamnya sebagian besar TV-TV nasional dan dinikmati oleh sekitar 15 juta pesawat penerima (TVRO) di wilayah Indonesia. Satelit ini  juga menjadi andalan  sarana penyiaran bagi 3 operator TV berbayar nasional dengan jumlah total channel berbayar sebanyak 200 channel.

Sempat Hilang  
Slot orbit 150,5 BT sendiri menyimpan cerita kelam dimana pada 2007 sempat  “hilang”. Ceritanya pada 2007 lalu  Indonesia divonis kehilangan slot orbit satelit 150,5 derajat BT oleh  International Telecommunication Union (ITU).

Semula pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan slot satelit tersebut  kepada PT Satelindo yang kemudian bergabung ke Indosat. Berdasarkan data Ditjen Postel, slot tersebut sebenarnya telah berakhir pada 2005 lalu. Namun karena adanya komitmen Indosat untuk mengisi slot sebelum 2009, maka Indonesia tetap memiliki slot 150,5  derajat BT.

ITU sendiri telah menginformasikan pada Februari 2005 slot tersebut bisa lepas dari Indonesia. Pemerintah Indonesia pun diberikan peluang memperpanjang hingga Agustus 2005. Sayangnya, kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan, hingga akhirnya tiga tahun lalu jagat telekomunikasi heboh dengan berita lepasnya slot orbit 150,5 derajat BT.

Untunglah, berkat keuletan melakukan negosiasi, slot tersebut tidak jadi lepas. Belajar dari kesalahan tersebut, pemerintah menyatakan slot orbit 150,5 derajat BT dikelola secara konsorsium oleh Telkom dan Indosat melalui surat yang diterbitkan pada Maret 2009.

Telkom dan Indosat pada 2010 menandatangani Memorandum of Understanding (MoU)  disaksikan Menkominfo Tifatul Sembiring guna menggarap bersama  slot 150,5 derajat BT.

Diperkirakan, jika MoU itu berjalan lancar, dibutuhkan  investasi sekitar US$  200 juta untuk 48 transponden.

Di tengah jalan, Telkom balik badan dan lebih fokus ke satelit Telkom-3. Namun, satelit milik Telkom ini gagal mencapai orbit tahun lalu.

Kabar beredar menyatakan balik badannya Telkom karena slot orbit yang akan digarap itu dianggap tidak seksi mengingat lebih cocok untuk C-Band. Sedangkan operator televisi berbayar di Indonesia banyak menggunakan Ku-Band.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year