Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) ternyata serius dalam menggarap konsolidasi antara PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan PT Len Industri (LEN) dalam rangka program perampingan BUMN.
Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Strategis dan Manufaktur Dwijanti mengungkapkan, dalam beberapa hari ke depan proposal untuk konsolidasi antara kedua BUMN akan selesai.
“Tadinya diharapkan 5 April sudah selesai kajian dan proposal sudha masuk dari keduanya. Tetapi kedua BUMN meminta waktu tambahan dua hingga tiga hari ke depan untuk mematangkan proposal,” ungkap Dwijanti melalui pesan singkatnya Minggu (7/4).
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan sendiri mengharapkan program perampingan bagi kedua BUMN di industri Teknologi Informasi (TI) ini bisa terealisasi pada tahun ini.
“Adanya konsolidasi perusahaan akan lebih ekonomis sehingga lebih berdaya saing. Nantinya LEN yang menjadi kepalanya. Tapi soal dirutnya yang mana, belum ditentukan," kata Dahlan.
INTI dan LEN adalah dua perusahaan yang sahamnnya dimiliki 100% negara. Pada tahun 2011, PT LEN mencatatkan laba sebesar Rp 40,8 miliar dan PT INTI Rp 10,43 miliar.
LEN banyak menguasai bisnis proyek persinyalan, terutama untuk perkeretaapian. Sedangkan Inti belum lama ini memenangkan tender pemasangan Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) untuk pengendalian Baham Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di setiap SPBU dan kendaraan khususnya mobil dinas yang dilakukan oleh Pertamina.
SMP ini nantinya akan berfungsi untuk mendata seluruh penyaluran BBM subsidi yang disalurkan oleh Pertamina. Setiap liter yang keluar dari nozel akan terdata berapa jumlahnya, berapa kendaraan, berapa total volume. SMP akan diimplementasikan pada Juli nanti.
Dalam lelang tersebut Inti mengalahkan PT Sucofindo, PT LEN, dan Telkom. Biaya SMP dengan harga penawaran INTI menjadi Rp 828 miliar atau Rp4,14 triliun dalam lima tahun.
Melalui sistem tersebut, Pertamina memperkirakan dapat menekan kebocoran BBM subsidi hingga 1,5 juta kiloliter atau berhemat senilai Rp7,5 triliun
Tak hanya itu, Inti juga akan digandeng PLN mendukung ekspansinya di Myanmar. Selain di Myanmar, negara lain yang dibidik Inti adalah Irak, Kazakhstan dan Tunisia. Namun di negara tersebut, Inti akan banyak bermain di jaringan dan infrastruktur telekomunikasi.(ak)