telkomsel halo

Tren Industri

Pulsa Sebagai Alat Bayar Bisa Menjadi “Killer Apps”

17:36:59 | 19 Dec 2012
 Pulsa Sebagai Alat Bayar Bisa Menjadi “Killer Apps”
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (indotelko) – Pulsa sebagai alat pembayaran diprediksi akan menjadi senjata mematikan dari operator lokal untuk melawan kian mengguritanya pemain Over The Top (OTT) global di Indonesia.


OTT adalah pemain yang identik sebagai pengisi pipa data milik operator. Para pemain OTT ini dianggap sebagai bahaya laten bagi para operator karena tidak mengeluarkan investasi besar, tetapi mengeruk keuntungan di atas jaringan milik operator.

Pemain OTT  yang terkenal diantaranya Google, Microsoft, Apple, Yahoo, Facebook, Research In Motion, dan lainnya.

“Kita perlu menaikkan level of confidence dalam melawan serangan OTT.  Salah satu yang paling mudah adalah dukungan dari pemerintah menjadikan pulsa sebagai alat pembayaran,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) yang juga Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga kala memberikan paparan dalam seminar “OTT: Friend or Foe?” di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, menjadikan pulsa sebagai alat bayar bisa membuat pemerintah mendapatkan devisa bertambah, dan operator pun memiliki daya tawar lebih tinggi kala bernegosiasi. “Ini bisa dilakukan, tinggal ada payung regulasi. Kuncinya di pemerintah,” katanya.
 
Director & Chief Commercial Officer Indosat Erik Meijer mendukung aksi menjadikan pulsa sebagai alat pembayaran karena transaksi pembelian aplikasi dari OTT datangnya dari orang Indonesia. “JIka yang membeli orang Indonesia, wajar menggunakan alat bayar Indonesia. Selama ini transaksi yang jelas itu baru melalui kartu kredit dimana ada PPN,” katanya.

XL Memulai
Sementara itu, kabar gembira datang dari langkah XL yang menggandeng  Nokia Indonesia untuk bisa membeli aplikasi di Windows Store dengan hanya potong pulsa saja, tanpa registrasi terlebih dahulu.

"Layanan ini  pertama kalinya bukan hanya di Indonesia, namun juga di Asia pasifik, Nokia mengeluarkan kolaborasi di Windows Store dengan menggunakan potong pulsa," ungkap Marketing Director Nokia Indonesia Lukman Susetio.

Sistem potong pulsa melalui XL ini dapat dinikmati juga oleh pengguna Windows Phone 7.5 dan nantinya versi 7.8. Aplikasi di Windows Store sendiri sudah mencapai 120 ribu.

Director Technolgy, Content, and New Bussines XL Dian Siswarini mengatakan adanya layanan ini menjadikan pelanggan semakin   mudah untuk membeli aplikasi, khususnya di emerging market seperti Indonesia.

Menurut  GM Content dan Application Technology, dan New Bussines XL Revie Sylviana, sistem potong pulsa seperti ini sangat membantu pengguna smartphone yang tidak mempunyai kartu kredit.
   
"Karena tak bisa dipungkiri penetrasi mobile di Indonesia yang mencapai 100%, penetrasi kartu kreditnya hanya 6%," ungkapnya.
 
VP Digital Services XL Axiata Joedi Wisuda menambahkan, langkah menggandeng OTT harus dilakukan XL karena bisa menekan tingkat pindah layanan dari pelanggan.
 
"Sekarang yang menjadi OTT tidak hanya pemain aplikasi, tetapi penyedia perangkat juga bermain di OTT seperti Nokia. Tanpa OTT, churn rate pelanggan data kami 22,5%. Sementara dengan menawarkan layanan OTT, churn rate pelanggan data jadi cuma 4%. Karena itu semua harus digandeng," katanya.
 
Saat ini XL memiliki pelanggan data sekitar 25 juta dari 42,3 juta pelanggan seluler yang dilayani hingga September 2012. Sementara pelanggan yang menggunakan smartphone berkisar 6 juta atau 14% dari total pelanggan.

Sebelumnya, International Data Corporation (IDC) Indonesia memprediksi persaingan pangsa pasar tiga sistem operasi ponsel pintar di Indonesia akan semakin ketat seiring munculnya tiga sistem operasi baru yakni  Blackberry 10, Android 4.2, dan Windows Phone 8.

IDC memprediksi pangsa pasar ponsel pintar tahun depan masih akan didominasi Android sebesar 53% . Hal ini berarti turun dari 2012 sebesar 56%. Sedangkan BlackBerry memiliki  35%  pangsa pasar atau  turun dari 2012 yang sebesar 37%.  

Penurunan itu diperkirakan karena manuver Windows Phone yang akan mencuri pangsa pasar sebesar 9%. Naik dari angka 2%  pada 2012.  

Sementara itu, pangsa pasar sistem operasi iOS Apple justru bertahan pada 3 persen ketika ponsel bersistem operasi Symbian sudah tidak mempunyai pangsa pasar lagi pada 2013. (id)
 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year