JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin global dalam pembayaran digital, Visa baru-baru ini mengumumkan langkah besar dalam memperluas Visa Intelligent Commerce di kawasan Asia Pasifik.
Inisiatif ini mempercepat transisi pada wilayah Asia Pasifik menuju era baru perdagangan berbasis agen AI di mana agen pintar dapat berbelanja dan melakukan pembayaran atas nama konsumen. Ekspansi ini memperkuat strategi Visa dalam agentic commerce dengan memperkenalkan protokol keamanan baru dan program uji coba yang siap dikembangkan dari kemitraan dan inisiatif sebelumnya.
Visa Intelligent Commerce adalah rangkaian lengkap API terintegrasi dan program mitra yang memanfaatkan infrastruktur aman milik Visa. Solusi ini memungkinkan pembayaran yang aman, transparan, dan berbasis persetujuan oleh agen AI atas nama konsumen. Dengan fitur seperti tokenisasi, autentikasi, instruksi pembayaran, dan sinyal transaksi, agen AI dapat beroperasi secara transparan dan aman—memberikan kepercayaan penuh kepada konsumen dalam berinteraksi dengan sistem perdagangan berbasis AI.
Selama setahun terakhir, lalu lintas berbasis AI ke situs ritel meningkat lebih dari 4.700%, dan 85% pembeli yang menggunakan AI menyatakan pengalaman belanja mereka menjadi lebih baik. Kini, Visa terus memperkuat infrastruktur, standar, dan kapabilitasnya untuk mendukung perdagangan berbasis AI, membuka peluang baru bagi konsumen di seluruh Asia Pasifik.
Nantinya, agen AI yang terintegrasi dalam platform yang sudah dikenal akan dapat bertransaksi menggunakan 4,8 miliar kredensial Visa di jutaan merchant di seluruh dunia. Artinya, konsumen cukup memberi instruksi kepada agen AI mereka untuk memesan tiket perjalanan atau bioskop, dan seluruh transaksi akan dilakukan secara aman—pengalaman mulus yang didukung oleh jaringan dan sistem perlindungan Visa.
Trusted Agent Protocol adalah pilar utama dari Visa Intelligent Commerce. Ini adalah kerangka kerja berbasis ekosistem yang dirancang untuk memberikan rasa aman bagi merchant di tengah pertumbuhan lalu lintas online dari agen AI. Protokol ini memungkinkan merchant mengenali dan memverifikasi agen AI yang memiliki niat transaksi yang sah, serta membedakan antara agen yang terpercaya dan bot jahat.
Dengan menggunakan tanda tangan kriptografi khusus agen, protokol ini memastikan transaksi yang aman dan terverifikasi, serta menjaga hubungan antara merchant dan konsumen tetap transparan. Yang terpenting, Trusted Agent Protocol dirancang sebagai solusi open-source dengan kode rendah, sehingga mudah diintegrasikan tanpa perlu merombak sistem yang sudah ada.
Head of Product and Solutions Asia Pasifik Visa, T.R. Ramachandran mengatakan, perdagangan agentik sedang mengubah struktur dasar transaksi pembayaran online, yang membutuhkan ekosistem terpadu untuk membuka potensi penuhnya. “Dengan Visa Intelligent Commerce dan pilar utamanya, Trusted Agent Protocol, Visa menghubungkan konsumen, agen AI, dan pedagang melalui solusi yang aman dan dapat diskalakan. Ini memastikan setiap interaksi diverifikasi dan transparan, memberdayakan semua pihak dalam transaksi untuk menyambut masa depan ini dengan penuh keyakinan,” jelasnya.
Visa terus memperluas kolaborasi dengan para pemain besar di bidang AI, teknologi, dan pembayaran seperti Ant International, LG Uplus, Microsoft, Perplexity, Stripe, dan Tencent. Kemitraan ini mencerminkan visi Visa untuk membangun ekosistem yang saling terhubung, di mana agen AI dan sistem pembayaran bekerja sama menciptakan pengalaman belanja yang cerdas dan terpercaya.
Visa berencana meluncurkan uji coba Visa Intelligent Commerce di berbagai negara Asia Pasifik seiring kesiapan regulasi dan ekosistem, yang ditargetkan mulai awal 2026. Ini menunjukkan komitmen Visa untuk terus berinovasi bersama mitra jaringan dan pelaku ekosistem AI demi menghadirkan pengalaman belanja masa depan yang lebih canggih dan aman bagi konsumen generasi AI. (mas)