69% dari pekerja (73% di Asia Pasifik) melaporkan tentang kurangnya staf yang memiliki kualifikasi di gudang dan mengkhawatirkan keletihan dan kelelahan fisik (69% secara global, 76% di Asia Pasifik).
Para pemimpin perusahaan pergudangan mengakui bahwa mereka merasa tertantang untuk mempertahankan rasio pemenuhan (fill rate) (51% secara global, 45% di Asia Pasifik) dan menyiapkan pesanan (47% global, 51% di Asia Pasifik) yang diuraikan dalam service level agreements (SLAs) mereka, dengan akurasi pesanan (41% secara global, 43% di Asia Pasifik) dan proses pengiriman (41% secara global, 40% di Asia Pasifik) yang disebutkan sebagai dua tantangan operasional teratas dalam studi Zebra ini.
Meningkatnya aktivitas e-commerce juga membuat “pengiriman yang lebih cepat ke pelanggan akhir” (37% secara global, 36% di Asia Pasifik) menjadi tantangan terbesar bagi tim gudang, bahkan ketika penggunaan teknologi terus meningkat.
Mengingat adanya perbedaan antara ekspektasi yang semakin besar dari para pelanggan dengan keterbatasan kapasitas operator gudang untuk menambah karyawan baru, pekerja gudang mengatakan pentingnya memanfaatkan robot yang membantu pekerjaan manusia di area-area sulit dan berbahaya atau robot kolaboratif (88% secara global, 91% di Asia Pasifik), perangkat mobile yang ergonomis (88% secara global, 90% di Asia Pasifik), aplikasi komunikasi (87% global, 90% di Asia Pasifik), dan task management tools (91% global, 94% di Asia Pasifik) untuk memecahkan masalah-masalah di tempat kerja.
Lebih dari sembilan dari 10 pekerja (93% global, 92% di Asia Pasifik) juga percaya bahwa semakin tersedianya teknologi otomatisasi dan mobile akan membantu menarik dan mempertahankan para pekerja gudang, terutama saat mereka merasa lebih dihargai (89% secara global, 90% di Asia Pasifik), oleh perusahaan, saat mereka dilengkapi dengan tool teknologi dan otomatisasi yang dirancang untuk membantu mereka.
Menurut Country Lead Indonesia Zebra Technologies, Eric Ananda, dengan sektor transportasi dan pergudangan Indonesia yang tumbuh 8,69% pada 2024 dan diprediksi tumbuh 12,53% pada 2025, ini adalah sinyal yang jelas untuk meningkatkan solusi pergudangan, ketika para pekerja menyerukan bagaimana kehidupan mereka akan lebih baik jika perusahaan dengan cermat mengintegrasikan lebih banyak solusi otomatisasi ke dalam alur kerja mereka.
“Mengotomatiskan pergerakan material, pengumpulan data, dan pengelolaan informasi adalah hasil yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Dengan produk-produk seperti Zebra Dimensioning Mobile Parcel 2.0, ET60W/ET65W Rugged Enterprise Tablets, MC3400/MC3450, MC9400/MC9450 Mobile Computer, dan FXR90 RFID Readers, solusi-solusi ini didesain untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan keselamatan, dan menyediakan integrasi yang mulus," jelasnya.
Dikatakannya, dengan membuat gudang yang sibuk menjadi tempat kerja yang lebih aman, tim dapat lebih efektif memenuhi SLA dan mempertahankan pasokan barang berkualitas yang stabil dan dapat diandalkan ke pasar, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan engagement para pekerja.
Para pemimpin perusahaan pergudangan percaya bahwa dampak terbesar dari aplikasi AI berbasis perangkat mobile akan berpusat pada keselamatan pekerja, kontrol kualitas, dan manajemen inventory. Sementara 79% mengatakan bahwa AI akan berdampak positif terhadap kemampuan mereka untuk mendeteksi potensi bahaya dan mengeluarkan peringatan untuk pencegahan, 78% menganggap bahwa AI akan berdampak pada kemampuan mereka untuk mendeteksi masalah atau anomali dengan menggunakan AI sentimen ini juga digaungkan oleh masing-masing 82% dan 81% pemimpin perusahaan pergudangan di Asia Pasifik.
Selain itu, 77% (78% di Asia Pasifik) merasa bahwa aplikasi AI akan berdampak pada kemampuan mereka untuk memperkirakan kebutuhan, memastikan stok barang tetap stabil dan sesuai kebutuhan, dan memaksimalkan ruang dengan menggunakan aplikasi AI.
Banyak pemimpin perusahaan pergudangan global yang berencana untuk menambah/mengotomatisasi, atau sudah melakukan hal tersebut, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk mengurangi kesalahan (71%) dan memenuhi SLA (70%). Mereka berharap otomatisasi akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja (54% secara global, 56% di Asia Pasifik) serta mengurangi kesalahan pemesanan dan pengambilan barang secara manual (54% secara global, 56% di Asia Pasifik).
Selain itu, 82% pemimpin perusahaan pergudangan (84% di Asia Pasifik) setuju bahwa memberikan lebih banyak toolteknologi kepada pekerja gudang akan membantu mereka melampaui target produksi, sekaligus mengurangi kelelahan fisik dan mencegah terjadinya cedera. Sebanyak 81% pemimpin tersebut juga mengakui bahwa otomatisasi meningkatkan semangat kerja, sebagaimana yang diakui pula oleh 80% pemimpin di Asia Pasifik.
Akhirnya, para pemimpin perusahaan pergudangan mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam jaringan rantai pasokan mereka adalah “berinovasi dengan teknologi dan otomatisasi cerdas” dan “memenuhi ekspektasi layanan pelanggan yang terus berubah.” Akan tetapi, hal terakhir ini tidak akan terbukti mungkin sampai para pemimpin perusahaan pergudangan menemukan jalan kemajuan dengan teknologi.
Dikatakan APAC Vertical Solutions Lead for Manufacturing and Singapore ZEC, Zebra Technologies Asia Pacific, Aik Jin Tan, para pekerja di lini terdepan seringkali dibebani dengan tugas-tugas, termasuk hal-hal yang tidak mereka sukai di gudang, yang bisa dan harus diotomatisasi saat ini.
“Untuk melakukan akselerasi menuju masa depan yang lebih cerdas yang mendorong agar bisnis pergudangan bisa langgeng, sangat penting bagi para pemimpin perusahaan pergudangan untuk secara aktif melakukan digitalisasi, mengotomatisasi, dan meningkatkan kecerdasan, untuk mendukung operasional di garis terdepanmereka. Di Zebra, kami sangat bersemangat untuk memimpin dalam hal tersebut,” jelasnya.
Berikut temuan penting di regional yang perlu diketahui :
Asia Pasifik
SLA yang tidak tercapai adalah beban keuangan yang sangat besar untuk 88% para pembuat keputusan (83% secara global), menegaskan kebutuhan untuk dengan cepat mengatasi masalah inefisiensi.
Eropa
Keselamatan tempat kerja tetap menjadi perhatian, di mana 73% pekerja (70% secara global, 72% di Asia Pasifik) mengkhawatirkan cedera di lantai gudang.
Amerika Latin
70% dari pembuat keputusan (71% secara global, 70% di Asia Pasifik) yang berencana untuk mengubah/mengotomatisasi atau yang sudah melakukannya, mengatakan bahwa pendorong terbesar untuk melakukan otomatisasi adalah kebutuhan untuk mengurangi kesalahan.
Amerika Utara
88% dari pembuat keputusan (84% secara global, 83% di Asia Pasifik) setuju bahwa mengadopsi teknologi baru sangat penting untuk tetap kompetitif dalam situasi perekonomian yang bergerak cepat dan berdasarkan permintaan. (mas)