Harbak Postel ke-78 dimeriahkan dengan Turnamen Futsal Piala Bergilir Menkominfo

Direktur Human Capital Management (HCM) Telkom Afriwandi melakukan tendangan penalti ke gawang yang dijaga Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo (Dirjen PPI) Wayan Toni Supriyanto sebagai tanda dibukanya Turnamen Futsal ke-14 Piala Bergilir Menkominfo dalam rangka Harbak Postel ke-78

JAKARTA (IndoTelko) - Turnamen Futsal Piala Bergilir Menkominfo kembali digelar untuk memeriahkan Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi (Harbak Postel) ke-78 pada Sabtu (9/9).

Turnamen yang telah berusia 14 tahun ini menjadi ajang bergengsi sebagai bagian dari rangkaian memperingati Harbak Postel jelang puncak peringatan pada 27 September mendatang.

Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) yang didapuk sebagai ketua panitia peringatan Harbak Postel ke-78, Muhammad Arif mengungkapkan menjelang hari puncak peringatan pada 27 September mendatang sudah banyak rangkaian acara yang digelar.

“Ada kegiatan donor darah, Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS), dan lainnya. Nanti puncak peringatan di Bandung kita Upacara Bersama tanggal 27 September. Mari kita jadikan semangat Hari Bhakti Postel sebagai momentum menjaga kebersamaan,” katanya.

Sementara Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo (Dirjen PPI) Wayan Toni Supriyanto mengatakan tanggal 27 September memiliki arti penting bagi insan pos dan telekomunikasi sebagai pengingat jasa para pahalawan di sektor pos dan telegram ketika melawan penjajah.

“Sejak aksi para pahlawan melawan penjajah itu hingga saat ini, sektor industri postel terus melaju dan menjadi salah satu pilar pembangunan. Pada triwulan I 2023 sektor ini tumbuh 7,16% secara tahunan. Ini tentu menjadi sinyal positif bagi kita semua untuk mewujudkan inklusifitas digital,” katanya.

Diungkapkannya, tema Harbak Postel ke-78 adalah KolaborAksi Digital untuk Indonesia Maju. “Futsal mencerminkan tema yang dipilih dimana olahraga ini bukan hanya tentang pertandingan, tetapi bagaimana terus bergerak dan berkolaborasi dalam setiap momen. Futsal adalah olahraga yang membutuhkan kerjasama tim, adapatif, kolaborasi, dan kecepatan sebagi tim. Saya harapkan ini bisa sebagai wadah mempererat silahturahim, sportivitas, dan kolaboraksi, antar insan postel guna bersama-sama mewujudkan inklusifitas digital,” jelasnya.

Sementara Ketua Pelaksana Turnamen Futsal Piala Bergilir Menkominfo Setia Gunawan dari IndoTelko mengungkapkan dalam gelaran ke-14 ini, ada 10 peserta yang ikut bertanding.

“Terima kasih atas kepercayaannya menjadikan IndoTelko sebagai pelaksana Turnamen Futsal ini. Ide turnamen ini memang dicetuskan untuk menjadi cara kita menjalin silaturahmi sembari berolahraga antar insan postel,” katanya.

Pembukaan Turnamen Futsal ke-14 Piala Bergilir Menkominfo kali ini dibuka dengan pertandingan eksibisi antara wartawan melawan para eksekutif operator bersama Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Hari Bhakti Postel diperingati setiap tahunnya pada tanggal 27 September oleh Komunitas Komunikasi dan Informatika yang terdiri dari beberapa lembaga pemerintah, penyelenggara layanan telekomunikasi, media, dan pegiat telekomunikasi lainnya sebagai peringatan peristiwa bersejarah pengambilalihan Jawatan PTT secara historis dari kekuasaan Jepang oleh Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon di Bandung pada tanggal 27 September 1945.

Kejadian berawal ketika ada keresahan dari putra-putri Angkata Muda Pos Telegrap dan Telepon, atau dikenal dengan AMPTT, yang merasa bahwa kantor Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon yang masih dikuasai Jepang harus segera diambil alih.

AMPTT mengadakan pertemuan pada tanggal 3 September 1945 untuk menyusun strategi perebutan kantor PTT Jepang. Hasilnya adalah bahwa kantor PTT Jepang harus sudah berbendera Indonesia selambat-lambatnya akhir September 1945.

Awalnya pimpinan PTT Jepang mengisyaratkan bahwa penyerahan PTT harus dilakukan oleh Sekutu. Namun AMPTT tidak menyerah, dan mengajukan perundingan. Tanggal 23 September 1945, perundingan pertama dilakukan namun menemui jalan buntu.

Perundingan kembali terjadi sehari setelahnya, namun tak juga menemui hasil sepakat. Akhirnya pada tanggal 26 September 1945, Soetoko, selaku penggerak AMPTT, melakukan koordinasi dengan pemuda dan pemudi dari berbagai golongan untuk menyerang kantor PTT Jepang. Mas Soeharto, yang berposisi sebagai yang dituakan menyetujui hal ini.

Penyerbuan dilakukan pada tanggal 27 September 1945, dan petugas PTT Jepang menyerah tanpa perlawanan. Mereka kemudian menyerahkan kantor PTT tersebut pada AMPTT, yang kemudian dilanjutkan dengan pemutaran lagu Indonesia Raya.

Peristiwa penyerbuan ini yang kemudian jadi dasar peringatan dan sejarah Hari Bhakti Postel 27 September.(wn)